eQuator.co.id – Sanggau-RK. Untuk menghayati semangat atau spirit para pemuda dan pemudi yang melahirkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, para siswa-siswi dan guru SMP Negeri 3 Kabupaten Sanggau mengenakan pakaian pemuda dan pemudi tempo doeloe.
“Kegiatan ini untuk kebersamaan anak didik kita serta mengingatkan spirit dari pemuda dan pemudi terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” kata Asian SPd, Kepala SMP Negeri 3 Sanggau ketika Rangkaian Lomba dalam Memperingati Hari Sumpah Pemuda di halaman SMP Negeri 3 Sanggau, Jumat (28/10).
Dalam mengikuti lomba yang berlangsung selama dua hari ini, kata Asian, semua siswa diharuskan mengenakan pakaian tempo doeloe. Tentunya hal ini akan mengingatkan atau merasakan kepada mereka betapa susahnya perjuangan pemuda dan pemudi zaman dulu dalam melawan penjajah.
Sementara itu, Pembina OSIS SMP Negeri 3 Sanggau, Paulus Kimbun SPd mengungkapkan, Lomba untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober ini bertemakan “Dengan Semangat Sumpah Pemuda Kita Mengajak Pelajar Berpikir Cepat, Kreatif, dan Berkarakter dalam Meraih Cita-cita”.
“Peringatan ini untuk meningkatkan semangat pelajar dalam meraih prestasi , menumbuhkembangkan disiplin dan berpikir, meningkatkan kreativitas dan kreasi, serta menghargai dan meneladani jasa-jasa pahlawan terdahulu yang telah berjuang,” papar kimbun.
Di tempat yang sama, Ketua Lomba Sumpah Pemuda, Amalia Ananta mengungkapkan, terdapat beberapa lomba yang pesertanya mengenakan pakaian Tempo Doeloe ini, di antaranya Lomba Upacara Pengibaran Bendera, Ikrar Sumpah Pemuda, serta Lomba Busana Pemuda Pemudi Tempo Dulu.
“Dalam lomba upacara bendera yang kita nilai gerak langkah pengerek bendera, kekompakan paduan suara, ketepatan lagu dengan bendera. Sedangkan lomba ikrar penilainya meliputi tingkat menghafal teks, inotasi suara dan sikap,” jelas Amalia.
Sementara untuk Lomba Busana Pemuda Pemudi Tempo Dulu, pesertanya terdiri atas dua orang perwakilan masing-masing kelas putra dan putrid. “Setiap peserta mengenakan busana seperti yang digunakan pemuda-pemudi pada saat pelaksanaan Sumpah Pemuda atau busana pejuang pada 1945,” tutup Amalia. (cok)