SMA Negeri 1 Putussibau Jadi Sekolah Rujukan

TERTARIK. Bupati Kapuas Hulu AM Nasir mengangkat kerajinan berbahan baku rotan. Ia namapk begitu tertarik dengan buah karya siswa SMA Negeri 1 Putussibau yang dipajang di stand Pameran SMA Rujukan, Senin (21/11). Andreas-RK.

eQuator.co.id – PutussibauRK. SMA Negeri 1 Putussibau terpilih menjadi Sekolah Rujukan. Sekaligus mewakili Kabupaten Kapuas Hulu menjadi salah satu dari 15 Sekolah Rujukan  di Kalbar.

“Ditetapkan menjadi Sekolah Rujukan karena mampu memenuhi SNP (Standar Nasional Pendidikan) seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,” jelas Katharina, Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum SMA, SMK dan Perguruan Tinggi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalbar, saat Pembukaan Pameran SMA Rujukan di SMA Negeri 1 Putussibau, Senin (21/11).

Di Kalbar, ungkap Katharina, baru 15 Sekolah Rujukan, yakni satu kabupaten satu SMA yang diusulkan sebagai pelaksana SMA Rujukan. Kecuali Kota Pontianak dua Sekolah Rujukan.

“Kabupaten/kota yang menilai jika sekolah itu layak diusulkan sebagai Sekolah Rujukan. Diusulkan sejak akhir 2015 di tingkat Nasional melalui Direktorat Pembinaan SMA yang waktu itu juga mengundang Disdikbud Provinsi dan kabupaten/kota,” papar Katharina.

Setelah ditetapkan menjadi SMA Rujukan, sekolah tersebut akan mendapat pembinaan dari kabupaten hingga dan provinsi pada tahun depan.“Untuk sementara sampai 31 Desember 2016, memang kewenangan SMA sederajat masih di kabupaten/kota dalam hal pembinaan, kemudian oleh direktorat pembinaan sekolah di Jakarta,” beber Katharina.

Dia berharap, penunjukan SMA Rujukan ini dapat memacu sekolah lain untuk mampu memenuhi delapan SNP. “Tugas dari SMA Rujukan, selain membuat sekolahnya menjadi lebih baik dalam pelayanan, juga mampu mengimbaskan ke sekolah-sekolah terdekat, minimal sembilan sekolah,” papar Katharina.

Terkait upaya tersebut, Katharina mengharapkan peran serta masyarakat. “Kita melihat melihat selama ini, Undang-Undang menyatakan bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, tetapi juga orangtua,” tegasnya.

Ia mencontohkan, kegiatan Pameran SMA Rujukan yang terlaksana dengan baik di SMA Negeri 1 Putussibau. “Mereka tahu bahwa ada kolaborasi banyak pihak sehingga kegiatan seperti ini bisa terlaksana. Kalau mengharapkan sekolah pasti tidak cukup, kita inginkan kesadaran masyarakat untuk membantu,” papar Katharina.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kapuas Hulu AM Nasir SH mengapresiasi kerja keras pihak sekolah yang mampu menjadikan SMA Negeri 1 sebagai Sekolah Rujukan di Kapuas Hulu. “Ini sejarah, dari 15 sekolah rujukan di Kalbar, SMA Negeri 1 Putussibau mewakili Kapuas Hulu,” ungkapnya.

Nasir mengatakan, penetapan SMA Negeri 1 Putussibau sebagai Sekolah Rujukan, bukan rekayasa. Faktanya ini bisa memenuhi SNP yang ditetapkan Pemerintah Pusat sesuai Undang-Undang. “Seperti pameran produk kerajinan lokal dan bazar yang dibuat anak-anak SMA ini. Ini merupakan inovasi pelajar dan inisiasi para dewan guru,” katanya.

Dia yakin, ditetapkannya SMA Negeri 1 Putussibau sebagai Sekolah Rujukan ini berkat kerjasama Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Para Dewan Guru.

“Ini bukan perjuangan gampang, banyak hambatan untuk meraih yang namanya SMA Rujukan. Namun hari ini (kemarin, red) terbukti buah karya dari kerjasama yang dilakukan bapak ibu,” papar Bupati.

Dengan menjadi Sekolah Rujukan, SMA Negeri 1 Putussibau menjadi kebanggaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu. “Namun penunjukan ini tetap ada tanggungjawab yang harus diemban,” ingat Nasir.

Menurut Nasir, perjuangan belum selesai. Terutama terkait inovasi dan kreasi untuk membangun sekolah pada khususnya dan daerah pada umumnya. “Saya berharap, kreasi dan inovasi untuk meraih prestasi bukan berakhir di sini,” pintanya.

Kreasi yang dimaksudkan Nasir tersebut, seperti yang dilakukan SMA Negeri 1 Putussibau yang akan mengembangkan potensi kayu lokal endemik asli Kapuas Hulu, menjadi zat pewarna yang bernilai tinggi. “Artinya banyak yang bisa digali,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Putussibau Muhammad Djusanudin mengatakan, sebagai SMA Rujukan, tentunya harus memiliki progam unggulan. “Kali ini dipilih kerajinan anyaman berbahan baku rotan,” ungkapnya.

Tahun depan, tambah dia, SMA Negeri 1 Putussibau kembali mengembangkan zat pewarna alami dari salah satu pohon lokal endemik Kapuas Hulu. “Sekarang sudah kita tanam pohonnya. Pohon tersebut diolah menjadi pewarna berbentuk pasta dan bubuk,” tutup Djusanudin.

 

Laporan: Andreas

Editor: Mordiadi