Silo Buwono, Tak Mau Jadi Polisi Cengeng

Bertugas Puluhan Tahun di Perbatasan Indonesia-Malaysia

TAK MENGELUH. Inilah penampakan polisi yang bertugas puluhan tahun di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia, Silo Buwono, dan istrinya yang selalu setia mendampingi. Gambar diambil di halaman Mapolres Kapuas Hulu, usai upacara beberapa waktu lalu. Andreas

Kunci sukses menjalankan tugas di daerah yang serba kekurangan karena terpencil hanyalah dengan keikhlasan. Prinsip ini dipegang teguh oleh AKP Silo Buwono, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Puring Kencana yang sudah mengabdi 6 tahun di Kecamatan Embaloh Hilir dan 26 tahun di Kecamatan Puring Kencana hingga sekarang.

Andreas, Putussibau

Kecamatan Puring Kencana merupakan satu dari lima kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu yang berada di lini satu perbatasan dengan Malaysia. Letaknya yang jauh dari Ibukota Kabupaten, Putussibau, serta sulitnya geografis menuju daerah tersebut tak membuat Silo mundur dari tugasnya.

“Dalam melaksanakan tugas apapun, dimanapun, kita harus ihklas, Insya Allah akan menjadi amal,” ujar Silo Buwono kepada Rakyat Kalbar, Kamis (28/1).

Prinsip Bapak tiga anak ini patut diteladani. Tak hanya infrastruktur jalannya yang hancur, akses telekomunikasi juga sangat terbatas, serta harga kebutuhan pokok di kecamatan pemekaran Empanang itu sangat mahal.

“Kalau masalah kebutuhan pokok ini tetap jadi keluhan. Tapi karena kita sudah terbiasa dengan kondisi begini, ndak terasa. Transportasi sampai ke sini butuh waktu dan biaya besar, yang penting barang itu ada,” ungkapnya.

Dia mengaku, baru-baru ini jajaran Polsek Puring Kencana secara swadaya memperbaiki jalan penghubung antara Dusun Melancau, Kecamatan Puring, menuju Dusun Seridan, Kecamatan Empanang, sepanjang dua kilometer. “Kasihan masyarakat di sini mas. Kalau habis hujan atau gerimis ndak bisa lewat. Apa yang bisa kita perbuat, kita lakukan, hitung-hitung buat amal mas,” ulas Silo.

Kekuatan pria kelahiran Tuban, Jawa Timur, pada 65 tahun silam itu hingga mau mengabdikan dirinya di daerah perbatasan sampai puluhan tahun hanya karena dia cinta Indonesia. Menurutnya, dimanapun ditugaskan oleh Negara, harus siap.

“Apapun yang bisa kita perbuat, satu langkah harus semakin lebih baik dari sebelumnya,” tegasnya.

Nama Silo Buwono sendiri tidaklah asing bagi masyarakat di Kecamatan Empanang dan Puring Kencana. Pasalnya ketika Puring Kencana masih bergabung dengan Empanang, disitulah pertama kali ia memimpin Polsek.

“Saya masuk Empanang tahun ‘90, waktu itu Puring masih gabung, belum dimekarkan menjadi Kecamatan. Dulu biasa jalan kaki kami ke Sungai Antu, Kota Kecamatan Puring, sekarang. Mas boleh tanya masyarakat di sini, semua pasti kenal saya, dari orangtua hingga anak-anak,” kenang dia.

Kondisi jalan menuju Puring sekarang jauh lebih baik dibanding beberapa tahun lalu. Dulu, hanya ada jalan setapak. “Kalau sekarang sudah lebih enak, karena sudah ada jalan, meskipun hancur,” beber Silo.

Baginya, bertugas di Polri bukan untuk mencari keuntungan pribadi, tapi harus dijadikan sebagai ladang pengabdian kepada masyarakat. Tak pernah terbersit di benaknya untuk memperoleh penghargaan dan sebagainya.

“Malah itu bisa jadi beban, takut kalau ada khilaf di kemudian hari. Yang penting laksanakan tugas dengan baik sesuai aturan,” paparnya.

Karena kondisi Puring Kencana jauh dari rumah sakit dan fasilitas urgen lainnya, bila ada warga mengalami situasi darurat yang perlu penanganan segera, Polsek Puring Kencana selalu siap melayani. “Dan siap menjadi konsultan yang baik demi terciptanya Kamtibmas yang kondusif, sehingga Polri dicintai masyarakat. Saya tak mau menjadi polisi cengeng yang selalu mengeluh, tetapi harus tetap semangat dalam berkarya,” demikian Silo Buwono.(*)