eQuator.co.id – Jakarta-RK. Kabut misteri masih menyelimuti kasus penyiraman air keras penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Setahun berlalu tepat hari ini (11/4), dalang penyiraman belum juga dibongkar kepolisian. Suara sumbang menuntut kepolisian untuk segera menyibak kasus tersebut terus menguat. Polisi menyebutkan, berkas perkara terus bergulir di meja penyidik Subdit Kamneg, Ditreskrimum, Polda Metro Jaya.
Kabidhumas Polda Metro Jaya Argo Yuwono menuturkan, pihaknya masih menyidik kasus tersebut. Tidak ada yang berhenti atau dihentikan. “Ada perkembangannya. Kami, anggota, masih mencari pelakunya, mencari saksi. Kami masih bekerja dengan baik,” terangnya, kemarin.
Total saksi yang diseret di kursi panas penyidikan mencapai 68 orang. Argo menyebutkan, saksi-saksi tersebut berasal dari keluarga hingga tetangga Novel. “Kapolda (Irjen Pol Idham Azis, red) selalu menyampaikan informasi perkembangan kepada pimpinan KPK kok. Itu sudah pasti,” uja mantan Dirtahti, Polda Kaltim, itu.
Lantas, apa perkembangan yang sudah dikantongi penyidik? “Ya seperti ada beberapa kasus yang di Jakarta. Ada yang dua atau tiga tahun, ada juga yang hitungan bulan. Kita tunggu saja,” jelasnya. Dia menambahkan, yang terpenting Polda Metro berkomitmen untuk menyelesaikan.
Bagaimana sikap istana terkait belum tuntasnya penanganan kasus Novel? Juru Bicara Presiden Johan Budi Sapto Prabowo mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah menjalin komunikasi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait kelanjutan kasus Novel. Pertemuan itu berlangsung setelah Jokowi mengultimatum akan menyiapkan opsi lain jika Polri tidak menunjukkan progres penyelidikannya akhir Februari lalu. “Setelah statmen itu Pak Kapolri dipanggil,” ujarnya di Komplek Istana Kepresidenan, Bogor, kemarin (10/4).
Namun, Johan belum memastikan, keputusan apa yang diambil Presiden usai berkomunikasi dengan Kapolri. “Saya belum nanya lagi ke Pak Presiden soal itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko menegaskan, komitmen pemerintah belum berubah terhadap kasus novel. “Kita tetap tidak berubah, pemerintah dalam komitmen untuk menyelesaikan masalah itu,” ucapnya. Hanya sama seperti Johan, mantan Panglima TNI itu, belum bisa memastikan terkait rencana pembentukan TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta). Soal desakan sejumlah LSM agar kasus Novel segera diusut, Moeldoko hanya menjawab singkat. “Ya LSM juga ikut dorong (Kepolisian) juga dong,” kata dia.
Di sisi lain, sebagai bentuk rasa solidaritas terhadap Novel, wadah pegawai (WP) bakal menggelar nonton bareng film Menolak Diam dan diskusi di gedung KPK. Selain Novel dan wadah pegawai, ada pula sejumlah aktivis dan pegiat antikorupsi dalam kegiatan itu. Salah satunya artis Darius Sinathrya. Dia merupakan produser film tersebut. (Jawa Pos/JPG)