-ads-
Home Rakyat Kalbar Seorang Jamaah Haji Singkawang Wafat

Seorang Jamaah Haji Singkawang Wafat

21 Jamaah Meninggal Dunia Sepanjang Operasional Mina

ilustrasi.net

eQuator.co.id – SINGKAWANG-RK. Kabar duka datang dari Tanah Suci. Kasmirin M. Djemiri bin Madjemiri, 71, jamaah haji asal Kota Singkawang kloter 16, meninggal dunia Selasa (13/8), sekitar pukul 01.30 waktu Saudi Arabia. Atau sekitar pukul 04.00 WIB.

“Menurut informasi yang kami terima bahwa Almarhum Kasmirin M Djamiri meninggal pukul 1.30 di Rumah Sakit Mina Alwadi, Saudi Arabia, beliau berangkat berdua bersama ibu mertua kami,” ujar Gaib, menantu almarhum Kasmirin, di Jalan Trisula Gang Swadaya, Kelurahan Bukit Batu, Kecamatan Singkawang Tengah, Selasa (13/8).

Dia menjelaskan, secara medis, memang mertuanya ada riwayat penyakit jantung. Namun pihaknya belum tahu persis penyebab dari meninggal mertuanya tersebut, apakah karena penyakit atau hal lain.

-ads-

“Kami pihak keluarga sudah mengikhlaskan, mudah-mudahan Beliau tercatat di dalam salah satu jihad,” katanya.

Sedangkan untuk kerabat yang ditinggalkan di Singkawang, kata Gaib, akan mengirim doa kepada almarhum dan melaksanakan salat gaib bersama para jemaah masjid. Tidak ada firasat apapun atas kepergian itu, namun ia mengungkapkan, sebelum mendapat kabar mertuanya meninggal, ia bermimpi bertemu mertuanya.

“Intinya kita semua pasrahkan dan kita ikhlaskan, bahwa umur dan maut tidak bisa kita minta dipercepat atau ditunda, semuanya kita serahkan ke Allah,” terangnya.

Informasi yang diperoleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang, Nahruji, jemaah haji Kasmirin M. Djamiri wafat lantaran mengalami sakit. ”Beliau sudah melaksanakan rangkaian ibadah haji, diantaranya sudah melaksanakan wukuf di Arafah,” ujarnya.

Terkait dengan jenazah, ia mengungkapkan sudah berkomunikasi dengan maktab yang ada di sana. Dan meminta agar jenazah dapat disalatkan di Masjidil Haram.

“Pemakaman diurus dengan aturan di sana, dan sebuah kebanggaan apabila jenazah bisa disalatkan di Masjidil Haram yang jumlahnya jutaaan umat Islam,” tutur Nahruji.

Jemaah haji asal Singkawang, kata Nahruji, diperkirakan kembali pada 2 September 2019 mendatang. Dengan meninggalnya satu jemaah haji, jumlah jemaah haji asal Kota Singkawang kini berjumlah 118.

Sebagian jamaah haji Indonesia memang mulai meninggalkan tenda Mina menuju hotel di Makkah. Mereka diangkut menggunakan bus mulai kemarin (13/8) pagi. Selama masa operasional Mina, jumlah jamaah wafat mencapai 21 orang.

Kepala Satgas Mina Ahmad Jauhari menuturkan bus sudah mengangkut sebagian jamaah meninggalkan hotel pukul 07.00 waktu Arab Saudi. Jamaah yang pulang lebih dahulu menuju hotel ini adalah mereka yang mengambil nafar awal. Sehingga proses pelemparan jamarah dan mabitnya sudah selesai pada 12 Dzulhijjah (13 Agustus).

’’Merata hampir setiap maktab sudah ada jamaah yang diberangkatkan menuju hotel,’’ tuturnya.

Sementara bagi jamaah yang mengambil nafar tsani masih harus melakukan mabit dan lempar jumrah pada 13 Dzulhijjah (14 Agustus). Sehingga pada 12 Agustus mereka masih harus mabit atau menginap di Mina. Mereka baru diberangkatkan menuju hotel hari ini (14/8).

Jauhari menuturkan tidak bisa memastikan jumlah jamaah yang sudah diangkut bus menuju hotel di Makkah. Dia hanya menjelaskan jumlah jamaah yang melaporkan mengajukan nafar awal sebanyak 120 ribu jamaah. Secara persentase jamaah yang melakukan nafar awal sekitar 57 persen.

Pergerakan jamaah haji dari tenda-tenda di Mina menuju hotel dilakukan menggunakan bus dari naqabah. Jumlah bus yang disiapkan sebanyak 21 unit untuk setiap maktab.

’’Jumlah armada busnya sama seperti pendorongan jamaah dari Makkah menuju Arafah,’’ katanya.

Pemulangan jamaah dari tenda di Mina menuju hotel di Makkah biasanya berakhir pukul 17.00 waktu setempat. Sebab bagi jamaah yang mengambil nafar awal, harus sudah meninggalkan Mina sebelum terbenanya matahari. Jika setelah matahari terbenam masih berada di Mina, mereka harus melakukan mabit lagi dan melempar jumrah nafat tsani.

Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskehas) Kementerian Kesehatan Eka Jusuf Singka memberkan perincian jumlah jamaah yang meninggal tersebut. ’’21 (jamaah wafat, Red) itu tidak semuanya (meninggal, Red) di Mina. Angka itu dalam periode operasional Mina saja. Sebagian besar meninggalnya di RS Arab Saudi,’’ terang Eka.

Dia merinci ada 13 orang jamaah wafat di RS Arab Saudi di Makkah. Kemudian empat orang meninggal di tenda jamaah. Lalu ada tiga orang meninggal dalam perjalanan rujukan ke RS Arab Saudi di sekitar Mina dan Makkah. Kemudian ada satu orang meninggal di Jabal Rahmah saat mengikuti kegiatan dari KBIH-nya.

’’Di tenda kesehatan Mina tidak ada (kejadian jamaah wafat, Red),’’ tutur dia.

Eka juga memberikan penjelasan terkait dampak adanya hujan lebat yang mengguyur Mina pada Senin (13/8) sore. Dia menyampaikan tidak ada jamaah Indonesia yang mengalami cedera atau kesakitan akibat hujan tersebut. Saking lebatnya hujan yang mengguyur, di sejumlah titik di jamarat dan di kompel tenda Mina, aliran air terlihat cukup deras.

Hujan lebat yang mengguyur hingga menjelang maghrib itu, mengakibatkan aliran listrik di sejumlah maktab di Mina diputus. Akibatnya tenda menjadi gelap dan AC mati. Sejumlah jamaah menggulung tenda bagian samping supaya tidak gerah. Selain itu jamaah juga memilih beraktifitas di luar tenda untuk menahan gerah.

Menutur sejumlah jamaah, pemadaman listrik terjadi menjelang maghrib. Diantara titik tenda yang mengalami pemadaman adalah di maktab 50. Sekitar pukul 23.00 waktu setempat (03.00 WIB) listrik kembali menyala.

Akibat dari pemadaman listrik tersebut, pendistribusian makan malam untuk jamaah mengalami penundaan. Petugas dari maktab harus menyajikan makanan yang baru kembali menjelang dini hari. Sebab makanan yang dimasak sore hari, sudah tidak layak disajikan ke jamaah karena mesin penghangat di dapur tidak beroperasi. Namun sayang ketika petugas mulai mendistribusikan makan malam itu, hampir seluruh jamaah sudah terlelap. Hanya beberapa jamaah yang masih terjaga saja yang melahapnya.

Menteri Agama (Menag) selaku Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin menginap di tenda Mina. Dia baru pulang dari tenda misi haji Indonesia di Mina kemarin pagi pukul 07.00 waktu setempat. Pada pagi hari sebelum pulang, Lukman juga sempat ikut antri di toilet bersama jamaah. Tidak kurang dari 20 menit dia antri sampai akhirnya bisa masuk ke toilet.

Dia menuturkan sejauh ini pelaksanaan kegiatan lontar jumrah maupun mabit di Mina berjalan dengan baik. ’’Meskipun kemarin (12 Agustus, Red) ketika ada hujan deras beberapa tenda di maktab mengalami pemadaman listrik. Tapi alhamulillah secara bertahap listrik dapat dipulihkan kembali,’’ jelasnya.

Politisi PPP itu mengakui ada beberapa makbat maktab yang agak terlambat pemadamannya. Sebab ada travo yang terbakar karena mengalami konsleting. Dia juga mengakui kejadian pemadaman listrik ini membuat pendistribusian makanan di beberapa tenda terhambat. Namun Lukman menuturkan pemadaman listrik itu merupakan keputusan dari otoritas setempat untuk keamanan jamaah.

’’Seperti kejadian di Arafah saat hujan deras, tentu mengakibatkan aliran listrik terpaksa harus dimatikan,’’ tuturnya.

Sebab instalasi listrik itu dibuat di bawah tenda-tenda jamaah. Sehingga bisa membahayakan jamaah, jika sampai ada air menggenang tetapi listrik tidak dimatikan. Begitupun di Mina, pemadaman listrik demi keselamatan jamaah.

Lukman menjelaskan problem terberat haji itu adalah operasional Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Armuzna). Lebih khususnya saat jamaah berada di Mina. Sebab kondisi fasilitas atau infrastruktur di ketiga lokasi itu tidak permanen. Serba darurat. Berbeda dengan saat jamaah berada di hotel di Makkah atau Madinah. Dimana instalasi listrik, air, dan lainnya sudah tertata dengan rapi.

Dia menuturkan kejadian hujan lebat pada Senin sore itu memang di luar dugaan. Lukman mengaku sejak enam tahun menjadi Amirul Hajj, tidak pernah Mina diguyur hujan sederas itu.

Lukman juga bersyukur adanya pemadaman listrik tersebut tidak mengganggu layanan medis di pos kesehatan Mina. Dia menuturkan gangguan hanya pada urusan penerangan saja. Untuk layanan medis tidak ada gangguan. Karena memang tidak ada perawatan khusus yang membutuhkan suplai listrik secara terus menerus.

Menurut dia jumlah pasien yang dirujuk dari pos kesehatan di Mina ke RS Arab Saudi tahun ini jauh menurun dibandingkan tahun lalu. Padahal jumlah jamaah haji Indonesia tahun ini bertambah 10 ribu orang. Selain itu jumlah jamaah lanjut usia (lansia) tahun ini juga semakin banyak.

’’Alhamdulillah kondisi jamaah lebih baik dibanding tahun lalu,’’ pungkasnya.

 

Laporan: Suhendra, Jawa Pos/JPG

Editor: Mohamad iQbaL

 

Exit mobile version