Hindu mempunyai ajaran yang sangat hakiki. Yang pertama, semua ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah saudara. “Artinya, tidak ada alasan untuk tidak saling menghormati,” tuturnya.
Yang kedua, ajaran Tat Twam Asi yang berarti “aku adalah engkau, engkau adalah aku”. “Intinya adalah, engkau dan aku adalah sama”, terang Ida Sri.
Yang terakhir adalah Tri Hita Karana. Pada dasarnya menekankan tiga hubungan dalam kehidupan di dunia ini. Ketiganya meliputi hubungan sesama manusia, dengan alam sekitar, dan hubungan dengan Tuhan. Semua ini saling terkait satu sama lain.
“Pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari segala tindakan buruk, hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai”, tutup Ida Sri.
Perayaan hari Saraswati ini dilanjutkan dengan persembahyangan pada Minggu pagi (22/1), yang disertai acara makan bersama oleh semua umat Hindu di Pontianak. Kegiatan tersebut juga dalam rangka menyambut hari Pagerwesi, Siwaratri, dan Tilem, dalam beberapa waktu kedepan.
Dari sejumlah literatur, disebutkan bahwa Saraswati merupakan seorang Dewi. Istri dari Dewa Brahma, Dewa Pencipta. Kata Saraswati bermakna segala sesuatu yang indah itu mengalir lewat ilmu pengetahuan. Saras artinya mengalir, wati berarti cantik.
Sesuai namanya, Sang Dewi digambarkan sebagai sosok wanita cantik, dengan kulit halus dan bersih. Merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Ia dominan berpakaian warna putih, menunjukkan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesahajaan.
Empat lengan yang kerap tergambar pada potret Sang Dewi melambangkan aspek kepribadian manusia dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Di masing-masing lengan tergenggam empat benda.