Seluruh Kecamatan di Sintang Kekurangan Listrik

ilustrasi. net

eQuator – Sintang-RK. Saat kunjungan kerja ke beberapa kecamatan, Penjabat (Pj) Bupati Sintang, Dr Alexius Akim mendapati kalau kekurangan listrik bukan hanya terjadi di Kecamatan Sintang. Tetapi di semua kecamatan di Kabupaten Sintang.

“Jangan di kecamatan lain, di Ibukota Kabupaten, yakni Sintang Kota saja masih ada kawasan yang belum tersentuh listrik,” kata Akim ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini.

Dia mengatakan, pemerintah sudah berupaya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, namun semua itu tergantung komitmen pemerintah pusat. “Ini memang serba sulit. Bukan berarti pemerintah itu tidak tanggap. Tetapi yang namanya stok PLN, ini kan terbatas. Apalagi yang mau dibagi,” kata Akim.

Pemerintah Daerah, kata Akim, telah mendesak agar dicarikan solusi untuk mengatasi kondisi kelistrikan di semua kecamatan di Sintang, terutama di daerah terpencil di Sintang. “Ini yang perlu dipikirka PLN, bagaimana ketersediaan listriknya mencukupi,” ujarnya.

Terkait rencana pemerintah pusat terkait program listrik 35.000 Megawatt, menurut Akim, akan sangat bermanfaat, jika benar-benar terealisasi. “Kira-kira kita kebagian berapa ?. Kita tentu berharap bagaimana PLN mendapatkan kuota itu. Kalau sudah ada, saya kira pemerintah tidak perlu minta lagi,” ucapnya.

Terpisah, Camat Sintang Kota, Ana Prihatina mengungkapkan, dari 13 kelurahan dan 16 desa di Sintang Kota, masih ada satu kelurahan dan enam desa yang belum teraliri listrik.

Kelurahan yang belum teraliri listrik tersebut, yakni Batu Lalau. Sedangkan desanya, terdiri atas Desa Tanjung Klansam, Teluk Klansam, Kebiau Baru, Mail Jampung, Mungguk Bantuk, Tebing Raya dan sebagian wilayah di Desa Mekar Jaya. “Masyarakat hanya mengandalkan Genset. Dengan pengeluaran sekitar Rp800 ribu per bulannya,” ungkap Ana.

Masyarakat, tambah dia, sudah mengadu kepadanya. Mereka berharap agar kawasannya dialiri listrik, lantaran sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah menikmati listrik. “Mereka bilang tidak butuh apa-apa, hanya mintanya listrik dan infrstruktur jalan,” ujar Ana.

Mendapati asa seperti itu, Ana mengaku tidak berpangku tangan. Beberapa upaya telah dilakukan misalnya memperjuangkanya melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan. Tetapi hasilnya masih nol.

Sementara itu, Anggota DPRD Sintang, Yulius mendesak pemerintah segera mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang telah dibangun  di kawasan Sungai Ringin Sintang.

“Melihat krisis kelistrikan di Kabupaten Sintang, sangat penting bagi pemerintah  untuk mempercepat penyelesaian pembangunan PLTU. Yang sampai saat ini belum dapat dioperasikan,” kata Yulius.

Dia mengungkapkan, pembangunan PLTU Sungai Ringin yang berkapasitas 3×7 Megawatt tersebut menghabiskan anggaran Rp357 Miliar. Dikerjakan PT Adhi Karya selaku pelaksana utama dan mekanikal dari PT ZUG Industry. “Pembangunan berlangsung sudah tiga tahun, kini proses sudah mencapai 70 persen,” kata Yulius.

Sementara itu, salah seorang Tokoh Masyarakat Sungai Tebelian, Isbadrun menilai, masalah listrik saat ini berdampak pada perekonomian masyarakat. Lantaran listrik sudah menjadi kebutuhan utama. “Semua peralatan menggunakan listrik,” ungkapnya.

Apabila PLTU Sungai Ringin dioperasikan, menurut Isbadrun, niscaya akan sedikit membantu permasalahan kelistrikan di masyarakat. “Kita sangat berharap PLTU tersebut segera beroperasi,” tutupnya.

 

 

Laporan: Achmad Munandar

Editor: Mordiadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.