eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Kondisi cuaca saat ini terutama musim penghujan memang sangat rentan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Apalagi perkembangbiakan nyamuk sebagai media pembawa penyakit ini menjadi lebih meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, dr Berli Hamdani mengungkapkan, hingga saat ini di akhir tahun 2018 penyakit DBD tercatat sebanyak 344 kasus DBD yang tersebar di sembilan kecamatan.
“Di awal tahun 2018, ada tiga orang yang sampai meninggal dunia, karena keterlambatan dalam menangani,” ungkap dr Berli Hamdani, Minggu (9/12).
Menurutnya, kebanyakan pasien masih bisa ditangani di masing-masing puskesmas kecuali kritis. Secara alami saja nyamuk ini perkembangbiakannya sangat cepat.
“Dengan kondisi saat ini yang kadang-kadang hujan dan panas maka perkembangbiakan nyamuk akan semakin meningkat,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, dr Berli Hamdani mengakui bahwa hingga saat ini laporan penyakit DBD memang cukup banyak. Hanya saja memang belum ke tahap mengkhawatirkan.
“Kalbar ini kan memang habitat nyamuk, kalau terserang DBD di Kubu Raya sudah ada dan cukup banyak. Tapi sampai hari ini belum ada yang dilaporkan hingga kondisi gawat. Jadi masih bisa tertangani. Pertolongan pertama bila ada yang gejala demam dilihat tanda-tanda pendarahan, mimisan, maka harus segera dibawa ke Puskesmas terdekat,” tegasnya.
Untuk di Kubu Raya, Berli menambahkan, kawasan yang sangat rentan akan penyebaran DBD berada di Kecamatan Sungai Raya. Sementara di wilayah perairan diakuinya memang ada, namun tidak begitu banyak.
Sementara itu, Puskesmas Sungai Raya Dalam 2018 mencatat sebanyak 88 kasus DBD. Selama periode awal 2018 hingga akhir November, angka kejadian ini meningkat hampir 100 persen dari tahun lalu yang hanya 38 kasus.
Kasus DBD mengalami lonjakan diluar perkiraan Puskesmas Sungai Raya Dalam, karena penemuan kasus pada tahun ini meningkat hampir 100 persen.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sungai Raya Dalam, Supratman mengungkapkan, adanya peningkatan kasus ini diduga karena siklus 5 tahunan yang terjadi selain faktor lingkungan.
“Dulu pernah terjadi juga seperti ini. Yakni pada tahun 2009 dan tahun 2013. Namun, Alhamdulillah dari 88 kasus tersebut kami dapat menangani dan tidak ada kasus DBD yang meninggal dunia,” tuturnya.
Selain melakukan perawatan terhadap penderita, Puskesmas Sungai Raya Dalam juga melakukan fogging fokus guna memutus mata rantai penyebaran nyamuk.
Reporter: Syamsul Arifin
Redaktur: Andry Soe