Satu Pasien DBD Sungai Raya Meninggal Dunia

Fogging. Petugas Puskesmas melakukan fogging di sekitar Puskesmas Sungai Durian, Kecamatan Sungai Raya, Minggu (14/2). Syamsul Arifin/RK.

eQuator.co.id – Sungai Raya-RK. Penyakit diare, TBC serta yang paling berbahaya seperti DBD sehingga masyarakat perlu selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah. Hal itu penting guna menghindari beragam potensi penyakit, karena tempat tinggal sangat menentukan terhadap munculnya penyakit berbahaya.

Data 2016 hingga minggu ke-6, yakni tercatat ada 20 kasus. Dengan 1 korban meninggal dunia dari Gang Cemara, Kecamatan Sungai Raya. Sampai saat ini, semua kasus DBD berasal dari dua Kecamatan Sungai Raya dan Ambawang.

Puskesmas Sungai Durian, selama 2016 sudah menerima 4 kasus DBD yang kini masih merawat satu pasien demam, Hamidah (18) yang sedang mendapatkan perawatan.

“Bisa jadi ini juga merupakan pasien DBD. Makanya kita lihat dulu hasilnya,” ujar Kesling Puskesmas Sungai Durian, Masniarwati, kemarin.

Menurutnya, pengaruh buruknya lingkungan ini sangat banyak sekali. Dari yang paling ringan, Ispa, diare, TBC dan yang paling berbahaya adalah DBD. Dimana, penyebaran virus ini bisa terjadi akibat nyamuk dengue.

“Untuk antisipasi dari Puskesmas bersama Dinas Kesehatan, kita sudah sering lakukan. Bahkan kita sudah melakukan fogging kemarin di lokasi asal kasus DBD ini,” paparnya.

Pelaksanaan antisipasi itu sendiri dilakukan secara beragam. Mulai dari sosialisasi agar masyarakat bisa berprilaku hidup sehat, melakukan 3M plus, pelaksanaan abetisasi dan fogging kalau sudah ada kasus.

“Kuncinya adalah dari kesadaran masyarakat. Karena kadang masyarakat ini mengaku sudah mengerti tapi tidak menjalankannya. Padahal dalam hal ini lingkungan sangat penting sekali agar kita terhindar dari penyakit-penyakit yang diantaranya adalah DBD,” ingatnya.

Sementara itu, Kasi Pemberantasan Penyakit dan Wabah, Dinkes Kubu Raya, Siswani mengatakan, DBD merupakan penyakit yang diakibatkan dari buruknya lingkungan sekitar tempat tinggal dan wabah virus. Masyarakat perlu menyadari sebagai hal penting agar antisipasi penekanan penyakit dapat berjalan lancar.

“DBD ini tergolong penyakit yang berbahaya. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis akibatnya bisa fatal. Satu orang penderita kita sampai meninggal dunia. Sementara 20 kasus lainnya cepat tertangani,” bebernya.

Ia menerangkan, kejadian kasus DBD selama 2016 telah menimbulkan satu korban jiwa serta telah mendapatkan tindak lanjut. Yakni pelaksanaan fogging telah dilakukan terutama pada sumber utama kasus DBD.

“Pengumpulan data ini kita dapatkan dari sejumlah Puskesmas di Kecamatan Sungai Raya dan Ambawang. Seperti Puskesmas Korpri, Puskesmas Serdam, Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Sungai Ambawang. Dari data itu kita melakukan berbagai penanganan dalam mengantisipasi terus bertambahnya jumlah penyakit DBD,” ulasnya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kubu Raya, Hamdan mengungkapkan, perhatian terhadap penyakit DBD ini sangat diperlukan melalui adanya kerjasama. Yakni antara masyarakat dan pemerintah.

“Artinya masyarakat lebih baik mencegah dari pada mengobati. Caranya dengan melakukan pemeliharaan lingkungan dan selalu melaksanakan hidup sehat,” ujarnya.

Reporter: Syamsul Arifin

Redaktur: Andry Soe