Sangat Ingin Presidennya Mundur

DEMO BESAR-BESARAN. Jutaan masyarakat turun ke jalanan di pusat Kota Seoul menuntut presiden mundur. AFP/Jawapos.com

eQuator.co.id – Sekitar 1,5 juta orang turun ke jalan di pusat Kota Seoul, Sabtu (26/11), meminta Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mundur dari jabatannya. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak, sejak aksi protes gencar sejak bulan lalu.

Jalanan di Kota Seoul ibarat lautan manusia. Itu adalah aksi massa terbesar sejak gerakan demokratisasi Korsel pada 1987. Penduduk menggelar aksi setiap akhir pekan untuk menuntut lengsernya Park, presiden wanita pertama di Korsel, dan kemarin merupakan aksi kelima.

Ada 25 ribu personel polisi yang disiagakan untuk menjaga keamanan. “Saya menonton berita dan berpikir bahwa hal ini tidak bisa diteruskan. Orang-orang sangat ingin dia (Park, red) turun, tapi dia malah tidak,’’ ujar Kwak Bo-youn, salah seorang demonstran. Dia sudah dua kali mengikuti aksi damai menuntut Park mundur.

Massa tidak hanya berkumpul di Seoul. Sekitar 500 ribu orang melakukan aksi serupa di kota-kota lainnya. Mereka terdiri atas mahasiswa, para petani, biksu, pekerja kantoran, dan orang-orang yang datang bersama seluruh anggota keluarganya.

Awalnya, perkumpulan para petani dari luar Seoul membawa traktor dan alat-alat berat mereka. Namun, mereka diadang di perbatasan kota, diminta untuk melanjutkan dengan berjalan kaki. Demonstran berdatangan sejak pagi dan menggelar aksi hingga malam. Saat malam, mereka bersama-sama menyalakan lilin.

Tepat pukul 20.00, seluruh lilin dimatikan. Penduduk di sekitar lokasi aksi juga diminta ikut mematikan lampu-lampu rumah sebagai bentuk partisipasi. Beberapa band yang ikut dalam aksi tersebut memberikan hiburan untuk massa sejak siang.

’’Saya datang ke sini karena saya ingin menunjukkan kepada anak-anak saya bahwa masyarakat adalah pemilih negara ini, bukan orang yang memegang kekuasaan,’’ tegas Shim Kyu-il.

Massa tahu Park tidak akan mundur dengan sukarela. Namun, setidaknya gerakan mereka bisa menjadi desakan tersendiri bagi parlemen agar segera menggelar mosi tidak percaya kepada Park dan memakzulkannya.
Rencananya, voting pemakzulan Park digelar pada awal Desember. (Jawa Pos/JPG)