eQuator – Putussibau-RK. Pemerintah Pusat telah menyediakan beras untuk bantuan bencana melalui Badan Urusan Logistik (Bulog), baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Bahkan untuk di Kapuas Hulu, Bulog Putussibau telah menyalurkan sebanyak 5,1 ton.
“Beras untuk bantun bencana di provinsi sebanyak 200 ton, sementara untuk kabupaten 100 ton. Dari 100 ton tersebut, kita sudah menyalurkan sebanyak 5,1 ton untuk bantuan penanggulangan bencana untuk di kabupaten Kapuas Hulu ini. Sehingga ada sisi sekitar 94,9 ton,” ungkapnya, Kepala Bulog Putussibau, Nordi Muslim, Senin (16/11) di ruang kerjanya.
Beras ini memang untuk membantu masyarakat ketika terjadi bencana bencana seperti banjir, longsor, kelangkaan pangan ataupun kebakaran. Penyaluran beras bencana di Kapuas Hulu yang berjumlah 5,1 ton ini tersebar di beberapa kecamatan. “Ada 700 Kg untuk Empangau, Bunut Hilir, 1400 Kg untuk Jongkong Kiri, kecamatan Jongkong. Kemudian 250 Kg untuk Pulau Majang, Kecamatan Badau, 2.750 Kg untuk Kecamatan Embaloh Hulu, Putussibau Selatan dan Bunut Hilir. Bantuan yang tersalurkan kebanyakan untuk penguatan pangan dan korban bencana kebakaran,” ungkap Nordin.
Menurut Nordin, saat ini, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu melalui Pj Bupati, Marius Marcellus TJ SH MH ada mengajukan lagi beras untuk bantuan ke Desa Tanjung Lokang sebanyak 6.520 Kg. Untuk menyalurkannya Bulog Putussibau masih menunggu koordinasi dari Camat Putussibau Selatan. Pasalnya, biaya operasional mesti ditanggung Pemkab atau pihak kecamatan. “Kalau Bulog prinsipnya siap menyalurkan. Begitu disalurkan Pemkab yang harus membiayai,” tuturnya.
Bulog Putussibau, lanjut Nordin, selalu siap untuk menyalurkan beras-beras untuk bantuan bencana. Tapi semuanya tergantung permintaan dari Pemkab Kapuas Hulu, kalau tidak ada Bulog tidak bisa bagikan sendiri. “Istilahnya beras ini adalah barang Pemda, Bulog cuma dititipkan,” pungkasnya.
Jatah beras 100 ton untuk bencana, sambung dia, kalau tidak habis digunakan dalam setahun, kuotanya kembali lagi ke pusat. Tahun depan kembali dipatok kuota sebanyak 100 ton lagi. “Untuk jumlah tonase atau kiloan beras ini tidak ada patokan khusus, hitung-hitungan diusulkan dari Dinas Sosial, berapa banyak yang dibutuhkan, itu yang disalurkan. Bulog hanya mengeluarkan sesuai dengan jumlah beras yang dimasukan pada surat permohonan,” kata Nordin.
“Beras yang kami salurkan ini kualitas medium, bukan beras premium. Kalau datangnya ke lapangan saya kurang tahu apakah beras ini dibeli lagi oleh masyarakat, tapi setahu saya namanya beras bencana tetap gratis,” timpal Nordi. (aRm)