eQuator – Singkawang-RK. Seorang anak gadis (amoy) Singkawang bersama ibunda dan kerabatnya, sibuk membentuk bulatan-bulatan kecil dari tepung. Setelah jumlah bulatan warna pink dan putih itu cukup banyak, direbus lalu dihidangkannya. Aroma menggoda selera pun menyeruak ke seluruh ruangan.
“Tidak sulit untuk membuat Siak Jan ini,” kata A Tet, ayahanda dari amoy tersebut, ketika ditemui di kediamannya di Jalan Gunung Raya, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat, Selasa (22/12).
Siak Jan, demikian penganan berkuah dengan aroma jahe nan wangi, berbentuk bulatan-bulatan kecil dan warna-warni tersebut. Biasa juga disebut dengan Tung Chiu Ciat.
Untuk membuat Siak Jan, jelas A Tet, bahan-bahan yang harus dipersiapkan terdiri atas tepung ketan, daun pandan, jahe, gula merah atau gula pasir, air serta pewarna makanan. “Aduk tepung dengan air secukupnnya,” rincinya.
Kemudian tambahkan pewarna makanan sesuai selera. “Setelah merata, adonan tersebut dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil. Sambil membuat bulatan, rebus air hingga mendidih,” kata A Tet.
Selanjutnya, masukkan bulatan-bulatan itu ke air yang sudah mendidih tadi. “Sambil menunggu bulatan itu matang, persiapkan air gula, pandan dan jahe lalu rebus hingga mendidih di wadah yang berbeda,” ujar A Tet.
Apabila bulatan-bulatan tersebut sudah mengapung, jelas A Tet, tandanya sudah matang. “Pisahkan bulatan itu dari air rebusannya. Kemudian masukkan ke air gula, daun pandan dan jahe yang sudah mendidih tadi. Sak Jan pun siap disajikan,” katanya.
Proses membuat Sak Jan tersebut, menurut A Tet, tidak membutuhkan waktu lama. “Proses memasaknya hanya beberapa, langsung bisa dinikmati,” ucapnya.
A Tet sekeluarga membuat Siak Jan atau Tung Chiu Ciat itu bukan karena sekedar ingin menikmati makanan hangat ketika musim hujan di Kota Singkawang. Tetapi dikarenakan penganan ini merupakan hidangan khas setiap tanggal 12 bulan 12 Imlek kalender Tiongkok, waktu memasuki musim dingin di Tiongkok.
“Menurut cerita leluhur, Sak Jan ini memang harus ada untuk menyambut musim dingin. Dibuat menjelang ataupun awal Imlek. Biasanya bertepatan dengan Hari Ibu 22 Desember,” jelas A Tet.
Dia mengatakan, selain dimakan bersama dengan keluarga, Sak Jan ini juga disajikan kepada teman atau siapapun yang datang ke rumah. “Begitu juga sebaliknya, kalau kami main ke rumah teman atau kerabat, selalu dihidangkan Siak Jan,” kata A Tet.
Laporan: Mordiadi