eQuator – Alamak, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, tepatnya di ruang Kepala Biro Perekonomian dan ruang Kepala Biro Keuangan, ludes terbakar.
Api juga melahap habis Ruang Tata Usaha Sekretariat Daerah (Setda) dan Gubernur pada pukul 14.00 WIB, Minggu (1/11).
Meski puluhan mobil pemadam kebakaran datang secepatnya, tetap saja Si Jago Merah lebih unggul. Padahal, saat kejadian, ada petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang piket.
“Api terlalu besar, hingga api cepat sekali meludeskan. Banyak yang bilang, sumber api dari Biro Ekonomi,” ujar seorang pegawai Kantor Gubernur yang enggan namanya dikorankan.
Kepala Biro Humas Provinsi Kalteng, Mariana, terlihat masih kaget ketika diwawancarai. “Tidak tahu persis kejadian karena baru datang,” ucapnya.
Penjabat Gubenur Kalteng, Hadi Prabowo, sempat enggan berkomentar. Hanya saja, saat api mulai padam dengan kondisi tanpa penerangan, ia melakukan siaran pers dan mengatakan jumlah kerugian material masih belum bisa diukur.
Penghitungan jumlah aset yang terbakar, baik material, uang ataupun dokumen-dokumen, sedang dalam proses penghitungan oleh dua Kepala Biro kantor yang terbakar tersebut.
“Untuk data-data yang ada di Biro Keuangan itu merupakan online dengan pihak Bappeda, sehingga masih ada karena sudah disimpan,” jelasnya kepada awak media.
Beruntung pegawai di sana tetap bisa gajian karena pembayaran dilakukan di Biro Umum Setda. Data yang terkait dengan bantuan, baik transfer maupun bantuan keuangan, menggunakan sistem informasi yang telah dipegang Bapeda.
“Keuangan nanti saya minta berkantor di Aula Bapeda supaya bisa berkoordinasi dengan pihak Bapeda terkait data-data yang ada, termasuk dokumen perencanaan dan pembahasan pada APBD murni tahun 2016,” ujar Hadi.
Untuk diketahui, pegawai Biro Keuangan berjumlah 150 orang. Sedangkan pegawai di Biro Perekonomian berjumlah 57 orang.
Apakah ada sabotase, mengingat data tertulis terkait keuangan pemerintah provinsi terbakar semua? “Tidak ada, menunggu hasil tim Forensik dari pihak kepolisian,” tutup Hadi, cepat menutup siaran persnya.
Kabiro Perekonomian, Lubis Rada Inin, sendiri hanya bisa mengatakan pemerintahan tetap jalan. Kantor yang terbakar adalah pendukung administrasi bukan pelayanan publik.
“Pelayanan kepada masyarakat tetap jalan,”ucapnya singkat.
Kapolda Kalteng, Brigjen Pol Fakhrizal masih menunggu tim dari Surabaya. “Secepatnya kita police line, kita akan segera turunkan tim untuk menelusuri sebab kebakaran,” ucapnya Kalteng Pos.
Senada dengan Pj. Gubernur, pertanyaan soal indikasi sabotase dan penghilangan bukti keuangan juga dijawab diplomatis oleh Fakhrizal. “Sampai sejauh ini tidak ada, makanya kita police line secepatnya untuk mengetahui apakah penyebab ini sengaja atau tidak,” tutur dia.
Tak hanya itu, Fakhrizal langsung menepis isu pihaknya sedang menangani kasus di Kantor Gubernur Kalteng. “Intinya menunggu hasil tim Forensik saja,” tegas dia.
Terpisah, Kapolres Palangka Raya, AKBP Jukiman Situmorang mengatakan, akan meminta keterangan dari semua penjaga piket yang ada saat kejadian. “Terkait penyebab kebakaran, menunggulah datangnya tim Forensik dan saya tidak berani komentar,” ucap Jukiman.
Jawaban soal kasus yang tengah “diteropong” polisi pun sama dengan bosnya, Kapolda Fakhrizal. “Tidak ada, nanti dululah kita selesaikan musibah kebakaran ini sajalah,” tutup Jukiman. (Kalteng Pos/JPG)