eQuator.co.id – Pontianak-RK. Harga dollar amerika serikat (AS) yang disebut telah menyentuh titik psikologis, Rp 14.000, dinyatakan tak hanya berdampak ke Indonesia. Semua mata uang dunia terkena efeknya.
“Kenaikan dollar ini merupakan kebijakan AS, jadi dampaknya kepada seluruh dunia,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Jumat (11/5).
Kemarin, Sri Mulyani berkunjung ke Pontianak menghadiri Dies Natalis ke-59 Universitas Tanjungpura (Untan). Di Auditorium Untan.
“Tentunya pemerintah melalui kementerian bidang ekonomi, keuangan, dan Bank Indonesia, serta Otoritas Jasa Keuangan terus menjaga ekonomi kita tehadap perubahan global, sehingga tidak akan berpengaruh negatif terhadap ekonomi Indonesia,” paparnya.
Di sisi lain, Sri Mulyani menuturkan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kata dia, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dalam rangka tujuan pembangunan tidak mudah. Dengan situasi seperti sekarang, pihaknya tetap fokus menggunakan instrumen APBN.
“Ini untuk menjaga ekonomi Indonesia yang diperuntukkan pula bagi masyarakat Indonesia,” sebutnya.
Terlebih, saat ini Indonesia dihadapkan pada lingkungan global. Kebijakan yang dilakukan oleh negera maju memberikan imbas ke Indonesia.
“Kita akan tetap fokus bagaimana mengalokasikan APBN kita, tentu dengan memperkuat SDM, pembangunan infrastruktur, mengurangi kemiskinan, kesenjangan, serta menciptakan birokrasi yang bersih dan efisien , ini agar Indonesia memiliki fondasi yang kuat dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi,” jelas Sri Mulyani.
Ia berharap APBN bisa mengalami pertumbuhan 5,4 persen. “Meski itu tantangan yang berat,” tukasnya. Setiap akan berupaya melakukan peningkatan pertumbuhan ekonomi, kata dia, Indonesia dihadapkan pada neraca pembayaran yang meningkat. Dan kemudian ditekan dari sisi nilai tukar.
Sri Mulyani juga menyatakan, korupsi merupakan musuh abadi bagi Indonesia. Hal ini dikatakannya menanggapi penangkapan KPK terhadap anak buahnya beberapa waktu lalu.
“Ini jadi tamparan bagi kita, dimana di satu sisi kita sedang meningkatkan penerimaan atau gaji mereka, meningkatkan tranparansi mengukur kinerja, namun masih ada saja yang mau menghianati cita cita untuk membangun birokrasi yang bersih,” tegasnya.
Imbuh dia, “Untuk kasus korupsi ini bisa terjadi di semua instansi, oleh karena itu memperbaiki kualitas birokrasi merupakan suatu keharusan”.
Sementara itu, telur dan daging ayam menjadi dua komoditas yang terdampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Kementerian pertanian segera melakukan langkah dengan memanggil seluruh produsen Telur dan Ayam nasional kemarin (11/5).
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengungkapkan, kenaikan telah terasa di pasaran dalam 3 hari terakhir. “Semua komoditas menjelang puasa dan lebaran aman, kecuali telur dan daging ayam yang naik karena dolar menguat,” katanya.
Dalam catatan Kementan, pada periode awal bulan Mei, harga daging ayam diperkirakan akan naik dari rata-rata Rp32 ribu per kilogram menjadi Rp34,127 per kilogram atau naik sebanyak 0,03 persen. Sedangkan telur ayam pada minggu-minggu pertama bulan Mei naik 1,46 persen menjadi Rp23.389 perkilogram.
Meski demikian, Agung mengatakan bahwa kenaikan daging dan telur ayam ini lebih dipengaruhi faktor eksternal. Harga telur dan daging naik karena harga pakan naik.
“Nggak semua pakannya, harga konsentrat yang naik, mempengaruhi harga pakan,” katanya.
Agung menyebut, harga pakan naik bervariasi antara Rp100 hingga Rp150. Kenaikan harga pakan ini mempengaruhi naiknya harga anak ayam DOC (Day Old Chicken) yang naik sekitar Rp500.
Kenaikan harga DOC ini akhirnya menyumbang pada kenaikan harga daging ayam dari rata-rata Rp32 ribu menjadi Rp36 ribu.
Kementan telah mengambil langkah dengan memanggil seluruh produsen telur dan ayam nasional untuk berembuk. Agung berharap, hasil akhir dari harga dua komoditas ini bisa tetap stabil dan terkendali.
“Nanti kalau sudah ada hasil, segera kami umumkan,” jelasnya.
Untuk komoditas lain, ia optimistis tidak ada masalah. Beberapa komoditas yang belum mampu dipenuhi kebutuhannya oleh produksi dalam negeri seperti Bawang Putih dan Daging telah diimbangi dengan kebijakan impor.
“Daging sapi sudah kami keluarkan ijin impornya, sampai akhir tahun total 42 ribu ton,” pungkasnya.
Laporan: Nova Sari, JPG
Editor: Mohamad iQbaL