Rumah Terbakar, Rayakan Lebaran Numpang Orangtua

Harta Benda Ludes, Pesanan Kue Dibatalkan

KEHILANGAN RUMAH. Ancah beserta istri dan anaknya terpaksa merayakan Idul Fitri di rumah mertuanya di Gang Lembah Murai 4 Jalan Lembah Murai, Pontianak, Rabu (20/6). Rumah mereka sebelumnya tinggal puing akibat terbakar. Bangun Subekti-RK
KEHILANGAN RUMAH. Ancah beserta istri dan anaknya terpaksa merayakan Idul Fitri di rumah mertuanya di Gang Lembah Murai 4 Jalan Lembah Murai, Pontianak, Rabu (20/6). Rumah mereka sebelumnya tinggal puing akibat terbakar. Bangun Subekti-RK

Idul Fitri tahun ini menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi Ancah dan keluarganya. Bagaimana tidak, di hari kemenangan ini mereka kehilangan rumahnya akibat terbakar.

Bangun Subekti, Pontianak

eQuator.co.id – Pagi itu, Rabu (20/6), Rakyat Kalbar diterima dengan ramah di rumah orangtuanya Diah di Gang Lembah Murai 4 Jalan Lembah Murai. Dia merupakan istri dari Ancah, korban kebakaran rumah di Gang Merak Jalan Pak Kasih, beberapa waktu lalu.

“Maaf, tadi rumah ditutup dulu. Soalnya kadang ada orang tak dikenal suka masuk-masuk gitu,” kata Diah sembari menyuguhkan kue-kue Lebaran dengan ramah.

Saat itu Ancah, suaminya Diah sedang tidak ada di rumah. Karena Ancah masih berjualan koran di Jalan Tanjungpura. Sembari menunggu kedatangan suaminya, Diah bercerita mengenai momen Lebaran yang ia jalani pada tahun ini.

“Kalau ditanya gimana melewati Lebaran tanpa rumah, yah kita sih jalani saja lah gimana keadaannya,” ucap Diah dengan nada pasrah namun masih berbalut senyum.

Seperti diketahui, keluarga Ancah menjadi korban kebakaran yang menghanguskan rumah beserta isinya pada Rabu malam (23/5). Atas insiden tersebut, kerugian ditaksir sebesar delapan puluh juta rupiah. Namun Diah masih mengucap syukur bahwa saat kebakaran, rumah tetangganya tidak terkena jilatan api.

“Nggak tau lah kalau sampai nyambar rumah yang lain, mungkin kami bakal disalah-salahin tetangga,” ujarnya.

Diah juga bercerita, bahwa karena kejadian ini ia membatalkan pesanan kue Lebaran untuk dirinya. Karena orangtuanya sendiri telah memesan kue Lebaran. Jadi ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk pesan kue, karena bisa menumpang dengan pesanan orangtuanya.

“Lumayan lah bisa hemat uang. Terutama anak pun sebentar lagi mau masuk PAUD,” kata Diah sambil memandangi anaknya, Dicha, yang asyik bercengkerama dengan dirinya.

Tidak lama Ancah pun pulang. Ia menuturkan, baru hari ini (kemarin, red) turun untuk bekerja. Karena saat Lebaran tiba, ia dan keluarganya berkunjung ke rumah-rumah sanak saudara. Sehingga pekerjaan sehari-harinya ia tunda beberapa waktu.

Selain jual koran, Ancah menjadi menjadi driver sepeda motor transportasi online. Pas Lebaran ini, ada bonus tiga ratus ribu untuk lima belas poin yang ia miliki.

“Sayangnya momen itu bertepatan dengan Lebaran, sementara kami udah pasti kunjungan ke rumah keluarga dulu. Yah, belum rezeki lah,” ujar Ancah sedikit kecewa.

Dikatakannya, untuk menarik ojek di luar Lebaran, dua puluh lima poin yang ia didapat. Sehingga hanya dihargai sekitar seratus ribu. Sedangkan untuk Lebaran, poin yang didapat dihargai beberapa kali lipat dari biasanya. “Yang nggak merayakan Lebaran lumayan beruntung lah bisa dapat honor banyak,” ucap Ancah.

Walau ujian yang mereka hadapi lumayan berat, namun tidak juga mengurangi senyum keluarga sederhana itu dalam menyambut hari yang fitri. Apalagi masih ada bantuan yang diberikan kepada mereka. Terutama dari dinas-dinas pemerintahan. Harapan mereka saat ini adalah bisa segera membangun rumah lagi.

“Delapan belas tahun suami saya nyicil untuk bangun rumah di atas tanah warisan orangtuanya. Dengan tetap bekerja, kami berharap bisa nyicil untuk bangun rumah lagi,” ucap Diah sebelum Rakyat Kalbar mohon diri. (*)

 

Editor: Arman Hairiadi