eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kebutuhan akan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kalbar relatif masih tinggi. Sedangkan rumah komersial peminatnya semakin sedikit, sehingga tren penjualannya stagnan.
“Rumah tipe 45 ke atas penjualannya secara umum memang masih lamban. Boleh dikatakan penjualan masih stagnan,” ujar Direktur PT Fachri Property Land, Mochammad Fachri, Selasa (13/3).
Anggota REI Kalbar ini menjelaskan, pangsa pasar rumah bersubsidi sangat terbuka lebar. Bahkan pengembang merasa kewalahan memenuhi permintaan konsumen.
“Bahkan kita tidak terpenuhi permintaan pasar, karena terkendala faktor pendanaan seperti di Kabupaten Landak yang butuh pendanaan bisa dari perbankan dan investor,” tuturnya.
Namun, untuk rumah subsidi meski permintaan tinggi dan pasarnya luas, masih terkendala pada proses akad.
“Sejumlah konsumen yang mengambil KPR masih tertahan di proses akad yang lamban. Apakah itu terkendala pemecahan sertifikat atau pajak serta lainnya yang meski dicarikan solusi,” tukasnya.
REI Kalbar kata dia, ke depan akan mengembang kawasan perumahan yang lengkap dengan berbagai fasilitas. Pasalnya, hingga saat ini untuk hal tersebut belum ada.
“Kita akan buat mega konsorsium agar terwujud kawasan perumahan yang luas dan lengkap fasilitasnya demi meningkatkan kualitas perumahan di Pontianak dan layak huni bagi pembeli,” lugasnya. (agn)