eQuator.co.id – Sanggau-RK. Puluhan petugas medis terdiri atas dokter, perawat dan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanggau menggelar unjuk rasa di halaman RSUD di Jalan Jendral Sudirman Kelurahan Bunut, Selasa (24/5).
Aksi yang dimulai sekitar pukul 09.30 itu berlangsung dengan pengawalan ketat sejumlah Satuan Pengaman (Satpam) RSUD dan Anggota Polres Sanggau. Dalam aksinya, para pengunjuk rasa meminta agar jasa pelayanan medis mereka segera dibayarkan.
“Kalau dari tahun ini, dari Januari belum dicairkan. Seharusnya kalau sistem BPJS, misalnya di Januari pembayaran paling tidak di Maret sudah dapat. Jumlahnya saya tidak tahu, tergantung pasien,” kata dr Horas Nainggolan, Koordinator Aksi saat ditemui wartawan, Selasa (24/5).
Kepada wartawan, Ia membantah aksi yang mereka lakukan mengganggu pelayanan pasien di RSUD. “Karena masih ada yang mewakili di tiap-tiap ruangan. Petugas-petugas masih ada yang kita tinggalkan,” kata Horas.
Akibat telatnya pembayaran jasa medis yang dilakukan Manajemen RSUD, diakui dokter umum ini, berdampak pada keluarganya dokter, perawat dan karyawan. Mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya.
“Dampaknya kemana-mana ya. Kita sudah melaksanakan kewajiban kita dan semua orang ini kan punya keluarga, untuk bayar makan, sekolah anak dan lain-lain,” beber Horas.
Ia menuding, lambatnya pembayaran terkesan disengaja manajemen RSUD Sanggau. “Kesannya memang seperti pembiaran. Karena memang kita melakukan aksi ini bukan tiba-tiba ya, karena kita sudah tanya baik-baik, yang jelas kita menuntut hak kita,” tegas Horas.
Sementara itu, Anggota Dewan Pengawas RSUD Sanggau, Yohanes Andriyus Wijaya berharap, semua pihak menjadikannya sebagai masukan untuk perubahan-perubahan pengelolaan RSUD yang sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) penuh.
Ia meminta manajemen RSUD menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk RSUD lebih berbenah, tumbuh dan berkembang seperti yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan masyarakat Sanggau. “Saya minta perbaiki managemen yang kurang-kurang. Apalagi kalau bicara jasa medis, kalau memang sudah waktunya, jangan lagi ditunda-tunda,” tegas Andriyus.
Terpisah, Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot mengungkapkan, penudaan pembayaran jasa medis yang dilakukan pihak manajemen RSUD sudah berulang kali terjadi. “Dulu pernah seperti itu, yang dokternya tidak dibayar sekian bulan sekian juta,” katanya.
Mestinya, tambah Ontot, di saat ada persoalan seperti ini, pihak manajemen segera melapor ke pimpinan. “Entah itu direkturkan atau apa. Tetapi mungkin ke Bupati sudah, tetapi saya belum pernah. Sama saja ke Bupati atau ke saya, karena saya juga nanti akan lapor ke Bupati,” terangnya.
Ontot sangat menyayangkan, berulang-ulangnya penundaan pembayaran jasa medis yang berujung pada aksi unjuk rasa oleh internal RSUD. “Semestinya jangan terulang berkali-kali, karena itu yang diharapkan mereka sebenarnya. Kalau bisa sedikitpun dikasih atau seberapa adanya dikasih. Kalau tunggu ada ndak usah sebut jasa medis, supaya mereka ndak berharap seperti itu,” tuturnya.
Laporan: Kiram Akbar
Editor: Mordiadi