eQuator.co.id – Sekadau-RK. Rosa hanya bisa terbaring lemah di rumahnya di RT 003/RW 001, Dusun Trika Dharma, Desa Nanga Menterap, Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau. Wanita 13 tahun tersebut menderita sakit parah sejak dua minggu terakhir.
Anak keempat pasangan suami istri Mohtar dan Mar itu hanya bisa menggerakkan mata. Kesadarannya sudah memburuk sehingga tidak bisa beraktivitas normal seperti biasanya.
“Paling sekali-kali manggil mak. Tapi dia sudah tidak ingat apa-apa lagi,” cerita Mohtar sembari memendam kepiluan saat dijumpai sejumlah wartawan di rumahnya akhir pekan kemarin.
Rosa diketahui menderita sakit keras sejak akhir Januari lalu. Pihak keluarga sudah membawa pelajar kelas VI SDN 28 Nanga Menterap ini untuk berobat. Namun belum membuahkan hasil. Awal Rosa demam panas. Setelah dua hari, kedua orangtuanya membawa sang anak berobat ke salah satu mantri yang ada di Sekadau.
Oleh sang mantri, anakya tersebut diberi obat. Karena tiga hari tak sembuh, mereka kembali menghubungi sang mantri itu. Mantri tersebut menyatakan Rosa sakit parah. “Katanya, bisa karena berbagai macam sebab. Bisa karena DBD (Demam Berdarah Dengue),” ujar Mohtar menirukan perkataan mantri.
Memang belum ada keterangan medis jelas terkait penyakit Rosa. Namun saat perawatan, anaknya disebut memiliki HB dan trombosit yang rendah. Karena tak kunjung sembuh dan keadaannya terus memburuk, mantri itu menyarankan Rosa agar dibawa ke RSUD Sekadau. Kebetulan juga Rosa datang bulan pertama kali yang cukup banyak mengeluarkan darah.
Saran sang mantra dilakukan kedua orangtua Rosa. Anak tersebut sempat menjalani perawatan selama tiga hari di ruang ICU RSUD Sekadau. Selama menjalani perawatan, dia diinfus dan mendapat tranfusi darah golongan A sebanyak 3 kantong.
Namun kondisi Rosa tetap belum membaik. Pihak dokter RSUD Sekadau menyarankan agar Rosa dirujuk ke Pontianak. Meski Rosa memiliki kartu BPJS, orangtuanya memilih membawa anak tersebut pulang ke rumah.
“Memang ada kartu BPJS. Tapi kami ndak punya uang untuk biaya hidup di Pontianak. Makanya kami bawa pulang,” tuturnya.
Mohtar pun mengaku pasrah akan kondisi yang dialami anaknya. Ia hanya bisa berharap ada uluran tangan dermawan maupun pemerintah daerah agar anaknya bisa dibawa ke Pontianak.
Mohtar juga mengaku, saat anaknya dirawat di RSUD Sekadau, ada kepala Desa Nanga Menterap menjenguk. “Sementara ini kita rawat di rumah dulu. Kita coba pakai obat kampung dulu,” pungkas Mohtar.
Laporan: Abdu Syukri
Editor: Arman Hairiadi