Rombongan Wisatawan Batal Berkunjung ke Kalbar

Kenaikan Harga Tiket dan Pemberlakuan Tarif Bagasi

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Melambungnya harga tiket pesawat berpengaruh terhadap banyak aspek. Tak terkecuali sektor pariwisata di Kalimantan Barat. Akibat persoalan ini, dikhawatirkan kunjungan wisatawan ke Kalbar merosot.

“Kalau sudah harga tiket naik tentu konsumen akan berpikir ulang untuk datang ke Kalbar. Bahkan informasi dari anggota ASITA yang juga bergerak di paket tur, beberapa rombongan membatalkan kunjungannya ke Kalbar,” ungkap Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies ( ASITA) Kalbar, Nugroho Henray Ekasaputra, Selasa (15/1).

Padahal dalam waktu dekat, di Kalbar khususnya di Kota Singkawang bakal digelar event internasional tahunan, Cap Go Meh.

Momen besar ini menurut Henray, adalah peluang di sektor pariwisata. Selain itu, juga berpengaruh terhadap perekonomian karena perputaran uang yang cukup besar. Pelaku usaha punya kesempatan mengembangkan usaha dan mengenalkan produknya.

“Namun adanya pemberlakuan bagasi untuk pesawat, ditambah dengan tingginya harga tiket, tentu membuat konsumen atau wisatawan berpikir ulang. Untuk itu, pemerintah sebagai regulator perlu melakukan atau meninjau ulang aturan tersebut,” kata Henray.

Tingginya biaya yang harus dikeluarkan ini, sama saja tidak mendukung pengembangan sektor pariwisata.

“Seperti sekarang low season harusnya tiket murah seperti rute Pontianak-Jakarta atau sebaliknya, ini mencapai harga di atas satu juta. Nanti mendekati Cap Go Meh mau berapa lagi dijual oleh maskapai,” ungkapnya.

Padahal menurutnya, keberadaan wisatawan sangat dibutuhkan oleh daerah. Kehadirannya dapat meningkatkan kunjungan wisata sehingga meningkatkan PAD.

“Tambah dengan bagasi, tentu orang datang hanya menyaksikan event. Sementara untuk berbelanja orang mikir-mikir, karena khawatir bagasi lebih dan dikenakan biaya nanti ketika pulang, belum lagi tiket mahal. Kalau orang melihat harga tiket domestik saja mahal sementara tiket luar negeri jauh lebih murah, mereka lebih memilih luar negeri, artinya kita menghilangkan kesempatan,” pungkasnya.

Sebelum harga tiket pesawat melambung, Gubernur Kalbar, Sutarmidji sempat meminta maskapai untuk mengevaluasi kembali harga tiket. Hal ini terkait dengan inflasi daerah yang didorong oleh tingginya harga tiket pesawat tersebut.

Sebelumnya saat dijumpai Rakyat Kalbar, Gubernur Kalbar, Sutarmidji, menyebutkan terkait tinggi nya inflasi yang disumbang dari transportasi lebih rendah inflasi dari sektor pangan.

“Seperti tiket pesawat, kita cenderung mahal dibandingkan dengan daerah lain. Bahkan di angka 40 Persen. Kita bisa kendalikan inflasi di sektor pangan, tapi transportasi sulit. Ini yang perlu jadi perhatian,” ungkapnya.

Bahkan kata Sutarmidji, jika dalam kondisi yang padat, harga tiket pesawat dengan kelas bisnis dengan rute Pontianak-Jakarta pernah mencapai harga lima jutaan.

“Harga ini lebih mahal jika dibandingkan dengan harga tiket Jakarta-Hongkong, ini perlu dilakukan evaluasi kembali,” pungkasnya.

Terkait harga tiket pesawat ini, maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) sepakat menurunkan tarif tiket penerbangan. Penurunan tarif tiket tersebut berlaku sejak Jumat 11 Januari 2019.

“Mendengar keprihatinan masyarakat atas tingginya harga tiket nasional dan komitmen positif dari stakeholder khususnya dari Angkasa Pura (AP) 1, AP2 dan Pertamina, kami sejak minggu lalu khususnya sejak jumat sudah menurunkan tarif harga domestik,” ungkap Ketua Umum INACA, Ari Askhara, Minggu (13/1).

Presentase penurunan tarif tersebut dilakukan bervariatif, yakni 50 hingga 60 persen. Namun saat ini dipastikan berada di atas 20 persen.

Tarif tersebut, sambung Ari diberlakukan pada beberapa rute penerbangan seperti Jakarta-Denpasar, Jakarta-Jogja, Jakarta Surabaya, Bandung-Denpasar.

“Dan lainnya akan dilanjutkan dengan rute penerbangan domestik lainnya seperti Jakarta-Padang, Jakarta-Pontianak, Jakarta-Jayapura dan seterusnya,” ujar Ari.

Menteri Perhubungan, Budi Karya meminta seluruh jajaran direksi maskapai nasional untuk menurunkan harga tiket ini.

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura ll itu menjelaskan, dalam penentuan harga tiket pesawat, pemerintah telah mengatur tarif batas atas dan bawah, di mana kenaikan harga tiket saat ini memang belum mencapai batas atas.

 

Laporan: Nova Sari

Editor: Andriadi Perdana Putra