Roadmap Pendidikan Virtual

Oleh: Joko Intarto

Ilustrasi : Internet

eQuator.co.id – Semua kota kecamatan akan terhubung dengan jaringan internet berkecapatan tinggi. Tahun depan: 2019. Begitu berita yang saya baca dari sebuah situs berita online, pekan lalu.

Berita itu menurut saya menarik. Memberi optimisme. Di tengah kesibukan sebagian besar petahana untuk memperpanjang jabatannya. Juga naik ke jabatan yang lebih tinggi lagi. Atau menyiapkan anak dan istrinya untuk merebut tongkat suksesi. Dalam berbagai level.

Pertanyaannya, mau dimanfaatkan untuk apa internet berkecepatan tinggi itu? Katakanlah, janji kehadiran jaringan (internet) benar-benar terwujud. Katakanlah (benar-benar) hadir di seluruh kecamatan di Kalimantan Barat. Tahun depan.

Dulu, internet dipahami hanya sebagai saluran informasi. Yang bisa diakses menggunakan perangkat komunikasi digital. Smartphone, laptop, personal computer dan tablet PC.

Pembahasan internet tak lebih dari pembicaraan soal isu-isu popular yang muncul di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Youtube. Memang hanya itulah pemanfaatan internet yang terbesar oleh masyarakat Indonesia.

Belakangan, internet telah berkembang. Tidak sekedar sarana membagi informasi yang cepat dan murah. Internet juga dimanfaatkan untuk sarana komunikasi. Lewat berbagai aplikasi seperti Whatsapp, WeChat, Line, Kakaotalk dan Messenger.

Tidak hanya untuk berkomunikasi dengan format text. Tapi juga dengan voice atau audio. Sekarang malah sudah bisa untuk konten video.

Belakangan, muncul pula berbagai aplikasi digital yang mengelaborasi e-business. Online shop dan market place bermunculan. Bahkan sampai jasa ojek.

Hilang seribu tumbuh satu. Pemain lokal tumbang, pemain global datang.

Pemerintah (pusat dan daerah) pun mulai memanfaatkan jaringan internet untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Kepada masyarakat.

Mulai dari pengurusan berbagai izin dan dokumen secara online. Hingga untuk urusan pengolahan database seperti e-KTP yang jadi urusan KPK (sekarang disebut KTP-el). Juga database pemilukada dan pemilu dalam waktu dekat.

Sejak dua tahun lalu, saya sering menulis tentang pentingnya memanfaatkan internet untuk pengembangan kualitas pendidikan dan kesehatan di daerah. Khususnya di daerah yang kekurangan guru dan dokter.

Ada sekolah kekurangan guru. Ada yang punya guru. Tapi gurunya tak pernah bisa menambah ilmu. Ada klinik pelayanan kesehatan yang kekurangan dokter. Ada yang punya dokter. Tapi dokternya tak pernah bisa menambah ilmu.

Padahal guru dan dokter harus terus belajar. Harus menambah pengetahuan. Menambah ilmu. Dengan mengikuti berbagai pelatihan tentang metode baru. Teknologi baru. Alat baru.

Bukan karena guru dan dokter itu malas belajar lagi. Mereka tak sempat menambah ilmu lewat kursus dan seminar. Karena jauhnya pusat pendidikan. Karena mahalnya biaya perjalanan. Karena sulitnya keluar dari daerah kerjanya. Karena kalau ditinggal tidak ada penggantinya.

Internetlah yang bisa menyelesaikan. Dengan internet, guru dan dokter bisa belajar lagi. Secara jarak jauh. Dengan pengajar di mana pun. Di seluruh dunia.

Saya membayangkan tahun depan di Kalimantan Barat akan seperti ini: sekolah-sekolah di kota kecamatan akan memiliki jaringan internet berkecepatan tinggi. Yang terhubung dengan semua sekolah di kota-kota besar yang lebih maju.

Setiap hari, sekolah-sekolah itu akan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar secara online. Pengajarnya dari sekolah maju di kota besar. Boleh dari Jawa. Sekali tempo, boleh juga menghadirkan guru dari mancanegara.

Demikian pula di pusat pelayanan kesehatan. Dokter-dokter dan perawat di daerah bisa belajar secara jarak jauh. Dari kampus-kampus kedokteran ternama. Dengan dosen-dosen terkemuka.

Secara teknologi dan teknik, kondisi itu bukan lagi hanya impian. Sebab saya sudah melakukan. Sejak tiga tahun silam. Menyelenggarakan kuliah jarak jauh. Untuk guru, dosen, pelajar, mahasiswa, dan para profesional.

Tapi belum tentu ketika jaringan internet telah tersedia, harapan saya tentang dunia pendidikan dan kesehatan di Kalimantan Barat, menjadi nyata. Sebab, sebaik apa pun kualitas internetnya, model pemanfaatannya sangat ditentukan oleh siapa yang menjadi pemimpin daerahnya. (jto)

 

*Admin www.disway.id,

founder www.jagaters.id