eQuator.co.id – SINTANG-RK. Isak tangis keluarga pecah. Bahkan ada yang jatuh pingsan saat mengetahui Asiong sudah tak bernyawa.
Pria 74 itu tewas setelah kediamannya terbakar di Gang Barata RT 10, Kecamataan Sintang Kota, Kabupaten Sintang, Kamis (7/2) sekira pukul 00.45 WIB. Saat kebakaran, korban sedang tertidur pulas di dalam rumahnya. Pria renta tersebut tak dapat menyelematkan diri lantaran sedang sakit.
Pantauan Rakyat Kalbar di lokasi kejadian, korban berhasil dikeluarkan pihak Pemadam Kebakaran (Damkar) Sintang sekira pukul 01.50 WIB atau satu jam setelah terjadi kebakaran tersebut. Disaat api sudah mulai dapat dijinakan.
Saat dikeluarkan, korban yang diketahui kesehariaannya sebagai pengusaha tahu ini sudah di dalam kantong jenazah. Jasad korban langsung dimasukan dalam ambulance untuk dibawa ke RSUD Ade M Djoen Sintang.
Salah seorang saksi mata bernama Meli. Perempuan ini tinggal di kos-kosan tepat di belakang rumah terbakar tersebut. Pada saat itu dirinya terbangun untuk membuat susu anaknya. Tiba-tiba melihat cahaya dari balik tirai kaca kamarnya.
“Setelah saya buka gorden, ternyata api membakar rumah. Memang pada saat itu belum besar, tapi sudah melebar,” ujarnya kepada Rakyat Kalbar.
Sontak Meli berteriak. Membuat suaminya yang sedang tertidur pulas langsung terbangun untuk melihat kejadian tersebut.
“Hawa panas api juga sudah nyampai di kost saya, meski saat kejadian hujan turun,” terangnya.
Ia mengatakan, suaminya langsung membawa anaknya yang masih bayi keluar kost. Karena khawatir api merembet sampai ditempatnya. “Pemadam kebakaran datang tidak lama setelah saya melihat api tersebut saat ditelepon oleh warga. Tapi kondisi api sudah mulai membesar,” jelasnya.
Untungnya, kata dia, api cepat dijinakan petugas Damkar. Sehingga tak merembet hingga di kediamannya. “Ditambah lagi dengan bantuan hujan yang turun,” tutup Meli.
Kepala Satpol PP dan Damkar Sintang, Martin Nandung mengatakan, pihaknya menerjunkan enam unit mobil Damkar. Ada pula mobil Yayasan Busera. Proses pemadaman api dibagi menjadi. Di depan dan belakang rumah.
“Kita sampai ke lokasi pukul 01.00 WIB, atau setelah 15 menit setelah mendapat laporan. Personel yang kita turunkan 50 orang,” jelasnya.
Api benar-benar diyakini padam sekira pukul 02.55 WIB. Satu rumah hangus terbakar. Namun tak sempat merembet ke rumah lain di dekatnya. “Untungnya kita cepat dapat memadamkan api, sehingga hanya satu unit rumah yang terbakar,” ucapnya.
Martin sangat menyayangkan ada korban terjebak sehingga meninggal dunia. Posisi korban saat dievakuasi Satgas Damkar, Polisi dan Busera sekitar 1,5 meter dari pintu keluar rumah. Posisi korban saat itu bertelungkup.
Dijelaskan Martin, dari posisi korban kelihatan berusaha untuk keluar. Cuma tidak bisa mencapainya. Mungkin dikarenakan kondisi korban memang sedang tidak memungkinkan.
“Karena informasi yang saya dapat, korban memang dalam kondisi lagi sakit,” katanya.
Martin minta maaf kepada pihak keluarga dan masyarakat Sintang karena tidak dapat menyelamatkan korban. Meski pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin. Karena tugas mereka terutama menyelamatkan jiwa dan harta benda. “Tapi tidak bisa dihindari adanya korban. Jadi kami merasa sedih juga,” sesalnya.
Memang pihaknya dapat mengantisipasi api tidak meluas. Tapi dengan adanya korban jiwa ini menjadi pelajaran bagi pihaknya agar ke depan bisa lebih baik lagi. “Mudahan ke depan kita lebih cepat bergerak dan cepat respon, tentunya juga mengutamakan keselamatan anggota kita,” lugasnya.
Terkait sumber api, Martin mengatakan sejauh ini pihaknya belum mengetahuinya. Namun yang pasti rumah terbakar milik korban. Dimana korban tinggal bersama beberapa karyawannya. Selain sebagai tempat tinggal, rumah tersebut produksi tahu. “Kondisi bangunan dari kayu,” pungkas Martin.
Sementara itu, Paur Subag Humas Polres Sintang, IPDA Baryono saat dikonfirmasi Rakyat Kalbar mengatakan, pihaknya juga belum bisa memastikan sumber api. “Rumah yang terbakar itu terdiri dari empat kamar dihuni oleh korban dan 4 karyawannya,” terangnya.
Kerugian material akibat kebakaran rumah yang berada tepat di belakang Lapas Kelas II B Sintang tersebut juga belum dapat ditaksir pihaknya. Namun tindakan kepolisian yang dilaksanakan, mengamankan TKP dengan memasang police line.
“Membawa korban ke RSUD Sintang untuk divisum, membantu memadamkan api bersama tim Damkar,” tuturnya.
Pihaknya juga melakukan penyerahan jenazah kepada keluarga korban untuk dibawa pulang dan disemayamkan. “Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi,” pungkas Baryono.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Rakyat Kalbar Asiong memang sakit-sakitan. Korban sudah tidak mampu berjalan. Namun dia kerap tidur di tempat usaha produksi tahu bersama para karyawannya. Tempat produksi tahu berada di belakang kediamannya. Rumah tersebut dihuni keluarganya.
Laporan: Saiful Fuat
Editor: Arman Hairiadi