Ratusan Warga Nyalakan Lilin di Kantor PLN

LILIN NEGARA. Ratusan warga geruduk Kantor PLN Area Ketapang, protes pemadaman, kemudian menyalakan lilin sebagai simbol Perusahaan Lilin Negara, Rabu (2/12) malam. JAYDI CANDRA-RK

eQuator – Keseringan gelap buta dibuat PLN yang rajin memadamkan listrik di Kota Ketapang, lama-lama bikin tak tahan juga. Ratusan warga sejumlah desa dari Kecamatan Benua Kayong dan Kecamatan Delta Pawan bergerombol menggeruduk Kantor PLN Area Ketapang, Rabu (2/12) malam.

“Mengapa lampu sering padam! Harus ada solusi dari PLN, kami mau ketemu dengan kepala PLN,” teriak seorang warga di tengah kegelapan.

Warga lain berseru pula, “Di Jalan Sisingamangaraja sering dipadamkan, bukan kami tidak bayar rekening listrik. Anak-anak kami mau ulangan gimana mereka mau belajar!”.

Yang lain menimpali, bertanya soal peralatan elektronik mereka yang rusak akibat seringnya byar pet. “Apa PLN mau ganti!? Kalau kami telat bayar listrik apakah PLN tidak mendenda kami!?’’seru warga sambil mengajunkan tinju ke atas.

Tapi syukurlah, walaupun kepala panas di suasana gelap gulita itu, warga masih menyimpan kesabaran. Tak bikin onar alias anarkis.

Selang beberapa jam kemudian barulah Manager PLN Area Ketapang, Sumarsono, tergopoh-gopoh keluar dari dalam kantornya dikawal Kapolres Ketapang AKBP Hady Poerwanto yang didampingi anggotanya.

Dalih Manajer perusahaan setrum itu tentang sering padamnya listrik seminggu terakhir ini karena PLN kehilangan daya tiga megawatt. “Memang kami salah, itu disebabkan kondisi mesin, bukan kami sengaja,” ucapnya.

Warga kemudian mempertanyakan kenapa pihak PLN, yang katanya mengedepankan pelayanan, tidak memperpanjang kontrak sewa Genset dengan pihak swasta. “Bapak pernah bilang kontraknya dengan pihak swasta putus. Mesinnya bagus, itu fakta Pak. Kan ada MoU-nya, itu kan masalah teknis. PLN kan bayar, kalau mereka tidak mau lagi bekerja sama dicabut saja mesinnya lalu diusir dari Ketapang,” seru para pendemo.

Sumarsono pun buka rahasia mengapa pihak swasta tidak mau  bekerja sama. Dijelaskannya, PLN melakukan kontrak dengan Koperasi Induk Pegawai (KIP). Lantas KIP punya sub kontrak bernama Bina Pertiwi (BP).

“Namun mereka berdua ini agak ribut. Antara KIP dengan BP cekcok masalah pajak. Setiap PLN membayar ke rekening KIP selalu diblokir akibat terkendala pajak hingga tidak sampai ke BP,” ungkapnya.

Jadi, ia melanjutkan, ini bukan salah dari PLN, juga bukan keinginan PLN untuk menyetop sewa itu. “Saat ini kami masih melakukan tahap negosiasi oleh PLN Wilayah,” jelas Sumarsono.

Sambil menunggu hasil negosiasi, pihaknya berusaha untuk memperbaiki mesin di Sukaharja yang nantinya bisa memproduksi daya sekitar 11,2 megawatt guna menutupi separoh daya yang hilang.

“Dan kondisi ini pun telah disampaikan ke Wilayah, kami tidak tinggal diam. Solusi lain tidak ada lagi, hanya menunggu PLTU beroperasi,” ucap dia pasrah.

Sumarsono juga mengakui, mulai Selasa (1/12), memang ada perubahan jadwal pemadaman, yang awalnya empat hari sekali padam kini menjadi tiga hari sekali.

Warga, baik laki-laki maupun perempuan, yang datang dengan sepeda motor sepertinya masih belum puas. Sebab, mereka meyakini listrik bakal padam lagi.

Para pengunjuk rasa itu kemudian menyalakan puluhan lilin di depan kantor PLN. Sebuah bentuk sindiran bahwa perusahaan pelat merah itu tak lain hanya Perusahaan Lilin Negara. Setelah itu, mereka pulang lewat jalan masuk ke Area Kantor PLN yang diblokir Sat Lantas Polres Ketapang selama aksi tersebut. (*)

Editor: Mohamad iQbaL

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.