eQuator.co.id – Ketapang-RK. Polres Ketapang berhasil mengamankan ratusan pelaku berbagai tindak kehajatan. Mulai dari perjudian, narkoba, prostitusi, sajam, premanisme, miras dan petasan.
“Jumlah kasus ada 323. Jumlah pelaku 346 orang. 68 pelaku diproses hukum, 278 dilakukan pembinaan,” kata Waka Polres Ketapang, Kompol Pulung Wietono saat menyampaikan hasil Ops Pekat 2019 Polres Ketapang Polres di Mapolres Ketapang, Selasa (2/7).
Dalam Ops Pekat 2019 yang dimulai sejak 17 hingga 30 Juni 2019 ini, dikatakannya, ada dua pengungkapan kasus yang menonjol. Diantaranya, pertama kasus perampokan yang dilakukan oknum Kadus, di Jalan DI Penjaitan, BTN Taman Sari, Kecamatan Delta Pawan.
Kedua, terkait penangkapan pelaku pembunuhan dan perampokan di daerah Sintang yang mana tersangka berhasil diamankan oleh pihak kepolisian di wilayah Ketapang.
Terkait beberapa kasus yang berhasil diungkap dalam Ops Pekat ini, Pulung mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat selalu berhati-hati atau waspada dalam beraktivitas.
Peran aktif masyarakat dalam memberikan informasi, sangat dibutuhkan pihak kepolisian dalam mengungkap setiap kasus yang ada.
“Penanganan kasus 4C (curat, curas, cubis, curanmor) dan pekat membutuhkan partisipasi masyarakat. Tidak dapat hanya dilakukan pihak kepolisian. Masyarakat perlu untuk berpartisipasi dengan penyelenggaraan pengamanan mandiri di wilayah masing-masing untuk meningkatkan deteksi dini dan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya kejahatan,” ujarnya.
Sementara itu KM, salah satu pengedar sabu yang ditangkap pihak kepolisian beberapa waktu di Air Upas mengaku bahwa tekanan ekonomi yang mengiringnya untuk berbisnis barang haram tersebut.
“Baru-baru mah. Soalnya buat menghidupi anak-anak. Suami sudah pisah. Baru dikasih orang (sabu), malamnya langsung dikenakan (tangkap),” terang perempuan berusia 43 tahun ini.
KM yang awalnya buka warung sembako kecil-kecilan, terpaksa terlibat dalam penjualan sabu. Keuntungan dari setiap paket yang dijual, diakuinya untuk menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
“Dalam sehari, kadang laku dua paket yang harga 50 ribu sampai 100 ribu rupiah,” tutupnya. (uzi)