-ads-
Home Rakyat Kalbar Pontianak Raih 108.520 Suara, Maman Melengang ke Senayan

Raih 108.520 Suara, Maman Melengang ke Senayan

Suarakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Kalbar

Caleg Partai Golkar Dapil Kalbar, Maman Abdurrahman diwawancarai wartawan di Restoran Sari Bento, Minggu (12/5). Dia menjadi runner-up perolehan suara terbanyak di Dapil Kalbar 1. : Abdul Halikurrahman/Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Caleg muda DPR-RI Dapil Kalbar 1 dari Partai Golkar, Maman Abdurahman melenggang ke senayan, setelah berhasil meraup suara sebanyak 108.520 suara.

Ia menjadi runner-up perolehan suara terbanyak di Dapil Kalbar 1.  Setelah Caleg PDI Perjuangan nomor urut 1, Cornelis, yang mendapat suara  sebesar 285,797 suara.

Hasil itu dihetahui berdasarkan Rapat Pleno Rekapitulasi Penghitungan Suara tingkat KPU Provinsi Kalbar yang digelar di Hotel Mercure Pontianak, Sabtu (11/5).

-ads-

Maman menyebutkan, basis perolehan suara terbesar yang ia dapat di Pileg kali ini, yakni berada di wilayah Kabupaten Kubu Raya. Dengan raihan suara mencapai 24 ribuan.  “Yang kedua di Ketapang. Ketiga Sambas, dan keempat Pontianak. Tapi perolehan suara partai secara keseluruhan gabungan dari caleg, itu terbesar di Ketapang. Karena Ketapang kan menjadi basis utama Partai Golkar,” kata Maman Abdurahman, ditemui di Restoran Sari Bento, Minggu (12/5).

Atas keberhasilan menembus parlemen pusat mewakili Dapil Kalbar 1, meliputi Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Landak, Bengkayang, Mempawah, Sambas, Ketapang, Kayong Utara, dan Kubu Raya. Maman turut mengucapkan terimakasih kepada segenap keluarga besar Partai Golkar, dan seluruh tim sukses yang ikut berjuang. “Insya Allah, lima tahun nanti, saatnya yang muda bisa membuktikan dan menunjukan bahwa yang muda bisa berbuat,” katanya.

Maman menyadari, amanah yang dititipkan rakyat kepadanya sebagai legislator di tingkat pusat, bukan perkara mudah untuk dipertanggungjawabkan. Sebab, pada akhirnya jabatan tersebut akan dituntut oleh konstituen, supaya bisa menjadi wakil rakyat yang mampu memperjuangkan seluruh aspirasi. “Tapi, terlepas dari itu, saya ucapkan dan apresiasi kepada masyarakat. Insya Allah, semua amanah ini akan saya emban untuk membawa aspirasi masyarakat Kalbar di tingkat pusat,” ucapnya.

Sebagai caleg muda yang terpilih, tentu kata Maman, hal itu menjadi tantangan tersendiri. Untuk membuktikan pada semua orang, bahwa yang muda juga bisa berkiprah dan berkarya di panggung politik nasional.

Terlepas dari itu, Mamam pun berkomintmen akan menyuarakan sejumlah isu strategis di wilayah Kalbar untuk digaungkan di tingkat pusat.

Baginya persolan infrastruktur di Kalbar, masih menjadi isu utama yang mesti terus didorong di DPR RI untuk disampaikan ke pemerintah pusat. Sebab, masih banyak infrastruktur di daerah yang belum sesuai harapan masyarakat.

Sementara isu yang bersifat jangka panjang dan perlu disuarakan di tingkat nasional, kata Maman, yakni soal pengembangan potensi sumber daya alam yang ada di Kalbar. “Hal pertama adalah mendorong percepatan politik will dari pemerintah pusat untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di kalbar,” sebutnya.

Ia berpendapat, hal tersebut merupakan projek prestisius yang cukup tepat. Untuk menyelesaikan permasalahan kelangkaan listrik yang selama ini tak kunjung selesai. “Ini menjadi solusi yang baik. Secara geografis, Kalbar cukup memenuhi syarat. Karena kita punya potensi uranium di daerah hulu, yaitu Melawi,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, pemindahan gas processing plan D-Alfa, yang saat ini berada Kepulauan Riau, juga harus diperjuangkan untuk dipindahkan ke wilayah Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. “Harapan kita pengelolaan gas ini bisa ditarik di Paloh, Sambas,” katanya.

Jika itu bisa diwujudkan, Maman meyakini, penyerapan tenaga kerja akan terbuka lebar. Bahkan, bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 7 ribu sampai 10 ribu. “Ini memang target jangka panjang. Tidak mudah, tetapi bukan tidak bisa. Saya melihatnya ini perlu terus diangkat, agar menjadi perhatian pemerintah pusat,” pungkasnya.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman

Editor: Yuni Kurniyanto

Exit mobile version