Ragam Peringatan May Day di Kalbar

Yang Jelas, Minta PP 78/2015 Dicabut

UNJUK RASA. Massa yang tergabung dalam FPR Kalbar melakukan aksi dalam memperingati May Day dengan berbekal kertas yang berisi bermacam tulisan dan bendera di Taman Dgulist Untan Pontinak, Selasa (1/5). Maulidi Murni
UNJUK RASA. Massa yang tergabung dalam FPR Kalbar melakukan aksi dalam memperingati May Day dengan berbekal kertas yang berisi bermacam tulisan dan bendera di Taman Dgulist Untan Pontinak, Selasa (1/5). Maulidi Murni

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Kalbar, yang jatuh pada tanggal 1 Mei kemarin, dipusatkan di Bundaran Digulis Untan, Pontianak. Seperti diberitakan sebelumnya, para buruh tak akan duduk manis.

Yang turun ke jalan diantaranya Front Perjuangan Rakyat (FPR) Kalbar. Di dalamnya terdapat beragam organisasi. Seperti KAMMI, AGRA, SPR, PMKRI, SPD, Pembaharu, FMN, dan berbagai ormas, maupun serikat buruh sendiri.

Sejumlah tuntutan mereka suarakan dalam momentum May Day ini. Intinya, meminta kesejahteraan dari pemerintah dan menolak Keppres No. 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing (TKA).

Humas FPR, Nauval, menyampaikan 9 poin tuntutan. Diantaranya, laksanakan Reforma Agraria sejati dan menolak RAPS Jokowi-JK yang hanya memperkuat kedudukan monopoli atas tanah. Dan bangun industri nasional sebagai salah satu syarat kedaulatan dan kemakmuran rakyat.

“Cabut PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, cabut UU PPMI dan berikan perlindungan sejati bagi buruh migran,” terangnya.

Mereka juga menolak pengesahan kitab Undang-undang Hukum Pidana karena mengancam hak kritis rakyat. Mereka juga menuntut untuk mencabut Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing serta menolak segala bentuk larangan pembakaran ladang bagi kaum tani.

Lanjut Nauval, FPR meminta pelaksanaan eksekusi pembatalan HGU PT Sintang Raya dan cabut izinnya. Kemudian mereka meminta bebaskan Ayub, warga yang ditahan, tanpa syarat dan kembalikan seluruh barang-barang milik masyarakat yang disita Polres Mempawah.

Salah seorang massa yang tergabung dalam FPR, Wahyu Setiawan, menjelaskan soal program RAPS dan reformasi agraria sejati. Pihaknya menuntut pemerintah membangun industri nasional. Industri dasar yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi.

“Bukannya setengah atau yang saat ini memiliki orientasi bahwa negara kita memproduksi barang rakitan. Ini mengakibatkan dampak bahwa potensi alam kita yang ada saat ini tidak dinikmati oleh rakyat, tapi dinikmati oleh negara – negara imperalis terutama negara asing yang memiliki industri dasar,” paparnya.

Imbuh dia, “Itu berdampak terhadap semua sektor termasuk pengangguran dan lapangan pekerjaan yang minim”.

Selain itu, kata Wahyu, setelah diterbitkannya PP 78 tentang pengupahan, upah yang buruh terima tidak sebanding dengan kebutuhan hidup yang ada saat ini. “Notabenenya bahwa Indonesia mengalami krisis sama halnya dengan negara luar. Dan juga mengalami krisis kronis yang berdampak sangat luar biasa bagi kehidupan rakyat,” jelas Wahyu.

Terkait kebijakan Perpres No 20 tentang tenaga kerja asing, dia berujar bahwa regulasi itu mengabaikan tenaga kerja domestik produktif yang banyak. Yang melimpah ruah. Mayoritas mengalami permasalahan pengangguran. Tidak ada lapangan pekerjaan.

“Kita bukan mempermasalahkan buruhnya tapi kebijakan pemerintah yang kurang tepat untuk membawa tenaga kerja asing ke Indonesia, sementara banyak tenaga kerja Indonesia yang masih membutuhkan lapangan pekerjaan,” terangnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa para pekerja di perkebunan sawit, yang ada kaum ibu, mengalami pemangkasan secara sepihak. “Dan kebijakan pemotongan sepihak tidak berdasarkan aturan yang ada tapi memang sepihak dilakukan oleh banyak perusahaan,” tutup Wahyu.

Peringatan Hari Buruh Internasional berawal dari keberhasilan para buruh di Chicago, USA, yang dapat memperpendek jam kerja dari 20 jam menjadi 8 jam perharinya. Setiap tahunnya peringatan hari buruh menjadi momentum bagi para buruh sedunia untuk dapat kembali mengenang dan menuntut hak-hak yang belum sempat elite pemerintah penuhi.

Massa dalam aksi May Day ini membekali dirinya dengan spanduk dan bendera dari organisasinya masing-masing dan menyampaikan orasi dengan semangat perjuangan kelas buruh. Aksi ini juga dijaga oleh aparat kepolisian dan TNI.

Sementara itu, di seantero Kalbar, May Day diperingati tak hanya dengan aksi unjukrasa. Di Landak, Federasi Serikat Buruh (FSB) Kamiparho Landak, melaksanakan peringatan May Day di halaman Kantor Bupati Landak. Acara yang dilaksanakan senam sehat, deklarasi Pilkada damai, anti narkoba, dan anti hoax.

Ada joget bersama. Juga bagi door prize. Acara ini diikuti Pj Sekda Landak Alpius dan Wakapolres Landak Kompol Damianus Dedy Susanto. Mereka ikut berjoget ria bersama.

Ketua DPC KSBSI Landak, Yasilduhu Zalukhu Yusuf,  mengatakan May Day  merupakan hari peringatan sejarah mengenang terbebasnya kaum buruh dari penindasan. Yang dilakukan kaum kapitalis.

“Namun dalam era modern peringatan May Day  dijadikan moment bagi kaum buruh untuk melakukan tuntutan guna mencapai kesejahteraan kaum buruh untuk menjadi lebih baik,” terang Yusuf.

Menurut Yusuf, hari buruh 1 Mei 2018 dijadikan sebuah momen untuk melakukan gerakan sosial dan aksi simpatik. Dengan mengambil tema “May Day is Fun Day” (hari buruh adalah hari menyenangkan).

“Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bentuk dukungan kaum buruh terhadap pemerintah dalam menciptakan iklim situasi yang kondusif menjelang Pilkada Kalbar 2018, bahwa KSBSI seluruh Kalbar sepakat untuk tidak melakukan aksi turun ke jalan,” ujarnya.

Sementara itu, meski tidak ada pergerakan menunjol dari para buruh di Sekadau saat peringatan hari buruh atau May Day, jajaran Polres Sekadau tetap melakukan langkah antisipasi. Salah satunya dilakukan jajaran Polsek Nanga Mahap.

Dipimpin langsung Kapolsek, Ipda I Nengah Muliawan, sejumlah personil Polsek Nanga Mahap melakukan patroli di sejumlah perusahaan di kecamatan Nanga Mahap. “Partoli ini kita lakukan untuk memantau dan mengantisipasi aksi buruh saat May Day,” kata Nengah, kemarin.

Patroli ini menyasar aktifitas buruh/karyawan di beberapa perusahaan yang ada di Nanga Mahap. Diantaranya PT. Arvena Sepakat, PT. MBJ dan PT. LBP.

Fakta dilapangan, tidak ditemukan adanya aktifitas unjuk rasa maupun tindakan persuatif yang dilakukan serikat buruh. “Sejauh pantauan kami tidak ada unjuk rasa, seluruh pekerja atau karyawan ketiga perusahaan itu diliburkan untuk memperingati May Day,” ucap Nengah.

Namun dalam hal ini, Kapolsek Nanga Mahap tetap memberikan imbauan kamtibmas kepada pihak perusahaan. Ipda Nengah juga menginformasikan bahwa Sabtu, 05 Mei 2018 mendatang akan diadakan giat donor darah di Puskesmas Nanga Mahap.

Kegiatan sosial donor darah ini diselenggarakan oleh perusahaan LBP dan MJB dalam rangka memperingati Hari Buruh atau May Day di kecamatan Nanga Mahap. “Kita apresiasi kegaitan donor darah itu,” pungkas Nengah.

Di Sambas, Dinas Ketenagakerjaan Sambas  bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan melaksanakan kegiatan sosial. Melibatkan serikat pekerja dan buruh.

Kepala Disnakertrans Sambas, Zainal Abidin, mengatakan kegiatan sosial dimulai dari pengecekan kesehatan sampai membersihkan lingkungan pasar Sambas.

Untuk standar keselamatan kerja, setiap tiga bulan sekali perusahaan melaporkan  sistem keselamatan kerja kepada Disnakertrans Sambas. “Jika di bawah standar keselamatan kerja, maka kami akan memanggil dan mensosialisasikan kepada perusahaan untuk standar kerja yang sesuai dengan peraturan yang berlaku,” tuturnya.

Perusahaan juga berkewajiban untuk mendaftar karyawannya ke BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. “Apabila terjadi kecelakaan dalam bekerja maka bisa diurus dengan BPJS Ketenagakerjaan Namun apabila ada sakit langsung ke BPJS Kesehatan,” tutupnya.

Novi Ariani, Kepala Kantor BPJS Kesehatan Kabupaten Sambas mengatakan, pada hari Mayday ini pihaknya melaksanakan mobile customer service. Melayani penggantian kartu Indonesia sehat dan sosialisasi  hak dan kewajiban peserta BPJS Kesehatan. Serta melaksanakan kegiatan pengecekan tensi darah dan gula darah.

“Untuk jaminan kesehatan untuk buruh atau pekerja, maka perusahaan harus  mendaftarkan pekerjaannya ke BPJS Kesehatan, kita berharap perusahaan  mendapatkan semua karyawan ke BPJS kesehatan agar kesehatan tetap aman,” katanya.

Di Sambas sudah ada sekitar 150 perusahaan yang telah mendaftarkan karyawannya ke BPJS Kesehatan. “Untuk perusahaan yang makro hampir semua telah mendaftar, tinggal usaha-usaha Mikro saja,” tutupnya.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan KCP Singkawang yang juga melingkupi Kabupaten Sambas dan Bengkayang, Iwan Pramono mengatakan, antusiasme perusahaan di wilayah kerjanya masih rendah dalam hal mendaftarkan pekerja mereka sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.

“Lebih dari 2200 perusahaan terdapat di tiga wilayah, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sambas, namun kepesertaan BPJS Ketenagakerjaannya masih minim, belum semua pekerja menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan,” ungkapnya.

Ditegaskan dia, perusahaan memiliki kewajiban untuk mendaftarkan karyawannya sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan merupakan perlindungan dasar yang wajib diberikan atau dimiliki oleh para pekerja.

“Ada sanksi yang akan dikenakan kepada perusahaan yang tidak mendaftarkan para pekerja mereka sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, namun dalam hal ini kita akan melakukan koordinasi dengan perusahaan dan pemerintah, kalau perusahaan ini masih juga abai, kita bisa melakukan tuntutan hingga ke ranah hukum,” tegasnya.

Imbuh dia, “Terdapat empat program utama yang dijalankan oleh BPJS Ketenagakerjaan yakni,  jaminan tenaga kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, serta jaminan pensiun”.

Di Bengkayang, peringatan Mayday dihadiri sekitar 500 peserta. Acara berlangsung selama dua jam dimulai pukul 08.00 hingga 10.00. Dipusatkan di Pantai Kura-kura, Desa Karimunting Kecamatan Sungai Raya Kepulauan.

Usman Yahya, Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Koperasi UKM dan Nakertrans, membuka langsung kegiatan ini. Dalam sambutannya, Usman Yahya sangat mengapresiasi kegiatan hari buruh sedunia ini. Karena Mayday tak lagi terkesan angker.

Laporan: Maulidi Murni, Antonius, Sairi, Kurnadi, Abdu Syukri

Editor: Mohamad iQbaL