Puting Beliung, Ratusan Rumah Berantakan

Saksi: Angin Mutar-mutar, Sampai Atap Rumah Terangkat

DITERJANG ANGIN RIBUT. Sebagian perumahan yang rusak diterjang angin ribut, atapnya lepas beterbangan, Selasa (13/8). Tri Yulio HP-RK

eQuator.co.id – SUNGAI AMBAWANG-RK. Sejumlah perumahan di Kubu Raya diporakporandakan angin ribut, Selasa (13/8) sore. Menyusul hujan super lebat walau sekejap di Kota Pontianak dan sekitarnya.

Angin puting beliung yang menyertai hujan menyambar puluhan unit rumah. Sedikitnya tiga komplek perumahan, yakni Komplek Arafah, Komplek Permata, Komplek Borneo, berhamburan atapnya. Komplek BTN Arafah di Jalan Ampera, Desa Ampera Jaya, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, cukup parah diserbu angin sekitar pukul 16.00 WIB.

“Pokoknye anginnye kuat, mutar-mutar sampai terangkat atap rumah tu. Membuat kami panik dan berlarian,” ungkap Nasir, pekerja Komplek Arafah, saat sedang mengerjakan salah satu rumah.

Sebagian rumah masih bisa ditempati. Namun, lebih banyak yang memilih mengungsi.

Ryan, warga yang sedang berada di warung kopi sempat mengabadikan kejadian itu di handphonenya. Atap-atap rumah beterbangan digasak angin beriringan dengan hujan begitu lebat.

“Pas saya lihat seng-seng atap rumah orang beterbangan kena angin. Pokoknye angin tu bercampur dengan hujanlah,” ungkapnya.

Satinem, penghuni komplek Arafah, dapur rumahnya yang rusak paling parah. Atap dapurnya lepas beberapa bagian dinding retak. Ngerinya, saat kejadian dia bersama tiga anaknya berada dalam rumah. Dari luar terdengar suara teriakan orang menyuruh seluruh warga yang masih dalam rumah untuk keluar.

“Saya lihat di luar orang udah berlarian. Memang saya ada dengar suara gemuruh, saya pikirkan hanya hujan jak. Rupanya angin udah ngantam rumah orang,” ujarnya.

Spontan, bersama ketiga anaknya berlari ke arah depan komplek menyelamatkan diri. Seorang petugas meminta warga untuk masuk ke dalam ruko yang dijadikan sebagai kantor pemasaran perumahan.

“Pas orang-orang nak masuk ke dalam, disuruh keluar lagi karena khawatir rubuh juga kan,” ungkapnya.

Data sementara, kata Kastini, Kasi Kesra Kecamatan Sungai Ambawang, terdapat dua rumah yang hancur di Komplek Borneo dan Permata. Tak hanya atap, dinding yang terbuat dari beton pun ikut tumbang dihantam angin.

“Rumah yang ada di komplek itu pokoknya habis sekali, rubuh,” ungkapnya.

Total rumah yang rusak di tiga komplek ini mencapai 100 lebih, dengan rincian 10 ruko dan sekitar 90 an perumahan yang telah dihuni dan yang masih dalam proses pembangunan. Untuk sementara, Kastini belum bisa memastikan apakah pihak Kecamatan akan menyiapkan tempat pengungsian untuk warga yang terdampak kejadian ini.

“Kita lihat nanti, jika memang dibutuhkan akan kita sediakan tempat pengungsian,” tutupnya.

71 Bangunan Rusak

Akibat terjangan puting beliung disertai hujan, ratusan unit bangunan di Sui Ambawang Kabupaten Kubu Raya, rusak berat. Kapolsek Sui Ambawang AKP Joko Sutriyatno menghitung kurang lebih 60 unit rumah terdiri dari 11 unit sudah ditempati dan 49 unit masih kosong.

“Kerugian materil belum dapat ditaksirkan namun dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa,” kata Joko, Selasa (13/8).

Rasuli, warga setempat, melihat angin yang berputar yang membawa sampah terbang di udara dari arah selatan menuju ke perumahan Arafah. “Pak Rasuli ini langsung lari dari belakang perumahan berteriak kepada penghuni agar keluar dari rumah menyelamatkan diri. Ada angin puting beliung,” tutur Kapolsek.

Kepala Dinas Sosial KKR, Nursyam Ibrahim, masih melakukan pendataan rumah yang terkenah musibah itu. “Kita sesuai aturan, hanya membantu yang bersifat sosial, seperti pakaian, tenda-tenda makanan dan lain sebagainya,” jelasnya.

Nuryasm juga koordinasi dengan instansi terkait terutama dinas sosial Provinsi.

“Kalau kesehatan tetap dinas kesehatan, bencananya di BPBD, kalau rumah di dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup. Semuanya ada tupoksinya masing-masing. Intinya kami masih melakukan pendataan,”katanya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya Marijan mengatakan, higga saat ini belum ada laporan masyarakat yang jadi korban putting beliung. “Namun tetap kami waspada, karena lokasi kejadian tidak jauh dari Puskesmas Ambawang. Muda-mudahan tidak ada korban jiwa,” harapanya.

Belum Merata

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Supadio Sutikno mengatakan, setelah sekitar 17 hari tidak hujan di Kota Pontianak dan sekitarnya, kemarin hujan tidak merata di sebagian wilayah Kota Pontianak dan Kubu Raya. “Hujan turun dengan intensitas lebat berdurasi singkat disertai angin kencang berdurasi singkat. Berdasarkan , telah terjadi angin puting beliung di wilayah Sungai Ambawang, Kubu Raya,” ungkapnya.

Data Stasiun Meteorologi Supadio, Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak dan Stasiun Klimatologi Mempawah, tidak menunjukkan adanya angin kencang. Analisis menggunakan radar cuaca dengan produk PPI Radial Velocity pada elevasi terendah, diperoleh kecepatan angin hingga 45 knot (sekitar 81 km/jam) di sekitar lokasi kejadian pada jam 15.29 WIB.

“Kejadian ini bersifat local. Hanya di wilayah dengan radius yang tidak luas akibat adanya aktivitas awan Cumulonimbus. Pembentukan awan Cumulonimbus ini diakibatkan konvektif yang kuat/tinggi di sekitar Kota Pontianak,” kata Sutikno.

Saat ini, lanjut Sutikno, hujan baru turun di sebagian Kabupaten Kapuas Hulu, Bengkayang, Landak, Sambas, Pontianak dan Kubu Raya.

“Diprakirakan hujan akan meluas ke wilayah Kalbar lainnya hingga 1 minggu ke depan dengan intensitas ringan-sedang hingga lebat,” katanya.

Terkait dengan mulai turunnya hujan diprakirakan hingga beberapa hari ke depan, masih perlu diwaspadai potensi hujan lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. Terutama pada siang hingga sore hari.

”Sehubungan dengan belum meratanya curah hujan, Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak tetap mengimbau agar tidak melakukan aktivitas pembakaran hutan dan lahan,” katanya.

Ditambahkan Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Erika Mardiyanti, data kecepatan angin maksimum di Stasiun Meteorologi Supadio, Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak dan Stasiun Klimatologi Mempawah tidak menunjukkan adanya angin kencang. Analisis menggunakan radar cuaca dengan produk PPI Radial Velocity pada elevasi terendah diperoleh kecepatan angin hingga 45 knot (sekitar 81 km/jam) di sekitar lokasi kejadian pada jam 15.29 WIB.

“Kejadian ini bersifat lokal, hanya di wilayah dengan radius yang tidak luas akibat adanya aktifitas awan Cumulonimbus. Pembentukan awan Cumulonimbus ini diakibatkan konvektiv yang tinggi di sekitar Kota Pontianak,” jelasnya.

Saat ini hujan baru turun di sebagian Kabupaten Kapuas Hulu, Bengkayang, Landak, Sambas, Kubu Raya dan Kota Pontianak. Bahkan diprakirakan hujan ke depan akan meluas ke wilayah Kalbar lainnya hingga 1 minggu ke depan dengan intensitas ringan – sedang hingga lebat.

Karena belum meratanya curah hujan, Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak tetap menghimbau agar tidak melakukan aktivitas pembakaran hutan dan lahan. “Begitu juga perlu diwaspadai  potensi terjadinya hujan lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama pada siang hingga sore hari,” tukasnya.

GERAK CEPAT

Cuaca buruk disertai angin puting beliung membuat PLN berupaya gerak cepat bersihkan jaringan transmisi yang terganggu.

“Gangguan pada jaringan transmisi PLN arah Siantan- Sei Raya mengakibatkan beberapa gardu induk padam pukul 15:43 WIB. Beberapa benda asing yang diduga plat seng berterbangan dan menempel pada kawat transmisi. PLN segera menormalkan kembali jaringan di beberapa lokasi yang terdampak padam,” ujar Manager Komunikasi PLN UIW Kalbar, Syaipunnur Rahsia, Selasa (13/8)

“Prosesnya berjalan dengan cepat, upaya penormalan jaringan yang terganggu segera kami lakukan, secara bertahap kami segera menormalkan gardu induk yang berdampak padam,” tuturnya

Prakiraan waktu selama 7 menit sejak terjadinya gangguan gardu induk di Kabupaten Bengkayang sudah kembali bertegangan dan selanjutnya diikuti beberapa gardu induk lain di Kota Pontianak.

“Alhamdulillah pada pukul 16:32 WIB seluruh gardu induk yang terhubung melalui jaringan transmisi sudah kembali normal, dan masyakarat pun dapat segera menikmati listrik kembali,” tuturnya.

 

 

Laporan: Tri Yulio HP, Nova Sari, Rizka Nanda, Syamsul Arifin

Editor: Mohamad iQBaL