eQuator.co.id – Pontianak-RK. Untuk kesekian kalinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang ke Kalbar. Kali ini presiden RI ke-7 itu meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ketapang dan Ground Breaking Mobile Power Plant (MPP) Kalbar.
PLTU yang diresmikan berkapasitas 2×10 MW dan masuk system 20 KV. Sedangkan Ground Breaking MPP berkapasitas 4×25 MW program 35.000 MW. Ground Breaking MPP dan Peresmian PLTU Ketapang tersebut dilakukan di lokasi MPP, Desa Jungkat, Siantan, Mempawah, Kamis (2/6).
Presiden Jokowi didampingi istri, Iriana Joko Widodo tiba di lokasi MPP pukul 16.30, bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Mariani Soemarsono, Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis, MH dan istri Frederika Cornelis. Turut hadir Bupati dan Wakil Bupati 13 kabupaten/kota minus Bupati dan Wakil Bupati Ketapang.
Presiden yang tiba di lokasi langsung melakukan pengecekan perencanaan atau master plan pengerjaan MPP Kalbar 4×25 MW program 35.000 MW.
“Kenapa saya ke lokasi ini, Kabupaten Mempawah, setelah mendengar ada power plan pembangkit listrik yang terbengkalai atau mangrak sudah tujuh sampai delapan tahun,” kata Presiden Jokowi.
“Seperti ini harus diselesaikan. Yang kedua saya juga ingin melihat progres perkembangan MPP yang diharapkan di bulan September bisa diselesaikan. Saya lihat konstruksi sudah tinggal mesinnya ditarik dipasang. Sepetember sudah bisa diselesaikan,” sambungnya.
Sebelum masuk ke lokasi MPP, Jokowi memastikan kondisi bangunan pembangkit listrik. Apalagi bangunan sudah 7-8 tahun terpasang pembangkit listrik 2×50 MW, namun belum ada manfaatnya. Sementara dana yang sudah digelontorkan sudah Rp1,5 triliun.
“Kalau tidak bisa dipakai, bisa banyangkan Rp1,5 T. Coba bayangkan. Apapun masalahnya harus diselesaikan,” tegasnya.
Presiden memerintahkan Dirut PLN harus menyelesaikan MPP Desember tahun ini. “Kerja harus seperti ini, diberi target. Nanti saya lihat sudah rampung, harus rampung,” tegasnya.
Jokowi mengatakan, apabila MPP ini selesai, maka Kalbar tak lagi memikirkan listrik.
“Saya ingin titip pesan, bekerja dengan saya, saya pastikan akan cek. Mungkin saya datang lagi, atau mungkin orang saya dikirim datang mengecek. Saya senang datang ke tempat yang ada persoalan,” ujar Presiden Jokowi.
Dana yang dibangun untuk MPP ini duit negara. Ini duitnya rakyat. Hampir di seluruh provinsi, keluhan yang selalu dirinya terima, berkaitan dengan listrik. Kapasitas listrik kurang dan byarpet.
“Ini yang satu persatu harus diselesaikan. Akan kita lihat perkebangannya. Kalau listrik ada, investasi akan masuk dan berkembang,” ujarnya.
Gubernur Cornelis menugcapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi. Di matanya, Kalbar telah mendapatkan perhatian yang luar biasa, baik infrastruktur maupun listrik. “Jadi masyarakat Kalbar harus banyak berterima kasih dengan Pak Presiden,” ucapnya.
Adanya listrik ini, kata Cornelis, untuk kepentingan wilayah di Mempawah, Kota Pontianak, Singkawang dan Sambas. Sedangkan untuk wilayah perbatasan sendiri, sudah ada tenaga listrik dari Malaysia.
“Menurut informasi yang diberikan kepada kami, pembangunan listrik tenaga gas, bulan Mei sudah dimulai. Mudah-mudahn September 2016 sudah selesai. Kalau selesai tepat waktu, kita bisa menunjukan kepada masyarakat Kalbar, bahwa pemerintah Presiden RI Joko Widodo-JK (Jusuf Kalla) bukan hanya ground breaking saja. Tapi memang itu jadi,” jelas Cornelis.
Dirut PLN, Sofyan Basyir mengatakan, PLTU Ketapang (2×10 MW) untuk memenuhi permintaan pasokan listrik di sistem kelistrikan Kalbar. PT PLN persero membangun PLTU Ketapang 2810 MW untuk mengurangi defisit daya di daerah Ketapang.
“PLTU Ketapang terdiri dari dua unit, memiliki keluaran turbin Generator (Netto) masing-masing 10 MW. Listrik yang dihasilkan akan terhubung ke sistem melalui switchgear 20 KV dan jalur bawah tanah ganda dari 20 KV ke Gardu PLTD Sukaharja,” ungkap Sofyan.
Lokasi Proyek PLTU Ketapang (2×10 MW) berada di Desa Sukabangun Dalam, Kecamatan Delta Pawan. Jadwal COD dan nilai Proyek Target COD PLTU Ketapang (2×10 MW) untuk unit 1 dan unit 2 pada Juli 2016. Nilai kontrak PLTU Ketapang sebesar USD 10.696.003 dan Rp251.970.683.448. Nilai sudah termasuk PPN 10 persen (amandemen IX tanggal 13 November 2015).
“Sumber dana untuk pembayaran pembangunan PLTU Ketapang 2×10 MW menggunakan anggaran PLN,” ujar Sofyan.
Pelaksanaan proyek PLTU adalah PT Wijaya Karya (persero) Tbk. Dimana PT PLN Persero sebagai owner dan PT PLN jasa Enjenering sebagai konsulat engineering. Sementara PT PLN (persero) PUSMANKON sebagai konsultan supervisi kontruksi, serta PT PLN Persero PUSERTIF sebagai konsultan komisioning dan SLO.
“Benefit proyek, yaitu menambah kapasitas daya pembangkit listrik untuk sistem kelistrikan Ketapang,” jelasnya.
Selain itu, meningkatkan kehandalan suplai tenaga listri untuk sistem kelistrikan Ketapang. Menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP) dengan mengurangi pengoperasian PLTD yang berbahan bakar minyak (BBM). Meningkatkan pelayanan dan rasio elektrifikasi (RE) di wilayah Ketapang dan sekitarnya.
MPP Kalbar 100 MW, berlatar belakang proyek dalam rangka menindaklajuti program pemerintah pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW. PT PLN Persero menugaskan PT PLN Batam untuk membangun MPP Kalbar 100 MW di Desa Jungkat, Siantan, Mempawah, guna menambah kehandalan pasokan listrik sistem khatulistiwa di Kalbar.
“MPP Kalbar terdiri dari empat unit. Memiliki keluaran turbin generator masing-masing 25 MW. Listrik yang dihasilkan akan terhubung ke sistem khatulistiwa, melalui switchyard gardu induk Parit Baru,” jelas Sofyan.
Nilai kontrak USD 75.360.614,18 atau Rp421.951.401.536,26 di lokasi Desa Jungkat Parit Baru Kabupaten Mempawah. Pelaksana PT GE Operation Indonesia, bahan bakar 2016-2018 bahan bakar minyak (BBM). Kemudian 2018 dan seterusnya, Liguefied Natural Gas (LNG).
Benefit proyek, menambah kapasitas daya ketersediaan pembangkit listrik untuk sistem kelistrikan khatulistiwa di Kalbar. Meningkatkan kehandalan sistem kelistrikan khatulistiwa, guna mendukung kerjasama jual beli energi lsitrik antara RI-Malaysia (SESCO).
Laporan: Isfiansyah
Editor: Hamka Saptono