Poles UMKM Pontianak Berbasis Teknologi Modern

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Pontianak dituntut lebih cerdas dalam memanfaatkan teknologi. Terutama dalam mengembangkan sektor usaha di era revolusi industri 4.0 saat ini.

“Sudah masuk ya era 4.0 tentu bukan hanya persoalan teknologinya tapi para pelaku usaha harus cerdas mengikuti perkembangan zaman,” ujar Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Kadiskumdag) Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo, belum lama ini.

Terlebih saat ini, kata Haryadi, penggunaan teknologi informasi sudah merambah di berbagai lini. Termasuk perbankan misalnya menerapkan financial technology (fintech), sebagai layanan keuangannya. Sama halnya dengan UMKM, nantinya produk-produk yang dimiliki dapat dipasarkan dengan berbasis IT.

“Untuk itu, kita terus memberikan pelatihan-pelatihan bagi UMKM, termasuk bagaimana pemanfaatan IT. Terlebih UMKM di Pontianak semakin meningkat, dan kita tahu bahwa ini merupakan tumpuan untuk bertumbuh kembangnya industri,” ungkapnya.

Dengan pelatihan, memberikan materi serta ilmu-ilmu untuk pemasaran produk, tentu diharapkan ke depan UMKM yang sebelumnya amatir bisa menjadi lebih profesional.

“Artinya apa? Kalau mereka sudah profesional bahwa ini bukan hanya sekadar hobi tapi sudah menjadi profesi. Jadi bisa menghasilkan pendapatan, khususnya bagi ibu-ibu jadi bisa membantu kebutuhan rumah tangga mereka,” kata Haryadi.

Apalagi saat ini, Pemerintah Kota Pontianak telah menyediakan gedung UMKM Center yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk melakukan pelatihan, serta tempat mempromosikan produk yang dimiliki.

“Kalau dulu kan mereka tidak punya rumahnya. Sekarang mereka bangga karena sudah punya rumahnya jadi bisa berkreatifitas di sini. Mulai produksi, pelatihaan, promosi sampai membimbing mereka menjual melalui aplikasi fintech ‘Warung Kite’. Jadi ibu-ibu ini sudah masuk di era 4.0, yang tadinya hanya pelaku usaha konvensional,” terangnya.

Terkait produk, pihaknya masih mengarahkan UMKM untuk tetap fokus pada produk unggulan yang dimiliki masing-masing. Orisinil, tentunya akan menjadi ciri khas tersendiri dan bernilai jual.

“Jadi harus ada pembeda daerah satu dengan daerah lainnya. Seperti di Pontianak pembedanya dari sisi produk makanan dan minuman kita masih pada kelompok aloevera. Aloevera yang awalnya 2-3 jenis sekarang sudah ada 40 jenis. Seperti diolah dalam bentuk permen, tepung, cokelat, stik, kosmetik dan yang lainnya,” tutupnya. (ova)