eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Guna mengembangkan sistem kelistrikan di sisi selatan Kalimantan Barat, PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP Kalbagbar) akan membangun Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Tayan-Sandai sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2019-2028.
Untuk mewujudkan hal tersebut, PLN UIP Kalbagbar melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan melaksanakan sinergi dengan Pemerintah Provinsi Kalbar dan pemerintah kabupaten setempat dalam melancarkan proses pengadaan tanah yang merupakan bagian dari kegiatan sebelum masa konstruksi dimulai. Sinergi berupa rapat koordinasi dengan berbagai bidang di pemerintahan provinsi dan daerah ini bertempat di Hotel Kapuas Palace, Kamis (18/7).
Kegiatan dihadiri oleh perwakilan dari jajaran Pemprov Kalbar dan berbagai dinas di Provinsi Kalbar, Polda Kalbar, BPN Kalbar, perwakilan dari Pemkab dan dinas di Ketapang dan Sanggau.
Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Kalbar, Yohanes Budiman, menyampaikan bahwa tahap pertemuan ini merupakan langkah awal untuk menyamakan persepsi antara institusi pemerintahan, masyarakat dan juga PLN terhadap berbagai peraturan, manfaat, dan tujuan pembangunan proyek ketenagalistrikan.
“Pembangunan SUTT Tayan-Sandai ini termasuk salah satu proyek strategis nasional yang direncanakan oleh pemerintah berdasarkan Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional,” ujar Yohanes Budiman dalam sambutannya.
Proyek transmisi ini juga dibangun dengan tujuan untuk meminimalisir biaya penyediaan energi listrik dengan mengirimkan listrik yang bersumber dari pembangkit yang lebih murah.
“Disamping itu juga akan memiliki dampak positif dalam mengurangi gangguan dan pemadaman listrik yang muncul akibat cuaca buruk ataupun akibat perawatan rutin mesin pembangkit,” terangnya.
Senior Manager Pertanahan dan Komunikasi PLN UIP Kalbagbar, Efrizon menjelaskan, saat ini sistem kelistrikan di bagian selatan Kalbar yaitu Sistem Ketapang masih beroperasi secara isolated atau belum saling terhubung dengan sistem pembangkitan lainnya.
“Oleh sebab itu, SUTT sepanjang 160 km ini nantinya akan berfungsi untuk menghubungkan sistem kelistrikan tersebut ke Sistem Khatulistiwa,” sebut Efrizon.
Efrizon mengatakan, untuk menghubungkan kedua sistem kelistrikan tersebut dibangun sebanyak 423 tower yang proses pembangunannya akan terbagi ke dalam 3 section.
“SUTT itu juga akan membutuhkan tanah tapak tower seluas kurang lebih 11,78 hektare,” tandasnya.
Untuk menyediakan kebutuhan lahan dalam pembangunan tapak tower SUTT yang akan melintasi 2 kabupaten yaitu Ketapang dan Sanggau, 7 kecamatan, dan 22 desa ini maka sangat dibutuhkan kerja sama intensif dengan pemerintah daerah setempat dan dukungan dari masyarakat agar proses pembangunan secara umum dan pengadaan tanah dapat berjalan lancar.
Dalam rapat koordinasi tersebut juga dihadiri oleh Camat Meliau, Raden Asmadi. Dia mengungkapkan, pihaknya menyatakan dukungan dan menyambut baik rencana pembangunan. Dia menambahkan bahwa sejauh ini mayoritas warga di daerahnya telah menyetujui atas pembangunan transmisi tersebut.
“Kita berharap agar pembangunan ini dapat berjalan lancar sehingga jaminan pasokan listrik lebih terjaga,” ucapnya. (ova)