eQuator.co.id – KETAPANG-RK. Pemadaman bergilir yang diberlakukan PLN Ketapang sejak tanggal 28 Juni lalu hingga Selasa 2 Juli 2019 mengundang reaksi warga. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat setempat.
Menurut Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Ketapang, Wilfrid Siregar, pemadaman bergilir terpaksa diberlakukan karena beberapa mesin pembangkit besar mengalami gangguan.
Menurutnya, total keseluruhan mesin pembangkit yang dimiliki PLN saat ini dapat mensuplai energi listrik sebesar 36 MW, sementara beban puncak tertinggi pemakaian listrik masyarakat berkisar 27 MW.
“Secara daya mampu mesin pembangkit yang kami miliki sebenarnya masih diatas kebutuhan listrik masyarakat, namun karena ada gangguan pada mesin PLTU unit 1 berkapasitas 10 MW dan mesin pembangkit milik SJM dengan kapasitas 4 MW maka kapasitas daya mampu mesin pembangkit yang kami miliki turun menjadi 22 MW. Total kekurangan dayanya sebesar 5 MW maka pemadaman bergilir pun tak bisa dihindari,” ungkapnya dalam pres rilisnya, Selasa (2/7).
Hal ini lantaran, mesin PLTU unit 1 mengalami kendala gangguan pada plugging batu bara sehingga tidak dapat beroperasi secara maksimal dan keluar dari sistem kelistrikan Ketapang.
“Kami terus berkoordinasi dengan rekan-rekan yang bertugas di PLTU yang bekerja nyaris 24 jam tanpa henti untuk mengupayakan perbaikan secara maksimal dan direncanakan selesai pada hari Rabu tanggal 3 Juli ini,” katanya.
Sementara itu, untuk mesin PLTU milik SJM terkendala pada pompa oli. Untuk tindak lanjutnya pihak SJM sudah mencoba untuk mendatangkan sparepart pompa oli dari Pontianak, dan saat ini sparepart-nya sudah tiba di Ketapang dan langsung dikerjakan proses pemasangan oleh teknisi SJM. Diperkirakan hari ini sudah bisa diuji coba.
“Kami berupaya keras semaksimal mungkin untuk meminimalkan pemadaman pada saat beban puncak, yakni antara pukul 17.00 hingga 22.00 WIB dengan meminta pelanggan-pelanggan industri yang memiliki cadangan mesin pembangkit untuk sementara mengoperasikannya, agar masyarakat dapat lebih banyak menggunakan listrik,” jelasnya.
Menurut Nurhani (51), warga Jalan KS Tubun, pemadaman yang terjadi cukup mengganggu aktivitas warga, namun melihat kendala yang saat ini dihadapi PLN dirinya merasa berempati.
“Kemaren saya mendatangi kantor PLN untuk mengetahui secara langsung penyebab listrik padam. Terus terang kami merasa terganggu dengan adanya pemadaman bergilir ini, karena aktifitas jadi terganggu, namun setelah mendengarkan penjelasan dari petugas PLN dan melihat upaya perbaikan yang dilakukan kami juga merasa turut prihatin. Semoga kedepannya PLN dapat meningkatkan mutu layanannya kepada masyarakat,” ungkap Nurhani.
Senada, Anto (48) warga DI Panjaitan justru sempat mendatangi lokasi PLTU di Sukabangun. Dari petugas dia mendapatkan penjelasan bahwa memang benar saat ini ada kendala pada salah satu mesin PLTU.
“Saya sempat diajak melihat para pekerja yang melakukan perbaikan pada mesin PLTU. Dari petugas saya mendapat keterangan bahwa mereka melakukan upaya perbaikan nyaris tiada henti untuk memaksimalkan upaya perbaikan agar pasokan listrik dari mesin PLTU kembali normal. Semoga perbaikan dapat segera selesai dan pemadaman pun tidak terjadi lagi,” kata Anto.
Dengan terjadinya pemadaman bergilir ini, atas nama manajemen PLN Ketapang beserta UPDK menghaturkan permohonan maaf, dan mohon do’anya agar mesin PLTU yang terkendala dapat segera beroperasi dan mensuplai listrik secara maksimal. (ova)