Pinjam di Bank Urusan Ribet

Pelaku UMKM Terkendala Modal

PELAKU UMKM. Suryani menunjukkan tas kerajinannya di Kalbar Exravaganza 2018 di halaman parkir Ayani Megamall, Sabtu (5/5). Nova Sari-RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi salah satu penopang perekonomian Kalbar. Namun masih banyak kendala yang dihadapi pelaku ekonomi ini, salah satunya permodalan.

“Memang sejauh ini kita pelaku UMKM masih terkendala dari segi modal,” kata Suryani, pelaku usaha pernak pernik fashion wanita kepada Rakyat Kalbar ketika ditemui di event Kalbar Exravaganza 2018 di halaman parkir Ayani Megamall, Sabtu (5/5).

Untuk menjual sendiri, modalnya harus ia dahulukan. Ketika barang sudah terjual baru, ia dapat beli bahan lagi. Meskipun saat ini pemerintah sudah memberikan kemudahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan dengan suku bunga yang rendah, namun hal ini tak serta merta mendukung usahanya. Karena untuk meminjam modal di perbankani urusannya ribet. Banyak persyaratannya. “Sehingga ini yang membuat kita pelaku UKM malas untuk pinjam di bank,” sebutnya.

Sebagai pelaku usaha, Suryani mengatakan, seharusnya pemerintah memberikan kemudahan dengan peminjaman modal dengan persyaratan yang tidak memberatkan pelaku usaha. Misalnya dibentuk koperasi khusus bagi UMKM. “Kalau sistem koperasi tidak begitu sulit, ini yang kita harapkan,” ucapnya.

Di samping itu kata Suryani, untuk promosi pemerintah sudah melakukan hal yang cukup bagus. Yaitu gencar mempromosikan produk lokal. Pihaknya diberikan peluang dengan menjual produk di event-event yang digelar pemerintah. “Kita diberi stan gratis, bahkan tak hanya di Pontianak, kita juga diajak untuk mengisi stan di event luar daerah,” terang anggota Rumah Aktif (Rumaktif) Pontianak ini.

Berbagai aneka kerajinan yang dibuat Suryani. Mulai dari aneka tas wanita dengan motif yang beragam, tempat tisu, gantungan kunci boneka serta aksesoris lainnya. Harga yang dipatok mulai Rp15 ribu hingga Rp300 ribu. “Harganya sangat beragam, dan bermacam-macam,” ujarnya.

Harga disesuaikan dengan tingkat kerumitan membuatnya. Semakin rumit motif yang dibuat, harganya semakin tinggi. Produk yang ia jual tak dipasarkan lewat stan saja, namun juga melalui media sosial. “Sehingga tak sedikit konsumen saya yang berasal dari luar Kalbar, bahkan ada yang dari luar negeri,” ungkapnya.

Persoalan modal, tidak hanya dikeluhkan Suryani. Pelaku UMKM lainnya, Ita juga mengaku sulit memperoleh modal usaha.

“Selama ini saya menjual produk-produk seperti baju, celana, alat-alat rumah tangga dengan modal sendiri, sebab untuk pinjam bank sulit, urusan syaratnya juga ribet, jadi sedikit demi sedikit saya kumpulin modal,” tuturnya.

Meski sudah memiliki modal yang cukup, namun Ita berharap ada sumber modal yang bisa mengembangkan usahanya.

“Saya masih berharap ada tempat yang bisa meminjamkan modal dengan bunga yang kecil dan urusannya tidak sulit, sehingga usaha yang saya bangun bisa semakin berkembang,” tandas Ita.

 

Laporan: Nova Sari

Editor: Arman Hairiadi