-ads-
Home Rakyat Kalbar Kayong Utara Petani Teluk Batang Ukir Sejarah, Terapkan Teknologi Tanam Padi Musim Gadu

Petani Teluk Batang Ukir Sejarah, Terapkan Teknologi Tanam Padi Musim Gadu

TANAM: Para anggota Poktan tampak kompak menanam padi di musim gadu di desa Banyu Abang, kecamatan Teluk Batang. Ist for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – SUKADANA-Ketua Kelompok Tani (Poktan) Makarti Mukti Jaya I Desa Banyu Abang, kecamatan Teluk Batang, Sunarto mengatakan, penanaman padi dimusim gadu memang belum pernah dilakukan. Namun, hal tersebut coba dimulai pada tahun ini.
“Kami ingin belajar dan mengoptimalkan lahan sawah yang kami punya untuk produksi padi dengan melakukan pertanaman dimusim gadu yang sebelumnya memang belum pernah kami lakukan,” ungkap Sunarto ketika kegiatan penanaman di desa Banyu Abang, Senin (30/4).
Dijelaskannya, lahan sawah pasang surut seluas kurang lebih 450 hektar selama ini hanya ditanami padi varietas lokal setahun sekali di musim rendengan pada Oktober-Maret. Itupun dikelola tanpa perlakuan teknologi budidaya. Namun kali ini pada saat musim tanam gadu pada April-September, petani membuat kebiasan atau “sejarah” baru mereka melakukan pertanaman padi varietas unggul dengan penerapan teknologi pengolahan tanaman terpadu (PTT).
Dari 450 hekar lahan sawah pasang surut yang potensial bisa ditanam, dengan segala peluang dan kemungkinan, mereka melakukan pertanaman seluas 20 hektar. Menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) desa Banyu Abang, Sugio, penerapan tanam gadu ini akan berhasil apabila petani memiliki sikap atau wawasan maju kedepan. Misalnya, kata dia, keterbukaan pikiran akan perubahan kearah yg lebih baik dalam hal pengelolaan budidaya tanaman padi di lahan sawah pasang surut. Selanjutnya, harus yakin bahwa lahan sawah pasang surut adalah media pembelajaran yang sangat efektif untuk menggali pengetahuan budidaya padi.
Diharapkannya, petani harus ada perubahan ke arah petani maju. Karenanya, ia mengajak agar petani menghindari menjadi buruh tani atau kebun dan lebih fokus mengelola lahan sendiri.
Pendampingan dari pihak lain seperti pemerintah hanyalah bersifat rangsangan, kemandirian atas lahan, benih, tenaga kerja dan pengetahuan berbudidaya merupakan suatu keharusan bagi petani. “Semoga sukses buat pak Sunarto, pak Salamun, pak Giok dan kelompok tani Makarti mukti jaya 1 semuanya, jikalau panen nanti berhasil itu merupakan berkah dari Allah tapi jika panennya gagal pengetahuan teknis dan ilmu budidayanya masih perlu ditingkatkan,” ucapnya. (lud)

Exit mobile version