Pertamina Disokong Produksi Minyak di Luar Negeri

eQuator.co.id – JAKARTA – Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, kinerja produksi minyak dan gas Pertamina di luar negeri menjadi penyokong utama peningkatan produksi.

“Realisasi produksi Aljazair hingga semester pertama 2016 mencapai 20 ribu BPH dan gas 111 MMSCFD. Sementara itu, di Irak produksi minyak mencapai 44 ribu BPH,” ujarnya.

Selain itu, lapangan minyak Pertamina di Malaysia juga turut memberikan andil dengan menyumbang produksi minyak sebesar 21 ribu BPH dan gas sebesar 89 MMSCFD. Di Aljazair, Pertamina tercatat menjadi operator di blok Menzel Lejment North.

Serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya, yakni El Merk dan Ourhoud. Di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar sepuluh persen di Blok West Qurna 1.

Sementara di Malaysia, Pertamina memiliki hak partisipasi 18-25,5 persen di Blok SK-309, SK-311, SK-314A, P, K dan Blok H.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, pemerintah perlu mendukung Pertamina untuk tetap mempertahankan, bahkan meningkatkan produksi migasnya.

Tidak hanya sekadar diberikan insentif, pemerintah juga harus memperlakukan Pertamina secara fair. “Karena selama ini Pertamina seringkali mendapatkan penugasan tanpa diperhatikan hak dan kewajibannya,” ucapnya.

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Satya W Yudha mengemukakan, Pertamina diusulkan untuk mendapatkan insentif di sektor hulu. Ini terutama dikaitkan dengan rencana pemerintah yang akan menerapkan skema sliding scale terhadap kontrak bagi hasil (purchase sharing contract/PSC).

Skema tersebut menetapkan saat harga minyak turun bagian pemerintah berkurang, tujuannya agar tetap kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tetap berinvestasi.

“Di Pertamina, PSC-nya seperti Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi, jika dapat sliding scale kan bisa lebih bagus bisa memberikan keuntungan,” terangnya. (lum/jos/jpnn)