Pontianak-RK. Saat Ramadan listrik diharapkan tidak byarpet. Bila sampai terjadi, siap-siap saja PLN didemo.
Syahrani, Dewan Suro Front Pembela Islam (FPI) Kalimantan Barat mengatakan umat muslim Kalbar, khususnya Kota Pontianak sudah merasakan bagaimana pelayanan PLN saat bulan suci puasa. “Jangan kita sebut padam, tapi kematian listrik, lantaran listrik terus-terusan dimatikan PLN saat bulan suci Ramadan. Tahun ini kita minta PLN tidak ada lagi mati listrik,” tegasnya, Senin (16/5) kepada Rakyat Kalbar.
Listrik yang kerap byarpet di bulan Ramadan, kata Syahrani benar-benar membuat resah masyarakat. Terlebih, listrik kerap padam disaat-saat menjelang waktu berbuka puasa, terawih, dan sahur. “Lihat tahun-tahun sebelumnya terjadinya listrik padam saat berbuka puasa, menjelang adzan Magrib sampai lah waktu Salat tarawih. Tolong hargai umat muslim,”katanya.
“Tanpa listrik sebenarnya ibadah dapat dijalankan. Namun inikan sudah menjadi pelayanan PLN yang listriknya dibayar oleh masyarakat,” timpal Syahrani.
Selama ini, kata dia, PLN selalu memberikan jawaban klasik terkait byarpetnya listrik saat Ramadan. “Alasan PLN ketika ditanya, tak lari dari mesin tua, mesin rusak, layangan dan lain sebagainya. PLN jangan seperti itu lagi di tahun ini. Karena di tahun ini mesin sudah baru. Jadi jangan ada pemadaman listrik lagi dan alasan lagi, kita tak mau dengar itu, ”tegasnya.
Tanggung jawab PLN harus diperbaiki, jangan hanya meminta hak kepada pelanggan. “Listrik main cabut saja kalau ada pelanggaran. Tetapi ketika masyarakat memenuhi tanggung jawab, malah PLN yang tidak memberikan pelayanan baik. Jikalau gara-gara byarpet terjadi kebakaran PLN mau tanggung jawab tidak,” kesal Syahrani.
Senada disampaikan Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Pontianak Utara, Mukhlis. Menurutnya PLN mesti mengevaluasi kinerja pada tahun-tahun sebelumnya. “Masyarakat sudah bosan dibuat PLN, gara-gara listrik dipadamkan terus. Terutama di saat bulan suci Ramadan,” pungkasnya.
Mukhlis minta PLN benar-benar memberikan pelayanan optimal. “Kalau masih saja terjadi pemadaman berarti sama dengan mencederai dan mengusik umat muslim yang sedang menjalankan ibadah. Akan membuat resah,” tegasnya.
Jika listrik masih byarpet saat Ramadan, Muhklis mengancam akan melakukan demo ke PLN. “Saya pikir sudah saatnya PLN memikirkan bagaimana antisipasi agar tidak terjadi pemadaman listrik lagi saat bulan suci Ramadan yang sebentar lagi tiba. Hal ini dilakukan agar umat muslim lebih khusuk dalam ibadahnya. Jadi PLN wajib perbaiki kinerjanya jangan cuma janji palsu saja,” demikian Muhklis. (Zrn)