Perbatasan Kalbar Banyak Jalan Tikus

Jadi Fakta Menarik Panglima TNI dan Kapolri

USAI CEK PERBATASAN. Hadi Tjahjanto bersama Tito Karnavian dan Oesman Sapta Odang berada di Lanud Supadio usai melakukan peninjauan ke PLBN Entikong dan PLBN Aruk, Jumat (27/4). Maulidi Murni-RK
USAI CEK PERBATASAN. Hadi Tjahjanto bersama Tito Karnavian dan Oesman Sapta Odang berada di Lanud Supadio usai melakukan peninjauan ke PLBN Entikong dan PLBN Aruk, Jumat (27/4). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Wilayah perbatasan darat Kalimantan Barat dengan Malaysia masih banyak ditemui jalan tikus. Pemerintah Indonesia melalui lintas instansi akan terus mendeteksi dan menghalau penyelundupan melalui jalur tidak resmi tersebut.
Menurut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dalam hal ini tentunya perlu kerja sama antara TNI/Polri, Bea Cukai serta aparat terkait lainnya. Supaya bisa membantu pemerintah menyelesaikan masalah jalan-jalan tikus yang digunakan untuk melaksanakan penyelundupan. “Itu yang nantinya akan segera kita bicarakan. Itu yang menarik,” katanya kepada sejumlah wartawan di Lanud Supadio usai meninjau perbatasan Kalbar, Jumat (27/4).

Sebelumnya Panglima TNI bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta Odang, Dirjen Bea Cukai serta Pj Gubernur Kalbar Doddy Riyamadji melakukan peninjauan di dua kawasan perbatasan darat Kalbar, yaitu Entikong Kabupaten Sanggau dan PLBN Aruk Kabupaten Sambas. Dia merasa bangga bisa melihat dan bertatap muka langsung dengan seluruh prajurit TNI dan Polri yang berada di perbatasan tersebut.  Selain bertemu langsung, ia juga ingin mendengarkan laporan permasalahan-permasalahan dihadapi TNI dan Polri yang bertugas di perbatasan. “Pada prinsipnya semua permasalahan bisa diselesaikan,” ujarnya.

Saat ini kata dia, personel TNI yang menjaga perbatasan sekitar 700 anggota. Nanti akan dikonsentrasikan di wilayah rawan yang dilaksanakan secara gabungan antara TNI/Polri dan Bea Cukai. Ia mencontohkan di Kalimantan Utara, di sepanjang perbatasan menemukan ada sekitar 2000 jalan tikus. Di Kalbar, Jenderal bintang empat tersebut mengira hampir sama. “Maka perlu sinergitas TNI/Polri dan Bea Cukai untuk bisa menyelesaikan masalah yang di hadapi di perbatasan,” lugasnya.
Selain itu, ia juga memastikan patok perbatasan masih tetap pada posisinya. Ini sesuai SOP pelaksanaan patrol, baik di wilayah Aruk maupun Entikong. Kemudian tugas-tugas berikutnya dari personel yang ada di perbatasan adalah melaksanakan pembinaan dan memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat oleh aparat Korem. “Saya sangat mengapresiasi program memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat di perbatasan tersebut,” ucapnya.
Ia juga sudah berkoordinasi kepada Kapolri. Mengingat Polri juga memiliki program yang sama di perbatasan. Khusus di Entikong dan Aruk, direncanakan pelayanan pendidikan dari TNI/Polri dilakukan secara bersama-sama. “Nantinya akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan serupa,” ucap Hadi.
Senada disampaikan Kapolri yang merasakan bangga telah mengunjungi Entikong dan Aruk. Karena berdasarkan penyampaian masyarakat, banyak sekali perubahannya, terutama tampilan dari perbatasan. Jika dulunya jomplang (tidak seimbang) dengan Malaysia, tapi untuk sekarang jauh lebih baik. “Ini otomatis akan membuat manajemen perbatasan menjadi lebih baik,” katanya.
Tito menyebutkan, Panglima TNI dan jajarannya juga membuat program yang tidak sekedar menjaga perbatasan. Melainkan juga ikut membantu melancarkan dan merealisasikan apa yang diinginkan oleh pemerintah pusat, yaitu membangun dari pinggiran. Personel TNI yang ikut membantu masyarakat perbatasan dalam berbagai bidang, khususnya pendidikan.

Kondisi ini membuat ia dan Panglima TNI jadi tergugah untuk mengembangkannya lebih sistematis. Tidak hanya program di bidang pendidikan, namun juga kesehatan, pertanian.“Jadi kami akan bicarakan agar bagaimana program seperti ini akan juga dikembangkan di perbatasan di daerah-daerah lain dan lebih sistematis,” ucapnya.
Menurut Tito, mungkin tenaga dari ASN di perbatasan yang kurang. Sementara personel TNI/Polri memang ditugaskan di perbatasan. Ini akan membuat mereka lebih termotivasi dan semangat.
Mengenai penyelundupan, Tito melihat memang cukup banyak jalan tikus. Terlebih, perbatasan di Kalbar cukup panjang. Masyarakat mencari jalan yang lebih strategis.

Tito memastikan bersama Panglima TNI dan Dirjen Bea Cukai sepakat untuk membangun kerja sama yang lebih baik agar jalan-jalan tikus tersebut bisa dideteksi. Pihaknya juga akan mengajak masyarakat perbatasan, karena mereka lebih paham jalan-jalan tikus tersebut. “Kita mengharapkan ada semacam mekanisme koordinasi yang lebih baik, sehingga masyarakat bisa memberikan informasi kepada aparat, dan kemudian kita bisa buat penindakan,” tutur Kapolri. Dengan adanya langkah-langkah tersebut, pengamanan perbatasan akan menjadi lebih baik dalam rangka menjaga teritorial NKRI.

Selain melakukan peninjauan di perbatasan, Tito juga ingin meyakinkan bahwa Pilkada di Kalbar dapat berjalan dengan aman dan lancar. Ia sudah memberikan arahan kepada jajaran TNI/Polri agar solid dan kompak. Karena itu jadi modal yang paling penting dalam menghadapi Pilkada ini.
“Alhamdulilah dari pandangan pak Panglima, maupun pandangan saya sendiri selaku pimpinan Polri, kekompakan sangat luar biasa antara TNI dan Polri,” katanya.
Tito mengatakan bahwa selalu menekankan netralitas bagi personel TNI maupun Polri. Terlihat apa yang sudah dikerjakan TNI/Polri, KPU, Bawaslu beserta stakeholder terkain lainnya berjalan dengan lancar. Jika kondisi saat ini dapat dipertahankan, dirinya optimis Pilkada di Kalbar berjalan aman dan lancar. Dengan demikian masyarakat jadi tenang.
Jelang Pilkada kata Tito, terpenting untuk diwaspadai media sosial yang kadang menyebar hoax dan sebagainya. Padahal informasi itu belum tentu berasal dari pasangan calon. Bisa saja pihak ketiga dari unsur-unsur negara lain yang ingin mengganggu Indonesia. Maka kalau ada berita yang kira-kira sensitif jangan langsung disebarkan. “Karena akan membuat bingung masyarakat. Menyebarkan berita yang tidak begitu benar, itu sama saja membuat berita yang tidak benar,” pungkas Tito.

Sedangkan Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang menuturkan, ia hanya diajak untuk menyaksikan beranda depan NKRI. Hal yang menarik di perbatasan, TNI/Polri bukan hanya menjaga keamanan. Tapi juga memberikan pendidikan dan membantu masyarakat perbatasan, terutama mengajar anak-anak sekolah. “Jadi kita bersyukur orang Kalbar memang harus berterima kasih dengan adanya TNI/Polri,” sebutnya.

Mudah-mudahan kata pria yang karib disama OSO ini kesejahteraan rakyat akan tercapai. Bilamana kawasan perbatasan makmur, maka akan ada kemakmuran-kemakmuran di daerah lainnya di Indonesia.

 

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Arman Hairiadi