Pengamanan PLBN Badau Diperketat, Persempit Ruang Gerak Teroris dan Penyelundup

KETAT. Anggota Polres Kapuas Hulu memeriksa keluar masuknya barang dan orang di PPLBN Badau, Jumat (29/7). WARGA TITO for RAKYAT KALBAR.

eQuator.co.id – Putussibau – RK. Akses jalan ‘tikus’ maupun resmi yang banyak terdapat di dua kecamatan lini satu perbatasan Kapuas Hulu-Malaysia, Badau dan Puring Kencana, bikin deg-degan Polres Kapuas Hulu. Pengamanan kawasan tersebut memang telah diperketat, tapi tetap saja kekhawatiran mengemuka.

“Maka kita giatkan patroli dan razia di jalur-jalur yang biasa masyarakat gunakan selama ini ,” terang Kapolres AKBP Sudarmin, kepada Rakyat Kalbar, Minggu (31/7).

Hanya saja, fokus utama pengamanan tetap lah di Pos Pemeriksaan Lintas Batas Negara (PPLBN) Nanga Badau. Kata Sudarmin, upaya menambah personel kepolisian di sana dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap masuknya terorisme. Juga mencegah keluar masuknya barang-barang ilegal dari jiran ke Kapuas Hulu.

“Itu akan dilaksanakan secara  terus-menerus. Kita memetakan jam rawan untuk langkah antisipasi masuknya teroris,” tuturnya.
Ditambahkan dia, untuk menjaga agar anggotanya tak jenuh, mereka akan digilir. Satu regu bertugas satu minggu, kemudian minggu berikutnya digantikan dengan regu lain.

Terpisah, warga Kecamatan Badau, Melky menyatakan dukungannya kepada giat patroli perbatasan tersebut. Hal itu dianggapnya penting untuk mengantisipasi masuknya orang dengan tujuan tertentu yang bisa membahayakan keselamatan dirinya dan warga lain.

“Tak hanya itu, memperketat daerah perbatasan akan menangkal masuknya bahaya penyelundupan narkoba,” ujarnya dihubungi via seluler, Minggu (31/7).

Menurut Melky, perbatasan merupakan barometer keamanan sebuah negara, sehingga memang harus mendapat perhatian penuh pemerintah. “Maka kita berharap apa yang digadang-gadang oleh pemerintah pusat terkait pembangunan kawasan perbatasan bisa terwujud,” harap dia.

Lebih lanjut, ia menambahkan, jangan heran banyak masyarakat perbatasan lebih memilih barang dari Malaysia. Hal itu disebabkan adanya ketimpangan dalam pembangunan.

“Namun kita bersyukur sekarang secara bertahap pemerintah mulai membenahi kawasan perbatasan,” imbuhnya.

Melky yakin, masyarakat perbatasan pada umumnya berpegang teguh pada idiologi Pancasila. Sehingga, apa yang dilakukan kepolisian dengan memperketat pengamanan perbatasan, atas kekhawatiran masuknya kelompok terorisme ke Indonesia sangat didukung.

“Kita siap berkoordinasi dengan pihak keamanan, dengan giatnya pengawasan perbatasan, kita sebagai masyarakat juga merasa tenang,” tutupnya.

 

Laporan: Andreas

Editor: Mohamad iQbaL