Penerbangan di Supadio Masih Normal, Jarak Pandang saat Pagi 800 meter

Instruksikan Pemakaian Masker

APEL DALAM RUANGAN. Lanud Supadio Kubu Raya memindahkan apel pagi pada Selasa (20/2) ke dalam Hanggar Skadron Udara 1. Selain untuk tujuan patroli dan upaya pemadaman Karhutla, para anggota AU diminta mengurangi aktivitas di luar ruangan. Penerangan Lanud Supadio for Rakyat Kalbar
APEL DALAM RUANGAN. Lanud Supadio Kubu Raya memindahkan apel pagi pada Selasa (20/2) ke dalam Hanggar Skadron Udara 1. Selain untuk tujuan patroli dan upaya pemadaman Karhutla, para anggota AU diminta mengurangi aktivitas di luar ruangan. Penerangan Lanud Supadio for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Mengantisipasi penyakit pernafasan yang diakibatkan kabut asap yang semakin tebal di wilayah kabupaten Kubu Raya, seluruh anggota AU diinstruksikan bermasker saat beraktivitas di luar ruangan. Tak hanya itu, apel pagi Selasa (20/2), yang biasanya dilaksanakan di lapangan kini dialihkan ke dalam ruangan. Yakni di Hanggar Skadron Udara 1.

“Kepada seluruh anggota kita perintahkan menggunakan masker apabila melaksanakan kegiatan di luar ruangan, hal ini bertujuan agar tidak terjangkit berbagai penyakit saluran pernapasan yang diakibatkan oleh kabut asap ini,” demikian disampaikan Danlanud Supadio, Marsekal Pertama TNI Minggit Tribowo, S.IP.

Dalam beberapa pekan terakhir, Kalbar dilanda kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Salah satu wilayah yang cukup parah intensitas Karhutla tersebut memang Kubu Raya.

Lanud Supadio telah menyiagakan personelnya dalam mengatasi maraknya terjadi kebakaran hutan dan lahan. Mereka ditugaskan melaksanakan patroli sekaligus memadamkan sejumlah titik api bersama personel Kodam XII/Tanjungpura, Polda Kalbar, dan BPBD se-Kalbar bersama warga.

“Kita secara optimal membantu instansi terkait dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan terjadinya kabut asap ini. Kami telah menyiapkan sarana dan prasarana maupun personel dan siap digunakan kapan saja,” jelas Minggit.

Selain itu, Lanud Supadio turut memantau perkembangan titik api melalui udara menggunakan pesawat helikopter jenis Puma. Dari pantauan udara tersebut memang terlihat banyak penampakan Karhutla.

Sementara itu, General Manager (GM) Angkasa Pura II Bandara Internasional Supadio Kubu Raya, Jon Muhtar Rita mengatakan, semenjak terjadi Karhutla di Kubu Raya, penerbangan sempat terganggu. Meskipun tidak berlangsung lama.

“Kabut asap itu terjadinya di pagi hari, mulai pukul 06.00 hingga pukul 07.00 WIB,” ungkap Jon, Selasa (20/2).

Meski begitu, menurut dia, kabut asap tersebut tidak seperti tahun sebelumnya. “Ada delay, tetapi tidak terlalu lama, hanya 15 menit hingga 30 menit,” bebernya.

Jon menambahkan, hingga saat ini belum ada pesawat yang gagal landing (mendarat). Kata dia, jarak pandang masih sekitar 2 ribu meter.

“Hanya saja di pagi hari sekitar 800 meter, itu pun pesawat masih bisa landing,” ucap pria yang baru dua bulan menjabat GM Angkasa Pura II ini.

Dia berharap Karhutla di Kubu Raya cepat diatasi agar tidak berdampak yang lebih para ke penerbangan. “Mudah-mudahan tidak terjadi seperti tahun sebelumnya. Intinya, selama dua minggu terakhir, penerbangan masih beroperasi secara normal, hanya 15 sampai 30 menit saja delay,” pungkas Jon.

Sependapat dengan Jon, Bupati Kubu Raya, Rusman Ali, terus mengingatkan Satgas Peduli Api yang sudah dibentuk di beberapa desa tanggap dan cepat mengatasinya. “Jangan sampai menunggu api membesar, kalau sudah ada tanda-tanda kebakaran, cepat padamkan,” pintanya.

Tidak hanya Satgas Peduli Api, Rusman juga meminta semua lapisan masyarakat Kubu Raya saling menjaga lingkungan. “Kalau melihat orang membakar lahan, silakan diingatkan. Jangan sampai menjadi korban atau pelaku Karhutla, cegah sebelum terlambat,” tutur dia.

Ia meminta BPBD Kubu Raya meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait lainnya. “Sekecil apapun apinya, segera koordinasi, supaya masalah cepat diatasi,” tutup Rusman.

 

Laporan: Syamsul Arifin

Editor: Mohamad iQbaL