Wajah Dyllan Sahara Puteri masih menghiasi beberapa sudut jalan protokol. Istri Riefan Fajarsyah atau Ifan—vokalis Seventeen itu merupakan calon legislatif DPRD Dapil 9 Jawa Timur.
Radar Madiun, Ponorogo
eQuator.co.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ponorogo belum dapat memastikan status pencalonan anak Supriyanto, anggota DPR RI tersebut. Sebab kewenangan terkait pendataannya di KPU Provinsi Jawa Timur. ‘’Itu ranahnya KPU Provinsi sebab almarhumah (Dyllan) mendaftar sebagai caleg DPRD Jawa Timur,’’ kata Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data KPU Ponorogo Arwan Hamidi.
Merujuk ketentuan yang berlaku, petunjuk teknis perbaikan, penyusunan dan penetapan calon sementara dan tetap. Dalam aturan itu bakal caleg yang meninggal dunia, tak dapat digantikan oleh anggota partai politik (parpol) yang bersangkutan. Sehingga, KPU mencoret nama calon tanpa mengubah nomor urut. KPU juga menyusun berita acara dan menerbitkan perubahan keputusan tersebut. ‘’Jadi nanti KPU provinsi akan menerbitkan SK perubahan terkait daftar calon tetap (DCT),’’ lanjutnya.
Dia menegaskan nomor urut yang digunakan almarhum bakal kosong. Namun tidak mengubah nomor urut caleg selanjutnya. Dia mencontohkan misalnya nomor urut almarhum tiga. ‘’Jadi misalnya 1,2 kemudian langsung 4,’’ ungkapnya.
Di Jawa Timur, sedikitnya terdapat 1.500 caleg. Dari total tersebut menurutnya tidak sedikit kasus DCT meninggal terjadi. Apalagi rentang waktu dari mulai pendaftaran hingga pemungutan suara cukup lama. ‘’KPU provinsi akan pro aktif jika menemui kasus seperti ini. Memang ada beberapa caleg yang sudah meninggal,’’ sambungnya.
Lebih lanjut dia menambahkan dalam konteks pencalonan, DCT tidak dapat mundur. Sebab sudah dinyatakan selesai. Dalam proses pencalonan KPU telah berkoordinasi dengan parpol terkait dengan syarat. ‘’Jadi secara sistematika istilahnya tahapan sudah di klik,’’ tuturnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, jenazah Dyllan tiba di rumah duka, Selasa (25/12). Almarhumah berpulang menemani suami konser di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten saat tsunami menerjang. (*)
