Pemkot Pontianak Raih Dua Penghargaan

Jambore Inovasi Kalimantan

RAIH PENGHARGAAN. Abussamah dan Sintya berfoto bersama Rita, usai meraih penghargaan inovasi se Kalimantan di Rumah Radakng, kemarin. Dokumen Rita for RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Pemerintah Kota Pontianak raih dua penghargaan inovasi dalam ajang Jambore Inovasi Kalimantan (JIK) 2018. Ajang ini berlangsung di Rumah Radakng pada 11-13 Oktober 2018.

Dua inovasi Pemkot Pontianak yang meraih penghargaan se Kalimantan yaitu Debar (Delivery Buku Antar) dan ChiPS (Cegah Kumuh Melalui Penertiban Subuh). Debar meraih penghargaan inovasi terbaik kedua. Sedangkan ChiPS raih penghargaan terbaik keenam.
Debar merupakan inovasi yang digagas Kepala Bidang Pengelolaan dan Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan Kota Pontianak, Sintya Augustianti. Sementara Chips inovasi Kepala Bidang Operasi dan Ketertiban Umum Satpol PP Kota Pontianak Abussamah. Tak hanya itu, Abussamah pada Jambore Inovasi Kalimantan 2018 juga meraih penghargaan stan terbaik. Sementara Sintya meraih penghargaan stan terbaik keempat.
Kabid Pengembangan Sumber Daya Aparatur, Badan Kepegawaian dan Pembinaan Sumber Daya Manusia Kota Pontianak Rita Hastarita menjelaskan, inovasi Sintya memikat para juri, karena dinilai mengakomodir para penyandang disabilitas yang ingin menikmati layanan dari perpustakaan berupa peminjaman buku.
Melalui inovasi ini, Dinas Perpustakaan Kota Pontianak menyediakan petugas kurir yang mengantarkan buku-buku kepada penyandang disabilitas. Nanti 14 hari kemudian, petugas akan mengambil buku tersebut kembali.

“Ini tentunya memudahkan mereka yang ingin membaca, sekaligus meningkatkan minat baca para penyandang disabilitas,” ujar Rita dalam keterangan tertulisnya yang diterima Rakyat Kalbar, Selasa (16/10)
Untuk meminjam atau memesan buku, para penyandang disabilitas bisa menghubungi petugas melalui SMS, WhatsApp, maupun website. “Setelah diverifikasi petugas, buku tersebut langsung diantar kepada peminjam,” jelasnya.
Sedangkan ChiPS kata dia, dianggap sebagai sebuah inovasi yang mampu meredam gesekan antara Satpol PP dan masyarakat. Selain itu, juga mengurangi dampak kemacetan yang terjadi akibat kegiatan penertiban. Mengingat kemacetan kerap terjadi pada operasi yang dilakukan pada siang hari.
Rita menjelaskan, setiap tahun Pemkot Pontianak mendorong para peserta Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan (Diklatpim) untuk mengajukan inovasi. Biasanya ada sekitar 44 orang yang ikut Diklatpim. Paling tidak ada 40 inovasi yang diajukan. “Kami membantu mendorong agar inovasi ini bisa direalisasikan secara berkesinambungan,” jelasnya.

“Kemudian dari 40 inovasi tersebut, diseleksi untuk diikutsertakan pada kompetisi inovasi pada level regional, bahkan nasional,” timpal Rita
Kegiatan Jambore Inovasi Kalimantan dihadiri Kepala LAN RI, Wakil Gubernur beserta unsur Forkopimda Kalbar, serta beberapa kepala daerah se Kalimantan. Tahun ini, dari 16 peserta yang mengikuti seleksi tingkat provinsi, 8 di antaranya berasal dari inovasi Kota Pontianak.
“Setelah diseleksi, terpilih 3 inovasi yang mewakili Kalbar. Dua di antaranya dari Pontianak, yaitu Debar dan ChiPS,” demikian Rita. (nov)