eQuator.co.id – SINTANG-RK. Sebagai pusat percontohan alih komoditi untuk menuju desa mandiri, Bupati Sintang, Jarot Winarno turut melalukan tanam perdana sereh wangi di Desa Sungai Pisau, Kecamatan Ketungau Hulu, kemarin.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, OPD, Forkopimcam Ketungau Hulu serta para petani yang ada di desa setempat.
Di depan para petani dan tamu undangan yang hadir, Jarot mengatakan, bahwa inilah contoh di bidang pertanian dan perkebunan rakyat yang monokultural, yakni contoh perkebunan yang tidak menonjolkan kepada satu jenis tanaman saja.
“Pertanian yang seperti inilah yang patut kita kelola dan kita giatkan di desa, menggingat kita punya tanah bagus dan lahan sangat luas yang bisa dimanfaatkan bagi masyarakat,” ujarnya.
Tentu kata Jarot, ini juga warga dapat membangun kreativitas untuk masa depan anak cucu yang akan datang. Tidak hanya sereh wangi yang bisa ditanam di sini, tapi seperti bawang merah, bawang putih dan juga cabai juga bisa.
“Sehingga kita tidak hanya fokus pada satu tanaman saja. Ini yang namanya pembangunan keseimbangan linkungan, ekonomi maju, masyarakat sejahtera yang tetap menjaga lingkungan, serta menjaga adat dan menjaga alam kita,” katanya.
Seperti yang diketahui, kata Jarot bahwa sereh wangi yang nama latinnya Chimbopogan Wintersanus Jowit ini sangat banyak manfaat bagi kehidupan. Selain bisa digunakan oleh masyarakat luas, tentu juga tidak perlu membeli produk dari luar, sebab sudah bisa meghasilkan produk sndiri.
“Akan tetapi petani-petani kita harus mendapat pelatihan yang lebih, supaya lebih kreatif dan inovatif,” pinta Jarot.
Dikatakan Jarot, siklus tanaman sereh ini sangat pendek, dalam 6 bulan saja sudah bisa panen pertama, setelah itu dalam 3 bulan ke depan bisa panen kembali. Yang tidak kalah penting, dalam pengelolaan yang baik di bidang pertanian dan perkebunan seperti ini, adalah bekerjasama dengan pengusaha.
“Tentu pengusaha yang mampu mengelola pemasaran yang bagus, serta tata kelola kelompok tani yang mampu memproduksi menjadi barang kemasan siap pakai. Inilah yang sangat penting untuk memperkenalkan produk unggulan kita,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Sungai Pisau, Lifinus menyampaikan, desa yang luasnya 5.427 hektare ini merupakan daerah yang sangat subur tanahnya, berpatokan dengan itulah warganya mengusulkan dan mempunyai pemikiran untuk memajukan desa dari bidang pertanian dan perkebunan.
“Sudah barang tentu tidak semabarangan pula untuk kita menciptakan kelompok tani,
serta mengelola perkebunan rakyat ini. Dimana sudah melalui regulasi dan payung hukum yang kuat dari Pemkab Sintang,” katanya.
Sehingga pihaknya dapat mengembangkan dan mampu menumbuhkan ekonomi kerakyatan bagi warga Desa Sungai Pisau ini. Dalam pengelolaan perkebunan seperti ini, pihaknya juga sudah mengirim orang-orangnya untuk mengikuti pelatihan dibidang perkebunan dan pertanian.
“Pelatihan itu di Ciparai, Jawa Barat, dimana selama satu bulan mengikuti pelatihan di sana,” pungkasnya.
Laporan: Saiful Fuat
Editor: Andriadi Perdana Putra