-ads-
Home Rakyat Kalbar Pontianak Pemberian ASI itu Perintah Allah dan Rasul-Nya

Pemberian ASI itu Perintah Allah dan Rasul-Nya

PUKUL GONG. Wali Kota Pontainak, Sutarmidji memukul gong sebagai tanda dibukanya Kampanye Pemberian ASI di Komplek GOR SSA Pontianak, Minggu (4/9). Humas Pemkot Pontianak kepada Rakyat Kalbar.

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Perintah memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi selama dua tahun, bukan barang baru. Allah Swt dan Rasulullah sudah sejak lama “mensosialisasikannya”  kepada seluruh umat manusia.

“Memberikan ASI itu kewajiban bagi ibu, karena itu hak anak. Dan itu perintah agama. Itu ada dalam Alquran, bagi yang beragama Islam,” kata H Sutarmidji SH MHum, Wali Kota Pontianak saat membuka kegiatan Kampanye Pemberian ASI Kepada Anak Selama Dua Tahun di Komplek GOR Gedung Olah Raga (GOR) Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Pontianak, Minggu (4/9).

Perintah dalam Alquran yang dimaksudkan Midji–sapaan Sutarmidji–tersebut, yakni Surat Albaqarah ayat 233, yang artinya “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang menyempurnakan penyusuan….”

-ads-

Nah…makanya kita terus kampanyekan pemberian ASI itu. Karena anak yang sehat itu anak yang diberi ASI selama dua tahun, lebih-lebih dalam masa enam bulan (ASI Ekseklusif), penting sekali,” tegas Midji.

Mengingat pentingnya ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, kata Midji, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus berupaya mengkampanyekan pemberikan ASI di hampir setiap kesempatan. “Bahkan setiap kali Khutbah Jumat, kita coba mensosialisasikan pentingnya memberikan ASI pada bayi,” katanya.

Khusus untuk ibu-ibu di Kota Pontianak yang cenderung sebagai pekerja di luar rumah, Midji berharap mereka memberikan ASI kepada bayinya secara langsung. “Saya tetap menyarankan ibu bisa memberikan ASI-nya secara langsung. Artinya tidak diperah dulu, kemudian memasukkannya ke wadah, tetapi langsung, sebisa mungkin langsung,” tegasnya.

Menurut Midji, pemberian ASI bukan semata bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan ibu. Seorang ibu pun tidak perlu khawatir jika air susunya menjadi semakin sedikit karena menyusui. Karena menurut medis, semakin sering ASI diisap anaknya, maka akan semakin banyak produksinya sesuai kebutuhan si anak.

“Ini karena perintah Allah Swt. Allah sudah mengaturnya, ketika dia usia satu bulan, dua bulan, tiga bulan sampai satu tahun, dua tahun, produksi ASI tetap disesuaikan dengan kebutuhannya,” jelas Midji.

Dia tidak melarang, ibu-ibu yang masih menggunakan cara tradisional untuk mempertahankan produksi ASI-nya. Misalnya dengan rutin mengkonsumsi jantung pisang atau daun katuk.

“Itu bagus, walaupun mungkin tidak signifikan, tetapi ini menunjukkkan bahwa seorang ibu ingin ASI yang terbaik dan mencukupi untuk anaknya, dan kesadaran seperti ini harus kita kampanyekan seperti hari ini (kemarin, red),” papar Midji.

Seperti diketahui, Kampanye ASI ini merupakan bagian dari kerjasama antara Pemkot Pontianak, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Asosiasi Ibu Menyusui Indoneasia (AIMI), Wahana Visi Indonesia (WVI), Bank Ekomomi dan HSBC.

Project Manager WVI, Yoselina, menjelaskan, Kampanye ASI ini untuk meningkatkan kesadaran komponen masyarakat mengenai pentingnya pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun.

“Sama halnya kementerian, kami juga mengangkat tema Ibu Menyusui Sampai Dua Tahun Lebih Hemat, Anak Sehat Dan Cerdas Dalam Rangka Mewujudkan Keluarga Sejahtera,” kata Yoselina.

Sementara itu Head of Business Banking Bank Ekonomi, Edwin Rudianto mengatakan, Kampanye ASI memang merupakan salah satu program unggulan dari tiga pilar yang digulirkan pada tahun ini.“Kami memiliki tiga pilar bagi program CSR, yakni kesehatan, kesejahteraan sosial dan pendidikan,” katanya.

Dipilihnya Kampanye ASI, jelas Edwin, lantaran perusahaannya ingin turut mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI. Salah satu satu manfaatnya, menekan risiko kanker payudara dan indung telur hingga 28 persen. “Namun, sayangnya hal ini belum dikomunikasikan menyeluruh kepada masyarakat,” tutupnya.

Laporan: Fikri Akbar

Editor: Mordiadi

Exit mobile version