eQuator.co.id – Jakarta–RK. Senjata api jenis Glock-17 yang digunakan tersangka kasus penembakan peluru nyasar di gedung dewan, ternyata tidak serta merta dipakai dalam mode otomatis. Pistol itu sempat digunakan kedua tersangka untuk latihan. Di tengah latihan, ternyata pendamping lapangan mereka yang memberi tawaran agar pistol itu diset dalam mode otomatis.
Hal tersebut ditemukan dalam proses rekonstruksi penembakan peluru di gedung Nusantara I DPR, yang melibatkan langsung dua tersangka, Imam Aziz Wijayanto (IAW) dan Reiki Meidi Yuwana (RMY) di lapangan tembak Senayan, Jakarta, kemarin (19/10). Dalam salah satu adegan, tersangka IAW tampak berbincang dengan Hadi Sugiardjo, yang diketahui adalah petugas lapangan tembak yang menjadi pendamping latihan saat kejadian.
Dalam rekonstruksi itu, Hadi menjelaskan sebuah perangkat bernama Switch Auto. Alat tersebut bisa merubah Glock 17 yang awalnya senjata semi otomatis menjadi sepenuhnya otomatis. Dalam arti, Glock 17 yang dipakai IAW dan RMY bisa memuntahkan peluru lebih banyak dalam waktu cepat. ”Ini adalah adegan saat petugas menawarkan switch auto,” ujar seorang polisi yang memandu rekonstruksi itu.
Dalam rekonstruksi itu, terlihat bahwa IAW dan RMY menggunakan lapangan nomor 6 dan 7 sebagai tempat latihan mereka. Lapangan nomor 6 tempat mereka menembak statis, sementara nomor 7 adalah lokasi untuk menembak reaksi. Lapangan nomor 7 ini yang lokasinya tepat berhadapan langsung dengan gedung Nusantara I DPR.
Di lapangan nomor 7, Hadi menawari mereka alat bernama switch auto, untuk dipasangkan di Glock. Setelah itu, IAW sempat menuju ke lapangan 6, untuk mengambil peluru, dan kembali ke lapangan 7. IAW pun ingin mencoba menggunakan Glock yang sudah dimodifikasi itu.
Tak disangka, karena belum pernah mencoba pistol otomatis, IAW mengaku kaget. Bersamaan itu pula ada sejumlah peluru tertembak keluar, saat dirinya dalam kondisi tidak siap. IAW dan RMY juga tidak sadar jika peluru yang tertembak itu ternyata bersarang di sejumlah ruangan anggota dewan. Mereka mengaku langsung pulang usai menjalani latihan.
Ketua Pengprov Perbakin DKI Jakarta Irjen Pol Setyo Wasisto menyebut, penggunaan senjata otomatis di lokasi latihan lapangan tembak dilarang. Setyo menyebut apa yang dilakukan oleh Hadi tersebut melanggar aturan yang sudah ditetapkan di lapangan tembak.
”Dari organisasi kami, Perbakin, itu pelanggaran karena aturannya nggak boleh senjata otomatis ada digunakan untuk olahraga,” kata Kadiv Humas Mabes Polri itu di lokasi.
Menurut Setyo, posisi Hadi sampai saat ini masih berstatus saksi, bersama pemilik senjata berinisial AG. Setyo membuka kemungkinan adanya pemeriksaan kembali apabila ditemukan fakta baru dalam proses rekonstruksi. ”Nanti saya minta penyidik untuk melakukan pendalaman,” ujarnya.
Proses rekonstruksi penembakan nyasar itu berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.00 WIB. IAW dan RMY memperagakan 25 adegan sejak mereka datang secara terpisah di lapangan tembak, hingga saat keduanya pulang.
Saat kejadian pada Senin (15/10), IAW datang lebih awal pada pukul 12.00, disusul RMY setengah jam kemudian. IAW yang kemudian mendatangi gudang lapangan perbakin untuk meminjam senjata untuk latihan. Dua senjata yang dipinjam adalah tipe Glock 17 dan Akai Custom. Seperti diketahui, mereka menggunakan lapangan 6 dan 7 untuk berlatih.
Ketua DPR Bambang Soesatyo yang melihat langsung proses rekonstruksi menilai, kecil kemungkinan jika saat kejadian ada kesengajaan untuk menembak. Bamsoet justru melihat ada unsur keterkejutan dari pelaku karena menggunakan senjata otomatis untuk pertama kalinya.
”Dari semi otomatis ke otomatis itu hentakannya berbeda,” kata salah satu Ketua di PB Perbakin itu.
Bamsoet menduga peluru itu melesat menembus pembatas lapangan tembak, yang hanya terbuat dari seng. Karena itulah, diperlukan penataan kembali di lapangan tembak Senayan, agar kegiatan latihan justru tidak mengancam keamanan masyarakat. ”Karena di dekatnya ada DPR yang merupakan objek vital, kami juga minta agar ada audit sistem keamanan,” ujarnya.
Bamsoet juga memastikan rencana DPR melalui Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) untuk memanggil berbagai pihak, mulai dari Sekretariat Negara, Perbakin, Kemenpora, hingga pengelola Gelora Bung Karno pekan depan. Perlu dibahas opsi-opsi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
”Apa (lapangan tembak) perlu pindah atau DPR dilakukan pengamanan ketat. Apakah pasang kaca film atau yang lain, terserah,” kata Bamsoet.
Sementara terkait rencana relokasi lapangan tembak, sebenarnya jauh sebelum kejadian peluru nyasar sudah ada pembicaraan mengenai hal tersebut. Ketua Umum Perbakin DKI Jakarta Irjen Setyo Wasisto menuturkan bahwa awal 2018 sebenarnya pengurus Perbakin DKI Jakarta sudah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
”Saat itu kami meminta difasilitasi karena Perbakin DKI Jakarta tidak memiliki lapangan tembak,” tuturnya.
Saat itu Gubernur DKI Jakarta memberikan sejumlah pilihan. Namun, karena sejumlah hal tidak memungkinkan. Misalnya, ada tanah yang luasnya hanya 3 ribu meter. ”Itu tidak cukup, idealnya lapangan tembak setidaknya 3 hektar,” jelasnya.
Dia mengusulkan, relokasi lapangan tembak itu sebaiknya tidak sepenuhnya. Untuk lapangan tembak tepat sasaran sebenarnya tidak erlu untuk dipindah. ”Yang perlu dipindah itu lapangan tembak reaksi,” ungkapnya.
Aada baiknya bila lapangan tembak itu berada di daerah pinggiran kota. Lalu, daerah yang penduduknya tidak terlalu padat. ”Mungkin di Jakarta Timur ada daerah yang cocok,” papar Kadivhumas Polri tersebut. (Jawa Pos/JPG)