eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Susahnya menemukan bidan di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Dusun Bun Bun, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya. Begitulah yang dirasakan warga Desa Tanjung Harapan, Yohannes.
“Bidannya jarang di tempat. Berkali-kali kita ke Poskesdes juga tidak ada. Jadi kita susah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,” keluh Yohannes kepada Rakyat Kalbar, Rabu (29/6).
Yohannes mengungkapkan, keluhan serupa juga dirasakan warga lainnya yang biasa pergi berobat ke Poskesdes di Dusun Bun Bun. Dia tidak mengetahui pasti, mengapa bidan desa jarang di tempat.
Dia sangat berharap, permasalahan tersebut segera disampaikan ke instansi terkait. Sehingga ada solusi agar masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan di Poskesdes di Dusun Bun Bun tersebut.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kubu Raya, Mustafa saat dikonfirmasi menyampaikan terima kasihnya kepada Koran ini yang telah menyampaikan aspirasi warga yang merasa tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya itu.
“Kita akan panggil bidan desa yang bertugas di Poskesdes Bun Bun. Nanti kita konfirmasi ke bidan desa yang bersangkutan serta Puskesmas Batu Ampar, apakah memang benar bidan itu sering tidak masuk atau tidak. Jika memang sering tidak masuk, maka kami akan memberikan teguran,” tegas Mustafa.
Dia menjelaskan, bidan desa yang bertugas di Poskesdes Bun Bun itu merupakan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang memang gajinya dibayar Pemerintah Desa. Meski demikian, yang namanya petuags kesehatan, sudah seyogianya menjalan tugas yang diperintahkan kepadanya.
Mustafa mengungkapkan, di Kubu Raya terdapat 20 Puskesmas, 71 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 135 Poskesdes. Lantaran lokasinya berjauhan, pengawasan belum bisa dilakukan secara menyeluruh.
“Sebenarnya petugas kesehatan yang bertugas di pusat pelayanan kesehatan harus siaga di tempat selama 24 jam. Namun, mungkin ada keperluan lainnya seperti urusan keluarga atau dipanggil rapat ke dinas. Makanya mereka akan segera kami panggil, untuk dimintai keterangan,” pungkas Mustafa.
Laporan: Syamsul Arifin
Editor: Mordiadi