Parah, Isi Ulang Tabung Gas Melon Rp50 Ribu

Bupati: Dinas Terkait Harus Pantau Distribusi di Lapangan!

Antre Elpiji. Masyarakat Kecamatan Sungai Raya mengantre untuk mendapatkan tabung gas elpiji 3 Kg di SPBU disamping Kodam XII/Tanjungpura, baru-baru ini. Syamsul Arifin/RK.

eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Setakat ini persoalan kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram atau yang dikenal dengan tabung gas melon kerap mewarnai sejumlah daerah di kabupaten/kota di seantero Provinsi Kalbar.

Seperti yang dialami masyarakat Kecamatan Batu Ampar yang menjerit ihwal meroketnya harga tabung gas melon. Bahkan harga isi ulang tabung gas melon di Desa Sungai Krawang mencapai Rp40-50 ribu, sehingga sangat memberatkan masyarakat.

“Harga itu disesuaikan dengan ongkos dari Sungai Krawang ke Batu Ampar. Ongkosnya sekitar Rp600 ribu, itu pun kapal kecil. Melihat ongkosnya mencapai Rp600 ribu, sehingga pengecer terpaksa menjual Rp40 sampai Rp50 ribu. Itupun langka,” ungkap tokoh pemuda Sungai Krawang, Purwanto, Minggu (16/12).

Menurut Purwanto, di daerah Desa Sungai Krawang sekitar 85 persen masyarakat bergantung terhadap keberadaan tabung gas melon, sehingga masyarakat sangat membutuhkan.

“Sampai saat ini tidak ada yang namanya elpiji satu harga. Makanya kami berharap dengan pemerintah agar memperjuangkan kebutuhan masyarakat terutama isi ulang gas elpiji,” harapnya.

Sementara itu, disinggung terkait peran agen terhadap persoalan kelangkaan tabung gas melon, Purwanto menambahkan, agen yang ada di Sungai Krawang tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga masyarakat terpaksa mempunyai inisiatif sendiri untuk mengambil ke daerah Batu Ampar dengan ongkos yang besar.

“Saat ngambil gas di Batu Ampar ngantrenya lama dan paling pengecer hanya mendapatkan 100 butir. Sedangkan kebutuhan di daerah kami, Desa Sungai Krawang sekitar 500 kelapa keluarga. Meskipun ada egen, tetapi tak bisa diandalkan akibat kelangkaan elpiji tersebut,” tegasnya.

Sebelumnya agen yang berada di Sungai Krawang sempat beroperasi dengan kouta tabung gas melon sekitar 200 unit. “Tentu dengan kouta tersebut sangat terbatas. Agen di desa kami bisa dikatakan mati suri. Karena tak bisa memperjuangkan kebutuhan masyarakat terutama elpiji,” ucap Purwanto yang kesehariannya sebagai nelayan.

Sementara itu, Bupati Kubu Raya, H Rusman Ali berharap dinas terkait agar memantau langsung terkait penyaluran tabung gas elpiji 3 Kg di lapangan. “Jangan sampai masyarakat resah akibat kelangkaan elpiji tersebut,” tegas H Rusman Ali.

Dalam kesempatan itu, H Rusman Ali mengingatkan supaya agen elpiji tidak menimbun tabung gas melon. Terutama mengambil keuntungan terlalu besar, sehingga merugikan banyak pihak.

“Masyarakat harus melaporkan jika melihat ada penimbunan elpiji. Langkah itu penting supaya bisa diproses lebih lanjut,” ucap Bupati Kubu Raya, H Rusman Ali.

Reporter: Syamsul Arifin

Redaktur: Andry Soe