eQuator – Nanga Pinoh-RK. Apes nian nasib para guru yang akan mengajar di Desa Teluk Batu, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. Musim kemarau mereka menembus kepulan debu, musim hujan berjibaku dalam kubangan lumpur.
“Jalannya masih tanah merah. Setidaknya terdapat delapan titik yang kerusakannya sangat parah,” ungkap Ratih Ningsih, salah seorang Guru SD Negeri 24 Desa Teluk Batu saat ditemui Rakyat Kalbar di jalan berlumpur tersebut, Rabu (27/1).
Untuk pergi mengajar, sehari-hari Ratih mesti melewati jalan dari Desa Tanjung Sari (KKLK) BM 0 menuju Desa Teluk Batu. “Kalau musim kemarau sedikit lebih enak, paling setengah jam sudah sampai. Tetapi kalau sudah musim hujan seperti sekarang, kubangannya semakin dalam,” katanya.
Jalan menuju desa tersebut banyak tanjakannya. Ketika musim hujan, kondisinya sangat licin, lengah sedikit bisa meluncur atau berguling-guling ke bawah. Parahnya lagi, di sepanjang jalan banyak lubang mengaga. “Motor harus kami dorong, dan memakan waktu berjam-jam untuk sampai ke Desa Teluk Batu,” ucap Ratih.
Sebenarnya, tambah Ratih, selain jalan yang seperti kubangan lumpur itu, masih terdapat jalan Sirtu untuk menuju Desa Teluk Batu. Tetapi kondisi jalan tersebut, tidak lebih baik, juga sulit dilalui.
“Lewat jalan Sirtu depan rumah Pak Panji itu bisa juga. Tetapi ada jalan yang rusak parah hingga tidak bisa dilalui. Sehingga kami memilih untuk lewat jalan KKLK yang rusak parah ini, karena masih bisa dilalui,” papar Ratih..
Kendati harus melintasi jalan yang rusak parah, Ratih dan beberapa oemar bakri lainnya tetap memaksakan diri untuk sampai ke sekolah, tempatnya mengajar. Lantaran sudah banyak murid yang menanti didikan dari guru-gurunya. “Walaupun hujan, kami tetap harus datang,” katanya.
Ratih berharap, Bupati dan Wakil Bupati Melawi yang baru terpilih dapat memerhatikan akses ke desa-desa, terutama ke Desa Teluk Batu. Apalagi hal itu sejalan dengan visi dan misinya “Membangun dimulai dari desa”.
Laporan: Sukartaji
Editor: Mordiadi