eQuator.co.id. – PONTIANAK. Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, dr. Karolin Margret Natasha mengatakan dirinya bersama calon wakil Gubernur Kalbar. Suryatman Gidot siap mengedepankan program pertanian untuk menekan tingginya angka pengangguran di Kalbar.
“Ini juga akan menjadi salah satu program unggulan kami ke depan, jika dipercayakan masyarakat Kalbar untuk menjadi pemimpin di provinsi ini. Perluasan lahan pertanian merupakan salah satu cara yang efektif dalam menekan angka pengangguran dan menghidupkan kembali perekonomian masyarakat,” ucap Karolin di Pontianak, Selasa, (8/5).
Ia mencontohkan, seperti yang terjadi pada beberapa masyarakat kabupaten di Kalbar yang semula banyak masyarakat menggantungkan hidup dari sektor perkayuan dan pertambangan, namun saat ini, sektor tersebut sudah mulai ditinggalkan masyarakat, karena terkait perizinan yang cukup sulit.
Seperti pada Kabupaten Kubu Raya, dimana sudah banyak masyarakat yang tidak bekerja lagi dan mencari kehidupan baru yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi masyarakat disana menjadi sulit.
Demikian dengan pertambangan, banyak masyarakat yang sduah dilarang melakukan PETI di beberapa daerah seperti di Kabuapten Landak, Sintang, Melawi dan daerah lainnya.
Untuk mengatasi hal itu, lanjutnya, tidak ada cara lain, selain mengembangkan kembali sektor pertanian yang sudah menjadi urat nadi perekonomian masyarakat sejak dulu.
“Masyarakat Dayak itu sejak dulu sudah menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Makanya, ini harus kembali kita hidupkan dan dimaksimalkan, agar masyarakat bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik,” tuturnya.
Untuk menggarap lahan pertanian itu, pihaknya akan memaksimalkannya dengan mekanisasi pertanian dan bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti Bank Indonesia dan Dinas Pertanian Kalbar untuk mengembangkan metode tanam Hazton di Kalbar. Menurutnya, metode tersebut sudah terbukti dapat menggandakan hasil pertanian, dan bisa meningkatkan potensi pertanian masyarakat.
Agar lebih maksimal, program pertanian itu akan dikombinasikan dengan Mina Tani, sehingga selain mengembangkan potensi pertanian, masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat dari sektor perikanan.
“Paling tidak masyarakat bisa mendapatkan nilai gizi tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dulu. Kalau keluarga sudah sejahtera, tentu masyarakat juga otomatis akan lebih sejahtera dan daerah juga gidak pusing lagi memikirkan masalah ketahanan pangan,” katanya.
Dia juga menambahkan, pihaknya akan mengembangkan potensi lain dari perkebunan, tidak hanya pada sektor karet atau sawit yang sudah banyak ditanam di sejumlah daerah, tetapi juga sektor lainnya seperti tanaman Lada, jagung dan holtikultura lainnya.
“Dengan demikian, ketika harga karet dan sawit anjlok, kita masih memiliki komoditas unggulan lainnya yang tentu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Karolin.