eQuator.co.id – SEBUAH video viral memperlihatkan pria memprovokasi massa di dalam sebuah masjid. Dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Media Express itu, pria tersebut disebut merupakan seorang anggota BAIS.
Di video (http://archive.fo/n5p5f) yang diberi judul “Terciduk! Diduga Oknum BAIS TNI PROVOKASI Massa di Aksi 22 Mei dan Menyudutkan POLRI” itu, juga terdapat narasi deskripsi yang menyebutkan bahwa satu oknum anggota TNI yang diduga berperan memprovokasi massa di Aksi 22 Mei terungkap.
Hal tersebut terungkap terkait beredarnya video provokatif yang diduga dilaksanakan di Masjid Al Islah Petamburan, Jakarta Barat.
Adapun biodata salah satu provokator adalah anggota Intelijen TNI AD bernama Serma Inf Aris oknum Intel AD diketahui Dikjur Intel di Pusdik BAIS TNI Cilendek, Bogor, Jawa Barat sewaktu berpangkat Sertu.
Data yang berhasil dihimpun, riwayat kepangkatannya adalah Tamtam 1996 dengan mendapatkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) pada tahun 1988 dan Secaba Reg AD angkatan 2005 dari kesatuan Yonif 315/Garuda, Bogor, Jawa Barat.
Informasi yang beredar, diketahui Serma Aris juga aktif di grup Bakor Intelijen, yang bersangkutan merupakan salah satu penetran TNI AD yang sempat mengikuti pembentukan dan dilatih di Gunung Pancar Bogor di bawah pimpinan pelatihan Mayor Iwan alias kurniawan yang katanya mantan ajudan Prabowo.
Selanjutnya, informasi yang berhasil dihimpun diketahui Serma Aris juga merupakan salah satu pengendali operasi cipkon di beberapa daerah termasuk wilayah Jateng, Jabar dan Jatim.
Dalam video yang beredar, kegiatan pertemuan di masjid Al Islah Petamburan tersebut, tampak Serma Aris menyampaikan pendapat provokatif yang condong menyudutkan Polri dan memprovokasi untuk melakukan gerakan perlawanan terhadap Polri.
Video yang sudah dihapus dari kanal tersebut sempat ditonton 27.891 kali saat tangkapan layar diambil.
Hasil penelusuran yang dilakukan Adi Syafitrah, salah satu relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) diketahui sudah ada pernyataan tegas dari TNI bahwa informasi yang menyebutkan pria itu oknum TNI adalah hoaks.
Dari beberapa pemberitaan di media mainstream, kata Adi, bahwa Kapuspen TNI, Mayjen Sisriadi sudah memberi klarifikasi terkait video viral itu. Video tersebut, disebut diambil seseorang di Masjid Al-Ishlah, Petamburan, pada 22 Mei 2019 pukul 11.45 WIB saat kerusuhan terjadi.
Sisriadi, dalam keterangannya, mengatakan personel yang berpakaian loreng adalah anggota Yonif 315 yang BKO Kodam Jaya dan ditugaskan di Petamburan. Personel itu sedang melakukan pendekatan kepada tokoh agama untuk menenangkan massa yang emosional, tiba-tiba masuk seseorang ke dalam mesjid dan menyampaikan ujaran provokatif.
Berdasarkan informasi masyarakat sekitar Masjid Al-Ishlah, orang yang melakukan provokasi tersebut tidak dikenal dan bukan warga Petamburan.
“Informasi yang disebar bersama video itu adalah hoaks. Data tentang Serma Aris dalam video viral tersebut adalah data palsu yang dibuat orang yang tidak tahu tentang TNI AD,” kata Sisriadi dalam keterangan tertulis, Jumat (24/5).
Sisriadi lalu menjabarkan hal-hal yang membuktikan tuduhan oknum itu anggota TNI adalah informasi palsu. Datanya dapat dilihat pada grafis.
Terkait informasi ini, Adi mengatakan, bahwa masuk kategori misleading content atau konten yang menyesatkan. “Hal itu dikarenakan terjadi framing untuk mendiskreditkan TNI dan untuk melemahkan soliditas TNI-Polri,” ujarnya.
Padahal, sambung Adi, diketahui bersama bahwa TNI tetap berkomitmen untuk mem-back up Polri dalam pelaksanaan pengamanan Pemilu 2019. (oxa)