eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) Nasional XXV di Kota Pontianak, Kalbar telah melombakan beberapa cabang. Salah satunya, hizfil quran lima juz. Kafilah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) optimis meraih kemenangan seperti STQ sebelumnya.
Minggu (30/6), cabang perlombaan hifzil lima juz dan tilawah kategori anak-anak digelar di Tugu Khatulistiwa. Di cabang perlombaan tilawah untuk anak-anak, Provinsi NTT hanya mengirim satu peserta. Sementara di cabang hifzil, NTT mengirim dua hafiznya.
Untuk cabang hifzil quran, NTT sangat percaya diri meraih juara. Optimisme itu bukan tanpa alasan. Sebab, pengalaman STQ Nasional yang lalu, NTT memang menjuarai hifzil quran kategori anak-anak. “Kalau kita melihat peserta dari provinsi lain yang sudah tampil, kami punya harapan, bisa meraih juara di hifzil lima juz untuk hafiznya,” kata Engku Pati Raja, Wakil Kafilah NTT, Minggu (30/6).
Diluar itu, mewakili Kafilah NTT, Engku merasa takjub dengan persiapan tuan rumah. Yang sudah membuat STQ Nasional XXV sangat istimewa.
Has yang berkesan baginya, prosesi perlombaan hifzil dan tilawah, bisa dilantunkan tepat di titik nol derajat garis Khatulistiwa. Dia mengakui, mimbar tilawah berbentuk bola dunia (globe) sangat unik. “Pelaksanaan STQ di Kota Pontianak ini sangat indah,” pujinya.
Ia mengaku, keunikan STQ, dengan satu mimbar tilawah berbentuk tanjak berdiri diatas sungai terpanjang di Indonesia, baru kali ini terjadi.
Begitu pula, mimbar tilawah berbentuk bola dunia yang tepat berada di titik nol derajat garis Khatulistiwa juga tidak pernah ada di STQ sebelumnya. “Konsep pelaksanaan STQ memang perlu dibuat semenarik mungkin. Seperti yang dilakukan Provinsi Kalbar ini. Pelaksanaan STQ memang harus dikaitkan antara wisata religi dan program pemerintah,” imbuhnya.
Dia menilai, setiap daerah pasti punya keunikan masing-masing. Hanya saja, untuk menonjolkan keunikan itu perlu pemikiran yang hebat. “Pelaksanaan STQ Nasional XXV di Provinsi Kalbar ini, tentu bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain,” ucapnya. “Di daerah kami hanya ada sungai kecil. Sekali kami datang di Pontianak, ternyata sungai bisa dilayari kapal. Ini merupakan pengalaman baru bagi kami,” timpalnya.
Di momen STQ Nasional XXV tersebut, Engku berharap, kafilah Provinsi NTT bisa membersembahkan penampilan yang maksimal. “Mudah-mudahan kami bisa meraih beberapa juara pada kesempatan STQ Nasional XXV kali ini,” pungkasnya.
5 Ribu Penghafal Alquran
Pemerintah Provinsi Kalbar tengah menyiapkan program bagi para calon penghafal Alquran. Di bawah kepemimpinan Sutarmidji dan Ria Norsan selama lima tahun ke depan, Pemprov Kalbar memang menargetkan terciptanya 5 ribu penghafal Alquran yang tersebar di seluruh wilayah Kalbar.
Rencana realisasi program tersebut diutarakan langsung oleh Gubernur Kalbar, Sutarmidji pada momen Pembukaan STQ XXV Nasional Tahun 2019. Dia berujar, para penghafal Alquran nantinya akan ditempatkan di masjid-masjid, demi terciptanya peningkatan kualitas ibadah bagi para jemaah. “Selama lima tahun ini kita ingin mencetak paling tidak 5.000 hafiz. Insya Allah itu akan tercapai, bahkan mungkin lebih. Hafiz-hafiz ini nantinya akan kita tempatkan di masjid-masjid, supaya kegiatan ibadah di sana betul-betul bisa semakin dihayati, karena bacaan-bacaan yang dilantunkan para imam dan lain sebagainya serta menyejukkan hati,” ucap Sutarmidji.
Sutarmidji turut membeberkan alasannya menempatkan mimbar tilawah di Tugu Khatulistiwa pada STQ kali ini. Selain sebagai bentuk promosi wisata, penempatan mimbar tilawah di titik nol derajat lintang utara dan selatan bertujuan untuk mengungkap rahasia Allah, karena menurutnya masih banyak hal ihwal yang belum terungkap di tempat tersebut. “Yang paling istimewa dan mungkin tidak ada di tempat lain yaitu selama satu minggu kita melantunkan ayat suci Alquran di titik nol derajat lintang utara selatan di Tugu Khatulistiwa. Semoga dengan dilantunkannya ayat suci Alquran di titik nol derajat lintang utara selatan, kita bisa mengungkap rahasia Allah yang ada di sana. Karena secara ilmiah, secara astronomi banyak sekali hal-hal yang belum kita gali semaksimal mungkin di titk nol derajat lintang utara selatan,” bebernya.
Laporan: Abdul Halikurrahman, Rizka Nanda
Editor: Yuni Kurniyanto