Nihil Tangkapan, Keawalan atau Bocor?

RAZIA. BNN Kota Pontianak merazia sejumlah pengunjung dan LC di karaoke Rain, Senin (31/12) malam. Abdul Halikurrahman-RK
RAZIA. BNN Kota Pontianak merazia sejumlah pengunjung dan LC di karaoke Rain, Senin (31/12) malam. Abdul Halikurrahman-RK

eQuator.co.id – Pontianak-Rk. Razia yang digelar Badan Narkoba Nasional (BNN) Kota Pontianak di tempat hiburan malam (THM) jelang malam pergantian tahun baru nihil tangkapan, Senin (31/12) malam. Sebab, razia yang dilakukan lebih awal, yakni pukul 20.00 Wib.

Di perayaan pergantian tahun baru, biasanya razia saat tengah malam. Diwaktu semua pengunjung sedang asyik berpesta. Terbukti, razia tersebut tak cukup efektif menjaring pemakai narkoba.

THM yang pertama kali disambangi BNN Kota Pontianak di Kapuas Dharma (KD). Ketika petugas datang, pengunjung belum begitu ramai. Ruang-ruang karaoke masih sepi.

Kendati demikian, anggota BNN tetap melakukan pemeriksaan. Sebagian besar yang terjaring adalah wanita. Diduga pemandu karaoke atau Lady Escort (LC). Tes urine tetap dilakukan. Berdasarkan pantauan tidak ada yang diamankan petugas.

Lantaran yang terjaring tak begitu banyak, razia di KD otomatis tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 21.40 Wib, petugas BNN Kota Pontianak bergerak ke kawasan Komplek Perdana Square, Jalan Perdana, Pontianak Selatan. Giliran karaoke Rain yang dirazia.

Sama seperti KD, pengunjung belum begitu ramai. Hanya di lantai tiga, ada dua ruang karaoke yang digerebek petugas BNN. Rata-rata yang terjaring sama dengan di KD, didominasi wanita. Pengujung laki-laki hanya segelintir. Mereka terjaring langsung didata. Setelah itu, satu persatu di tes urine.

Manager Operasional Rain, Iwan, tak mempermasalahkan razia yang dilakukan BNN Kota Pontianak. Bahkan ia menjamin, pihaknya sangat terbuka dengan kegiatan tersebut. “Saya rasa tidak ada masalah. Aman saja untuk kegiatan ini. Kita mendukung,”ujarnya kepada awak media.

Berdasarkan hasil tes utine, semua pengunjung dan LC di Rain tidak ditemukan menggunakan obat-obat terlarang. Selain itu, LC yang disediakan manajeman Rain, dipastikan murni bekerja hanya untuk memandu pengunjung memilih lagu. Tak lebih dari itu.

“Karena banyak juga pengunjung yang tidak mengerti menggunakan remote untuk memilih lagu. Jadi untuk memudahkan saja,” pungkas Iwan.

Usai di Rain, petugas BNN Kota Pontianak memutuskan mengakhiri kegiatan razia di THM lainnya. Meski sebenarnya puncak pesta pergantian malam tahun, baru akan dimulai. Petugas langsung kembali ke markas BNN Kota Pontianak di Tanjung Hilir, Pontianak Timur.

Kepala BNN Kota Pontianak, AKBP Agus Sudiman mengatakan, semula pihaknya merencanakan merazia semua THM yang ada di Bumi Khatulistiwa di momen malam pergantian tahun tersebut. Apalagi, kegiatan razia di malam tahun baru sudah perintah dari Kepala BNN RI. Namun rencana ke semua THM urung dilaksanakan. Sebab, diduga informasi razia yang dilakukan pihaknya tersebut sudah menyebar luas. “Tingkat kerahasiannya sudah diketahui. Jadi tidak efektif lagi kalau sudah bocor,” tuturnya.

Razia dinilai terlalu awal. Apalagi targetnya momen pergantian tahun baru, yang identik dengan pesta. Dimana THM berpotensi jadi tempat pesta narkoba.

Terkait itu, Agus punya jawaban sendiri mengatapa memilih razia lebih awal digelar. Menurutnya, tujuan BNN Kota Pontianak ingin meniadakan peredaran narkoba di malam tahun baru. Sehingga pihaknya lebih ke fungsi pencegahan. “Jangan sampai tempat hiburan malam dijadikan tempat pesta narkoba,” ucapnya.

Razia yang dilakukan lebih awal, salah satu tujuannya untuk memberikan syok terapi. Jika ada yang punya niat merayakan pergantian malam tahun baru di THM dengan menggunakan obat terlarang, bisa mengurungkannya. Karena sudah dicegah lebih dahulu. “Mengenai waktu, sebenarnya tentatif. Tidak mesti (razia) itu dilakukan di jam-jam tertentu,” jelasnya.

Malahah kata dia, pola-pola razia di waktu tertentu tersebut sudah terbaca. Sehingga pihaknya menggunakan waktu di luar itu. “Kita coba lebih awal. Kemudian, kegiatan ini adalah lebih kepada syok terapi,” tuturnya.

Dijelaskannya, total sample tes urine yang diambil dari sejumlah pengujung dan LC di dua tempat karaoke tersebut, sebanyak 20 orang. “Hasilnya negatif,”pungkasnya.

 

Laporan: Abdul Halikurrahman

Editor: Arman Hairiadi