Niat Mulia Biarawan Katolik Membantu Penjual Bunga Peziarah

Ramadan Tiba, Segala Kebaikan Bisa Datang Darimana Saja

BANTU JUALAN Bruder Stephanus Paiman saat membantu menjual bunga untuk peziarah di Jalan Putri Dara Hitam, Kecamatan Pontianak Kota, di depan pemakaman umat Muslim, Minggu (5/5) pagi. FRKP for Rakyat Kalbar

Ramadan tiba, Ramadan tiba. Marhaban ya Ramadan, Marhaban ya Ramadan. Lirik lagu ini, sering kira dengar menjelang bulan suci Ramadan. Sejak dipopulerkan Opick, seorang pencipta lagu dan penyanyi lagu-lagu religi. Setiap kali mendengar lantunan lagu yang mulai tren sejak beberapa tahun belakang ini, kita sudah pasti membayangkan hal-hal indah. Makanan yang enak, hati yang damai maupun mendapat segala kebaikan.

Ocsya Ade CP, Pontianak

eQuator.co.id – Ternyata, kebaikan itu tak hanya diberikan oleh sesama umat Muslim. Seperti yang terlihat di Kota Pontianak, Minggu (5/5) pagi. Tepatnya di komplek pemakaman umat Muslim di Jalan Putri Dara Hitam, Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota.

Ada seorang bruder yang berbagi rezeki dan tenaga kepada para pedagang bunga dan air (untuk peziarah) serta juru parkir di kawasan pemakaman tersebut. Bruder Stephanus Paiman, OFM Cap, namanya. Bahkan, aksi berbagi ini memang sudah diniatkannya. Setelah mengikuti Misa pagi pertama, dia memacu vespa kesayangannya ke pemakaman Muslim Sungai Bangkong.

“Saya kesana, karena ada agenda khusus yang sudah diniatkan. Yakni berbaur dengan ibu-ibu penjual bunga dan air untuk keperluan ziarah ke makam keluarga,” cerita Bruder Stephanus kepada Rakyat Kalbar, Senin (6/5).

Pria yang juga sebagai Ketua Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP) ini mengatakan, sudah menjadi tradisi bagi warga Muslim di Pontianak berziarah dan berdoa untuk keluarga mereka yang telah mendahului. Kesempatan ini tentu tak dibiarkan begitu saja.

Warga setempat memanfaatkannya untuk mendapatkan setitik rezeki diawal bulan Ramadan. Warga menyediakan lahan untuk parkir dadakan, serta menjual kembang yang ditaburkan dan air untuk membersihkan kuburan. “Alhamdullilah Bang Steph, dari parkir dadakan serta membantu mengatur Ialu lintas agar lancar, dapat juga seratus dua ratus ribu rupiah. Setelah dipotong untuk makan-minum dan dibagi kawan. Begitu cerita Pak Anes yang membantu perparkiran dadakan tadi ke saya,” cerita Bruder Stephanus.

Melihat semangat warga di sana,  Bruder Stephanus juga memberikan bantuan perparkiran. Karena diketahui, di jalan itu pasti dipadati kendaraan peziarah ketika menjelang Ramadan. Ia juga membantu ibu-ibu berjualan bunga dan air untuk peziarah. “Lumayan bisa bantu menjualkan puluhan kantong bunga dan berbagi sedikit rezeki. Inilah indahnya ketika bisa ikut merasakan kebahagiaan para penjual bunga serta juru parkir dadakan,” ujar dia.

Untuk diketahui, bunga tersebut dijual seharga Rp2.500 per kantong. Air hujan Rp2.000 per botol besar. Yang kecil Rp1.000 per botol. “Tadi salah seorang ibu penjual bunga yang saya bantu, namanya Mak Era. Janda tua itu setiap tahunnya selalu berjualan bunga dan air di awal bulan puasa. Katanya, Alhamdullilah, dapatlah (hasil jual bunga, red) untuk beli beras,” kata Bruder Stephanus menirukan ucapan Mak Era.

Melihat antusias dan kepadatan ini, pria yang juga merupakan Dewan Penasehat FRKP West Borneo Vespa Lovers (komunitas vespa) mengharapkan kerja sama beberapa instansi terkait dalam mempermudah masyarakat yang berziarah ke pemakaman ini. “Dinas Perhubungan dan Polisi Lalu Lintas serta Dinas Kebersihan dapat bersinergi. Rumput kuburan yang ditebas itu, dapat dikumpulkan dan diangkut oleh Dinas Kebersihan. Dari pada dibakar yang dapat menimpulkan dampak negatif bagi kesehatan, serta bahaya kebakaran,” harapnya.

 

Editor: Yuni Kurniyanto